Skip to main content

Kerajinan Baca Koran Lokal Athens

Sumber : Facebook The Athens News

Saya menemukan keasyikan membaca koran lokal di kampung Athens. Dua koran langganan yang kutunggu kedatangannya tiap hari di tangga apartemen adalah Athens News dan The Athens Messengers. Saya bukan tipe pembaca koran. Saya hanya sekedar membuka lembaran-lembarannya. Membaca judulnya dan selesai. Apalagi koran-koran di Indonesia kebanyakan beritanya soal politik dan pemerintahan. Baik koran skala nasional maupun lokal. Waktu kuliah sempat langganan Kompas, itupun karena saya suka baca edisi hari minggu. Kalo hari-hari lain jarang saya intip.

Nah, di Athens, koran tidak usah di beli. Dengan mudah ditemukan di swalayan, perpustakaan, bahkan di apartemen. Beberapa display menjualnya dengan harga 75 sen, kalo nda salah. Korannya dimasukkan dalam kotak, trus kalo mau beli sisa masukkan koin. Mirip vending mechine, tapi tidak secanggih vending mechine. Kalo liat sepintas korannya bisa diambil tanpa perlu bayar. Tapi saya lebih suka yang display gratisan. Langsung ambil tanpa beban moral.

Tidak cuma koran lokal yang gratis. Koran nasional seperti New York Times dan USA Today juga dibagikan gratis. Mungkin tidak ada lagi yang berniat langganan koran mengingat akses internet begitu mudah dijangkau, gratis, cepat, dan fleksibel. Koran-koran ini hidup dari iklan. Di setiap koran pun akan disisipi brosur iklan. Tapi saya kurang tahu apakah ada bayaran jika menyisipkan brosur iklan di koran-koran tersebut.
Sumber : http://acmnewsroom.com/2012/02/

By the way, koran-koran lokal Athens isinya cukup lokal. Beritanya seputaran apa yang terjadi di Athens County. Hanya sedikit berita untuk di luar Athens. Beritanya beragam, misalnya beberapa hari lalu headlinenya tentang seorang pengantar surat yang mendengar alarm kebocoran gas.  "He Delivered more than  the mail". Duh, judulnya sangat puitis. Atau ketika menyambut winter semester mereka menulis "Welcome Bobcats". Meskipun koran lokal, tapi koran-koran ini kadang juga mengangkat cerita-cerita yang terjadi di dalam kampus. Misalnya tentang kehidupan mahasiswa yang sudah memiliki anak atau cerita mahasiswa yang dengan pergulatan studi dan ekonominya.

Tidak semua berita saya baca, saya pun masih sekedar intip-intip dan baca sekilas. Tapi saya selalu menyempatkan diri membaca kolom What's Happening. Kolom yang berisi acara apa saja yang akan digelar di Athens selama seminggu. Di sanalah saya mendapat banyak informasi acara-acara gratis yang asyik dikunjungi. Bahkan informasi soal imunisasi, free meal community juga diinformasikan di sini.

Menurut pengamatan saya koran Athens news tidak terbit perhari, tapi perdua hari. Sedangkan The Athens Messenger terbit tiap hari. Keduanya tidak terbit saat weekend. Selain dua koran itu, OU juga memiliki koran kampus bernama The Post. Saya dan Ara sempat nampang di website The Post, hehehehehe. Sayangnya saya tidak tahu The Post terbit tiap berapa hari. Hanya Athens News dan The Athens Messenger yang rutin mampir di apartemenku. Itupun kalo tidak sedang suasana libur.

Kedua koran lokal ini saling bersaing atas nama kelokalan. Athens News sampai membuat iklan memuat konten The Athens Messenger tidaklah lokal ketika sahamnya tidak 100 persen dimiliki orang Athens. Koran ini pun membeberkan beberapa nama pemegang saham The Athens Messenger yang juga memegang saham koran-koran nasional di Amerika.

Yang unik lainnya adalah ketika Athens News hadir dengan dua buah staples di setiap edisinya. Memudahkan membaca tanpa repot halaman terbongkar. Dua staples ini diiklankan cukup besar dengan tulisan "Free Staples".

Membaca koran lokal selain membantu saya mendapatkan informasi tentang acara-acara di seputaran Athens juga membantu saya belajar bahasa Inggris. At least membiasakan mata saya membaca artikel bahasa Inggris. (*)


Comments

  1. Waaah asik banget ya ada koran lokal gratis segala. Dua, lagi. Hehehe tinggal di Amerika memang harus biasa baca bahasa Inggris, ya? Saya juga udah 3 tahun di Malaysia masih belom lancar baca apa-apa pake bahasa Melayu hehehe.

    ReplyDelete
  2. hehehehe...saya pecinta gratisan soalnya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Pagi perak Sumpalabbu

Apakah kamu pernah menonton Film india “My name is Khan”? Jika pernah, apakah kamu mengingat scene dimana Rizvan Khan , yang diperankan Shahrukh Khan mengatakan pada Mandira yang diperankan oleh Kajol Devgan “menikahlah denganku?” yang dijawab oleh Mandira “Aku akan menikah denganmu jika kau memperlihatkan tempat di kota new York ini yang belum pernah aku lihat”. Rizvan berusaha menunjukkan banyak tempat kepada Mandira dan anaknya, namun ternyata tempat itu telah dikunjunginya semua. Hingga tiba pagi dimana Rizvan membangunkan Mandira. Masih dengan memakai piyama tidurnya Rizvan memperlihatkan pemandangan kota New York di atas bukit yang diselimuti dengan awan-awan rendah. Aku terasa dejavu pada scene itu jika melintasi bukit berkelok ke arah Bone. Bukit di atas desa Lili Riawang, dusun Koppe. Berjarak sekitar 20 menit dari rumahku. Daerah itu bernama Sumpalabbu. Jalanan berliku dengan pinggir tebing yang curam. Kau akan melaluinya jika dari dan ke kota Bone. Ada sebuah terowongan d

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem