Skip to main content

Klub Film : Ayah, Anak Laki-laki, dan Hoby Main Film

David Gilmour mendapati anak laki-lakinya usia 16 tahun jenuh akan sekolah. Jesse tidak menyukai aktivitas belajar di sekolah. Tugas menumpuk dan kegiatan belajar di kelas. Ia lantas memberikan sebuah pilihan pada anaknya untuk meninggalkan sekolah tapi dengan syarat harus menonton film-film yang dipilih olehnya. Dan lahirlah sebuah klub film antara ayah dan anak. Mereka berbagi hobby menonton film.

Film dijadikan David Gilmour sebagai sarana untuk menciptakan kedekatan antara ia dan anaknya. Ia sangat memahami ketidaksukaan Jesse terhadap sekolah yang juga pernah ia alami. Namun ia pun menyadari pilihan untuk memberhentikan Jesse dari sekolah sebuah keputusan beresiko tinggi. Jesse bertumbuh menjadi remaja pada umumnya yang akan terkena krisis kepercayaan diri. Berinteraksi dengan lingkungan dan belajar dari masyarakat. David merasa perlu untuk membangun komunikasi antara ia dan anaknya. Memberinya pendidikan di luar sekolah sekaligus menjalankan perannya sebagai ayah yang tetap memantau perkembangan anak remajanya. Ia memilih film sebagai medium pembelajaran karena ia menemukan titik kesamaan dengan anaknya yang menyukai film. Dan dimulailah klub film itu hingga mengubah pola komunikasi antara keduanya.

Buku klub film adalah buku yang berdasarkan kisah nyata antara sang penulis, David Gilmour, yang juga pengarang Tuesday With Morrie dengan anak laki-lakinya, Jesse. Sebelum membaca buku ini saya selalu membayangkan buku ini bercerita tentang eksplorasi tentang film-film yang akan ditonton oleh ayah-anak ini. Tapi setelah menghabiskannya hingga halaman terakhir, yang saya temukan adalah cerita tentang seorang ayah yang benar-benar mendampingi tumbuh kembang anak lelakinya. Menjadi tempatnya bercerita tentang kisah percintaannya, patah hatinya, dan cara untuk belajar dari kesalahan dan menjadi dewasa. Gilmour berusaha menjadi "teman" dan ayah yang tidak berusaha terlalu mengekang dengan aturan-aturan vertikal ayah terhadap anak.

Film-film yang menjadi tontonan klub film ini adalah film-film yang memorable. Dibintangi oleh aktor dan aktris terkenal, sutradara terkenal, atau juga film yang menjadi tonggak awal aliran baru dalam film. Saya hanya sedikit paham tentang film yang menjadi bahan tontonan di buku ini karena rata-rata film tersebut adalah film tahun 1950an hingga 1990an. Tapi saya menikmati kisah percintaan Jesse terhadap perempuan-perempuan. Bagaimana ia mencintai satu perempuan, memutuskannya, mencinta perempuan yang lain, dicampakkan,dan kemudian merasa kalah. Saya menikmati ketika David selalu menjadi pendengar untuk anaknya. Memberinya saran. Bahkan menceritakan kisah percintaannya ketika ia remaja dan memberikan saran-saran berdasarkan pengalamannya.

Saya berpikir seperti inilah sesungguhnya yang harus tercipta antara ayah dan anak. Komunikasi dan kedekatan yang tidak canggung dan begitu terbuka. Saya sangat menyukai salah satu kalimat dalam buku ini. " Sesungguhnya membesarkan anak adalah belajar mengucapkan selamat tinggal pada pakaiannya, popok-popoknya, dan terakhir pada anak itu sendiri".

Peran orang tua menjadi penting khususnya pada pemdampingan anak remaja yang bertumbuh. Ada disamping mereka, menjadi teman mereka, tanpa harus sok"menjadi orang tua". Hingga pada akhirnya orang tua tahu bahwa saat untuk melepas anak yang telah dewasa itu tanpa harus was-was pada imunnya terhadap dunia luar.

Buku ini wajib dibaca oleh para orang tua. Khususnya para ayah dan terkhusus pada ayah yang memiliki anak laki-laki.

Selamat membaca.(*)

Comments

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...