Skip to main content

WriteHolic


Sepagian ini aku terbangun. Belum lewat jam sebelas malam menurut hitungan detik hpku yang selalu lebih dulu 25 menit dari perhitungan yang tepat. Entah tiba-tiba sja saya terbangun dari tidurku yang kumulai pukul 08.30 pm lalu. Kurang lebih dua jam lalu. Mungkin karena sms seorang kawan atau mungkin karena saya belum sholat Isya. Atau mungkin karena memang aku telah menyiapkan diri untuk memang terbangun.

Lucky me. Seperti ada sebuah rasa tercekat yang mebuatmu susah bernafas. Seperti sebuah rasa sakaw untuk menuliskan beberapa tulisan singkat. Inilah mungkin yang disebut addict. Atau holic. Writeholic. Musik lama mengalun di televise milik tanteku. Mengalunkan lagu pertama yang dinyanyikan pacarku ketika awal kami pacaran “just call my name and I’ll be there”.

Rasanya malam ini begitu melankolis buatku.Aku mengurut tema-tema besar di kepalaku. Membua list imajinatif.seperti balon- balon pikiran yang kadang aku temui di komik-komik Donald. Semoga malam ini bisa terselesaikan. Agar besok aku bisa menambahkannya lagi di laman blogku.

Mungkin aku bukanlah penulis. Penulis adalah gelaran paling sakral untukku yang masih belum menghasilkan apapun. Belum ada buku yang benar-benar lahir dari kontemplasi yang panjang. Itu masih menjadi grand dream yang ada di list teratas hal-hal yang harus aku lakukan sebelum mati.

Aku mungkin hanyalah seorang blogger. Blogger yang mungkin tidak menarik banyak orang untuk membacanya karena sifatnya begitu pribadi dan tak membuat orang lain terikat secara psikologis. Blog itu hanyalah dibaca oleh orang-orang yang mungkin singgah. Tersesat. Orang-orang yang memang mengenalku dan sekadar ingin tahu blogku jika aku buat tautan di facebook.

Tapi menulis bagiku saat ini bukan laku untuk membuat ratusan ribu orang berdecak kagum. Atau memberikan ruang bagi pada pengritik dan ahli untuk mencerca dan member masukan.

Bagiku menulis adalah proses membuat diri bahagia. Proses menyembuhkan diri dari rasa sakaw. Proses melepaskan belenggu yang membuatku sesak nafas. Bagiku menulis adalah proses kebebasan dan kemerdekaan. Penegasan akan dunia yang aku sukai. Mungkin tema ini selalu berulang di beberapa tulisan blogku yang lalu. Tapi aku takkan pernah bisa berhenti menuliskannya. Karena aku bahagia dengan aktivitas ini.

Comments

  1. selamat berbahagia, dwi

    you weren't born to be a writer, but to be an author (mengutip kalimat ka puput 01)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem