Skip to main content

Ara dan Hasta Karya Buatan(Mama)nya

Hasta karya (Mama) Ara
Setiap ke acara khusus anak-anak selalu saja ada kegiatan-kegiatan menarik dan interaktif. Booth khusus anak-anak selalu disediakandalam format interaktif. Mereka menyediakan bahan dan alat. Anak-anak tingal ikutan nimbrung terus jadi deh. Malah boleh di bawa pulang sebagai oleh-oleh. Karena keseringan ke acara seperti itu, maka Ara pun memiliki banyak hasta karya. Sebenarnya Ara nda minat-minat banget ikutan bikin, cuma mamanya aja yang pengen ikutan. Volunteernya pun dengan senang hati membantu tanpa protes kalo bukan Ara yang ikut-ikutan main, tapi mamanya*hahahaha*.

Saat ke acara Science Day di Clippinger Lab Ohio University, Ara membawa pulang mainan botol berisi minyak dan air. Karena minyak dan air tidak bisa menyatu jadinya mereka selalu berusaha berpisah (kasian banget sih dua cairan ini:) #salahfokus). Percobaan ini sering ditemukan pada mainan Kinetic oil/water yang dijual di gramedia seharga 40 ribu. Ternyata cara bikinnya gampang. Cukup air, minyak, dan pewarna. Yang bikin mahal mungkin tempatnya kalinya. Yang dikasi saat Science Day cuma botol biasa sih.

Ada juga percobaan dengan air jeruk. Semacam membuat pesan di kertas putih dan kemudian dipanaskan. Saat panas akan terbaca tulisan yang menggunakan tinta air jeruk. Asyik nih, buat main detektif-detektifan dengan Ara kalo dia sedikit agak besar. Lagi-lagi kertasnya bisa dibawa pulang.

Cowok cakep itu di Nuit Blanche

Saat ke acara Nuit Blanche di Howard Park, semua booth khusus anak-anak menyediakan berbagai aktivitas. Mulai dari mewarnai piring, gambar Cherry blossom, sampai bikin bunga. Saya tertariknya ke booth gambar sakura dan bikin bunga. Ara sih lebih tertarik liatin balon terbang. Berhubungan mamanya tidak punya bakat seni, jadinya gambar cherry blossomnya cukup hancur. Di booth bikin bunga yang menarik sebenarnya volunteernya. Cakep. Mumpung Ara bisa jadi kamuflase maka ikutan nimbrung dan ajak ngomong. Ara nda tertarik sama bulenya, lebih tertarik pada bunga hasta karya mamanya yang lagi-lagi nda jelas itu bunga atau apa.

Hanya satu yang benar-benar asli bikinan Ara. Saat ke perpus Athens dan membuat Button (kalo jaman kuliah dulu saya sebutnya Pin). Ia berhasil mewarnainya sendiri. Saya cuma bantu dia buka-buka spidol. Corat coret adalah keahliannya. No wonder yang satu ini dia sukses tanpa saya
ikutan mewarnai. Motif coretannya cantik.  Tiap liat Button itu, dia pasti mau pasang di bajunya :D.

Luke membantu anak-anak membuat Button/Pin

Ara coret-coret lingkaran yang akan dijadikan motif button

Comments

  1. eksperimen jeruk limau itu plg byk dipake di karya2nya Enid Blyton kak kayak Lima Sekawan, Pasukan Mau Tahu,Sapta Siaga *sebelum mengenal kisah cinta bacaanku dulu kisah-kisah detektif kak..hihihi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyyya...keren buat bikin surat misterius. hahahaha

      Delete
  2. Ara nda tertarik sama bulenya.... Hahahaha
    Ternyata masih suka ngecengin cowo aja nih.... Lucu ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe. ganteng soalnya. kalo nda dikecengin jadi mubazzir.LOL

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Review #1 Trilogi Jendela-Jendela, Pintu, dan Atap

Akhirnya saya menamatkan trilogi Jendela, Pintu, dan Atap karya Fira Basuki. Membaca buku ini terbilang cukup telat mengingat buku ini ditulis pada tahun 2001 dan sudah mengalami 10 kali cetak ulang.  Untuk pertama, saya ingin mereview buku Jendela-Jendela.Review berikutnya akan ditulis terpisah. Nah, sebelumnya saya bukanlah pembaca Fira Basuki. Sejauh ini saya hanya membaca buku Astral Astria dan Biru karyanya. Dua buku yang ditulis kemudian setelah menuliskan trilogi ini.  Jendela-jendela bercerita tentang seorang perempuan bernama June yang mengalami cukup banyak perubahan dalam hidupnya. Mulai dari kuliah di Amerika, menjadi editor majalah Cantik di Indonesia, kemudian menikah dan pindah ke Singapura. Menepati rumah susun sederhana dan menjadi ibu rumah tangga. Ceritanya mirip-mirip hidup saya pas bagian ibu rumah tangga. Hahaha.  Transisi hidup yang cukup glamor saat kuliah di Amerika dengan tanggungan orang tua serta limpahan hadiah mahal dari pacarnya ke kehidupan...

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...