Skip to main content

Dari Dapur Aku Merindukan Rumah

Pallu Mara buatan saya (Foto : Dok. Pribadi)

Setiap berada di dapur aku selalu merindukan rumah. Setiap harus masak sesuatu yang tiba-tiba merindukan rumah. Bukan karena kalo di rumah ada yang memasakkan (meski sebenarnya hal itu adalah salah satu yang membuatku rindu), tapi karena di rumah begitu mudahnya menemukan bahan-bahan makan yang akan diolah. Lengkap dengan bumbunya yang segar.

Dua hari lalu, saya sangat ingin memakan pallu mara. Pallu mara adalah masakan khas sulawesi Selatan. Masakan ikan ini sebenarnya sangat biasa. Kalo di rumah, setiap hari saya bisa memakan masakan ini, bahkan sampai bosan. Bedanya adalah kalo masakan rumah biasanya tidak diberi serai, lengkuas, dan gula merah. Bumbu utamanya adalah asam, kunyit, dan garam. Di rumah saya masakan ini disebut "ikan masak". Baru saat kuliah semester akhir saya mengetahui bahwa nama masakan ikan ini disebut Pallu Mara oleh orang Makassar.

Nah, yang saya ingin masak adalah Pallu Mara lengkap dengan serai, lengkuas, dan gula merahnya. Rasanya lebih lezat. Terakhir saya memakan Pallu Mara ini di Jakarta saat berkunjung ke rumah Ataya. Karena obsesi tingkat tinggi, maka berburulah saya bumbu-bumbu yang sangat susah didapatkan di Athens.

Seperti halnya saat memasak mie titi, bahan-bahan tertentu hanya bisa ditemukan di Asian Market. Sayangnya, Asian Market Athens tidak terlalu lengkap. Maka saat ada kesempatan ke Colombus, berbelanja ke Asian Market rasanya seperti berada di surga. Semua bahan tersedia lengkap. Mulai dari asam hingga ikan hidup. Dari tepung beras hingga tepung gandum. Tapi seketika surga itu hilang ketika harus melihat harga-harga yang tertera di labelnya.

Untuk dua batang serai (yang tidak segar) harus membayar  $ 0.99. Harga yang sangat mahal mengingat serai tumbuh di samping rumah dan cukup meminta Etta mengambilkannya. Baunya pun begitu segar. Semerbak memenuhi rumah jika Etta sudah memanennya. Serai atau nama Inggrisnya Lemongrass disini hanya akan tercium jika menggunakan indera penciuman anjing.

Asam dan lengkuas pun harganya mahal. Sekitar $ 3.50 perbungkus. Di rumah, asam di panen smbari duduk-duduk di teras. Bersama para tetangga biasanya kami akan menunggu sembari seorang pria naik ke pohon asam sambil menggoyang-goyangkan dahannya. Kegiatan ini serupa rekreasi bagi orang kampung. Berlarian saat buah-buah asam berjatuhan sembari memantau mobil yang lewat. Maklumlah, pohon asamnya tumbuh di pinggir jalan raya. Warisan Belanda saat jalan provinsi di rintis. Nasib lengkuas sama dengan serai. Tinggal gali samping rumah, viola, sebatang lengkuas segar yang sangat besar menyembur keluar lengkap dengan tanah-tanahnya.

Dulunya saya tak pernah menyangka akan merindukan aktivitas itu. Merengek pada Etta untuk diambilkan serai dan lengkuas saat malam lebaran untuk memasak ayam. Jauh dari rumah ternyata membuat saya merindukan hal-hal kecil itu. Hal-hal yang tidak pernah saya anggap begitu bernilai hingga ketika berada di tempat yang sama sekali tidak memiliki tumbuhan seperti itu nilainya menjadi begitu tinggi. Duh,serai, lengkuas, dan asam. Maafkan aku :'( (sembari lari-lari di bawah pohon asam dan mengalunlah lagu Chori-chori, chupke-chupke).

Satu hal lagi yang saya kangeni, batang tubuh ikan lengkap dengan kepala dan sisiknya. Duh, kangen amis-amisnya (meski saya tidak tahu bagaimana membuang sisik ikan dan membersihkan ususnya). Saya rindu memakan kepalanya. Mengisap tulangnya hingga terdengar bunyi "sroootttt". Ahhh...saya kangen rumah.

Anyway, saya berhasil membuat Pallu mara. kata suami sih rasanya terlalu manis, tapi kata saya, enak blogger :D. Hehehehee. Pulang nanti, saya akan memasak Pallu Mara dengan ikan utuh #sikap. (*)

Comments

  1. Lah saya malah baru tau kalo iakn masak pake gula merah ._.

    ReplyDelete
    Replies
    1. menurut resep yg sy baca demikian adanya kisanak :D

      Delete
  2. *membayangkan saya tahun depan dalam keadaan seperti itu*

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin amin amin....bawa bumbu2 dr indonesia

      Delete
  3. Hihihi... memang ya, makanan itu gampang banget bikin kangen sama rumah. Aku pun sering kangen sama rumah gara2 tiba2 pingin makan ini itu. Manalah kalau di sini kan susaaaah cari bahan2nya yah.. hiks hiks..

    ReplyDelete
    Replies
    1. *menangis dipojokan asian market smbil iris bawang*

      Delete
  4. mba dwi orang palu yah.. suka masakan palu... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. itu masakan khas bugis makassar :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...