Saya kembali mempertanyakan definisi bahagia. Apakah materi menjadi pijakan dasar sebuah bahagia?Apakah ketika kita punya uang banyak atau semua keinginan kita terkabulkan atau kita berkelimpahan banyak harta kita lantas bahagia? Bergaji lebih dari biasanya tampaknya tidak cukup untuk memenuhi setiap “want “ dan “need” manusia.Kadang beranggapan dengan gaji dua kali lipat dari yang saat ini hidup menjadi berkecukupan.
Tapi nyatanya tidak. Makin banyak materi yang dimiliki makin bertmbah panjang jejeran kebutuhan-kebutuhan yang dulunya sekunder menjadi primer. Materi takkan pernah menjadi pemuas bahagia manusia.Lantas apakah bahagia itu? Kadang manusia selalu menganggap bahagia ada di luar dirinya. Selalu melihat kehidupan orang lain dan iri terhadap hal tersebut. Menghakimi tiap orang yang memiliki sesuatu berlebih akan lebih bahagia dari dirinya.
Bahagia bukanlah sebuah orientasi hasil manusia. Ia beriringan dengan proses menjalani hidup. Bahagia tidak pada saat kita tamat kuliah, kerja, punya keluarga dan anak.Tidak pada titik manusia telah pensiun dari kerja, ditemani istri di rumah dan rebut mendengar cucu berteriak dan memecahkan piring dan gelas.
Bahagia ada dalam diri. Ada saat ini. Bahagia itu adalah sesuatu yang sederhana. Saat kau mendengar lagu yang menyenangkan telingamu, ada bersit rasa damai, itulah bahagia. Saat lagu itu mengingatkanmu pada seseorang entah pada masa lalu atau tokoh fiktif yang diciptakan fantasimu, dan kamu tersenyum sendiri. Itulah bahagia.
Saat kamu mendapat balasan sms meski hanya dengan empat alphabet dengan tiga tanda Tanya namun membuat hatimu berdesir riang. Itu adalah bahagia.
Ketika kamu mendapati seseorang yang diam-diam kau sukai menyapamu dan menemanimu bercanda sepanjang hari. Itu adalah bahagia.
Ketika kamu mendapati pesan singkat atau telepon dari seseorang yang hanya mengatakan “ Sa sayang ki” dan kamu merasa semua makhluk bumi begitu beruntung saat itu, Saat itulah kamu bahagia.
Bahagia begitu sederhana. Tak perlu terdefinisikan dengan kata-kata. Karena bahagia sesederhana kamu membuat teh.Segampang kamu bernafas.
Bahagia itu bisa menemukan jati diri, menerima kelebihan dan kekurangan diri, dan mengubah kekurangan diri.
ReplyDeletesaya sepakat.happy to know u
ReplyDelete