Skip to main content

Kacamata-Kacamata Yang Kita Gunakan

Sumber di sini
Sore itu Kristina berdiri di depan kami. Beberapa vocabulary tertulis di layar proyektor. Kami sedang berdiskusi tentang jenis kota tempat tinggal kami. Rural town, College town, Indutrial town, Costal town. Tiap dari kami berusaha menjelaskan dengan bahasa Inggris terbata-bata tentang tempat tinggal kami. Buat saya, Makassar, kota yang boleh saya bilang rumah adalah semacam Mix Town. Kota pantai, juga kota pelajar. Makassar pun kota Industri.

Kristina memberikan pandangannya terhadap kota-kota di Amerika. Di Amerika sendiri, jenis sebuah kota cukup gampang untuk dikategorikan. Athens misalnya, kota kecil yang serupa desa ini adalah colllege town. Universitas Ohio adalah kawasan paling luas di Athens. Ketika para mahasiswa libur, maka Athens serupa kota mati. New Jersey adalah suburban town dimana banyak orang yang bertempat tinggal di sana namun bekerja di kota New York. Sedangkan untuk kota Industri sendiri sudah tidak dikembangkan di Amerika mengingat mereka sedang melakukan gerakanlingkungan dengan tidak lagi membangun kota industri.

                                                                            ***

Ia ibu dua anak. Berasal dari sebuah Kurdistan, Irak. Ia mengikuti suaminya yang melanjutkan kuliah doktor di Ohio University. Tahun ini adalah tahun kedua suaminya berkuliah. Butuh 5 tahun lagi untuk kembali ke Kurdistan. Perempuan berjilbab itu bernama Gullaxan. Ia menceritakan padaku tentang kotanya yang dikelilingi pegunungan dan kastil. Ia menyebutkan dirinya sebagai orang Kurdistan, bukan Irak. Ia sangat membedakan antara Irak dan Kurdistan. Setahu saya, Kurdistan adalah sebuah wilayah yang sedang berusaha merdeka. Lepas dari bayang-bayang negara di sekitarnya (Turki, Iran, dan  Irak). Kurdistan masuk daerah Irak. Mereka memiliki sejarah kelam tentang bagaimana pemerintah otoritas Saddam melakukan pembunuhan suku Kurdi. Gullaxan mengatakan berada di Amerika membuatnya sedikit bernapas dari penatnya perperangan yang terjadi di  Irak. Di Kurdistan saat ini sudah tak ada lagi peperangan semenjak Amerika menyerang Irak dan menumbangkan rezim Saddam.

***

Dengan jenuh saya melihat beranda fesbukku. Melihat random postingan yangbermunculan hingga mataku tertuju pada satu foto yang dishare tentang kekejaman orang-orang Palestina terhadap orang-orang Israel. Lengkap dengan tagline yang menyudutkan orang Palestina sebagai yang paling bertanggung jawab terhadap pertikaian antara Israel dan Palestina

***
Diskusi dengan Kristina membuatku berpikir,  jika di Amerika kota-kota industri tidak di bangun lagi demi alasan lingkungan, maka irony rasanya .ketika pemerintah Amerika membiayai pertambangan di Indonesia. Mengeksplorasi tanah-tanah kaya di negara lain dan di sisi lain menekan pembangunan kota industri di negaranya dengan alasan lingkungan. Rasanya tidak adil mendengar pernyataan itu. Amerika mengeksploitasi sumber daya alam negara-negara lain tanpa memperhatikan dampak lingkungannya. Sedangkan mereka memiliki lahan begitu luas dengan sumber daya alam yang masih perawan. Ckckckckckck

Ngobrol dengan Gullaxan membuat saya berasumsi, bahwa invasi Amerika ke Irak serupa Captain Amerika yang menyelamatkannya dari serbuan penjahat. Jauh sebelumnya saya selalu memikirkan bahwa Amerika hanya mencari-cari alasan untuk menyerang Irak dan menguasai kekayaan minyaknya.

Foto dan tagline yang saya lihat di fesbuk membuat hati kecil saya marah. Setahu saya, orang-orang palestina lah yang dianiaya dan perjuangan yang terjadi di sana adalah upaya mempertahan sebuah wilayah kecil bernama Palestina. Israellah yang melakukan serangan dan Palestina mempertahankan wilayahnya.

Tiga fragmen diatas jauh berbeda. Namun membuat saya berpikir tentang kacamata-kacamata yang masing-masing dari kita pakai untuk melihat sebuah kejadian. Saya hadir di tengah-tengah fragmen di atas sebagai orang yang memakai kacamata lain. Orang-orang pun hadir memaparkan pendapatnya dengan kacamata pandang yang lain.
sumber di sini

Menurut saya persfektif atau cara pandang adalah sebuah hal yang kita gunakan untuk menilai sesuatu. Persfektif tidak hadir begitu saja di otak kita dan menjadi kacamata tak terlihat yang melayang-layang di depan wajah. Tapi dia diproduksi oleh pengetahuan yang kita terima. Informasi-informasi dari berbagai media dan mungkin juga pada background keyakinan yang kita miliki. Jika saya beragama A, maka saya tidak akan mendengarkan atau menerima pembelaan dari agama B. Begitu pula sebaliknya.  Berbagai alasan pun kemudian diutarakan sebagai pembenaran untuk penolakan pandangan. Lantas yang benar siapa? Yang benar apa? Kemudian apakah kebenaran itu hitam putih atau abu-abu. Bolehkah kebenaran berwarna pink dengan motif bunga-bunga.  Kemudian nilai apa yang dibawa oleh kebenaran? Apakah semua bebas nilai atau malah memiliki motif?

Aaaarrrgghhhh...pusing juga jadi...anyway u can skip this post :D (*)


Comments

  1. Ahhh untuk itu saat kita akan menilai seseorang atau tindakan yang ia lakukan kita harus melihat alasan dan posisi dimana ia berada, atau menggunakan kacamata yang ia gunakan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya saya sepakat. semua org memiliki alasannya sendiri dalam melihat sesuatu dan itu sangat subjektif

      Delete
  2. Sulit menentukan mana yang benar mana yang salah, semua tergantung asumsi masing-masing sepertinya. Good post mbak... saya suka.. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup. semua orang memiliki pembenarannya sendiri. Seperti Anakin skywalker yang memilih menjadi Darth Vader :).

      Delete
  3. gambar gajah itu saya teringat dengan materi kepemimpinan yang dilustrasikan oleh Jansen H. Sinamu katanya seorang pemimpin tidak boleh melihat dari satu sisi saja. kalau orang melihat kaki gajah 5 berarti miopia (rabun jauh).... begitu yah? hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena komenmu aku intip kembali tuh kaki gajah. eh ternyata nda ketebak brp kakinya. aku miopia kykx :D

      Delete
  4. wkwkwkwkwk.... suruh tebak adi sulhardi saja, pasti dia tau...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha.nnti saya tanya kak adi

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar