Skip to main content

Ketika Odol Jatuh Cinta

Di sebuah minimarket terdapat satu kotak odol yang selalu bersembunyi jika bertemu dengan calon pembeli. Ia akan berada dijejeran paling belakang agar tangan pembeli tidak mengambil dirinya. Dia selalu mendorong kotak-kotak odol yang lain untuk berada di jejeran paling depan. Dia memilih untuk berada di belakang. Tak tersentuh,tak terjamah. Meski harus berdebu. Semua tak lain karena perempuan yang menjadi kasir minimarket tempatnya dipajang dan dijual.

Odol ingat pertama kali ia jatuh cinta pada perempuan itu. Itu adalah cinta pandangan pertama. Perempuan tersebut sibuk mengatur dirinya dan kotak odol di rak-rak pajangan. Tangan perempuan itu halus menyentuh tubuhnya. Menimangnya dengan lembut sambil tertawa. Saat itu adalah saat yang paling indah di dunia baginya. Dunia berhenti beberapa saat ketika perempuan itu mengangkat tubuhnya dan tersenyum. Seolah-olah senyum itu ditujukan khusus kepadanya. Sejak saat itu ia matanya tak pernah lepas dari perempuan tersebut. Ketika perempuan itu bertugas jaga toko, maka ia akan berada di tempat paling strategis untuk melihatnya. Tempat yang aman dari jangkauan pembeli dan juga nyaman untuk melihat perempuan itu.

Tahun berlalu. Masa kadaluarsa sang odol hampir tiba. Ia tidak ingin berakhir di razia barang kadaluarsa. Tapi ia juga hanya ingin dibeli oleh perempuan itu. Sayangnya, selama pantauannya perempuan itu tak memakai merek odol seperti dirinya. Ia tak ingin memilih mati diantara barang kadaluarsa. Ia juga tak ingin habis tercekik dan berbusa dimulut orang lain. Dia hanya ingin perempuan itu. Agar bahagia hidupnya. Hingga pada suatu waktu ia berhasil mendapatkan ide.

Ia telah hapal kebiasaan perempuan itu. Odol apa yang ia beli dan pada saat kapan. Saat waktu itu tiba, ia berhasil membujuk odol dalam kotak merek yang biasa dipakai perempuan itu untuk bertukar tempat. Ia berdiri dijejeran paling atas dan paling depan. Sehingga ia menjadi mudah dijangkau. Ketika perempuan tersebut mendekat ke rak odol ia segera mengambil posisi. Dan, hup! Ia telah berada di jemari perempuan itu. Jemari yang begitu lama dirindukannya. Kemudian berpindah ke keranjang lalu ke kantong plastik. Ia bahagia. Sebentar lagi ia akan berciuman dengan perempuan impiannya.

Di kamar mandi.
Suara air bercipratan.Perempuan itu bergegas mencuci muka.Ia meraih sikat gigi dan kotak odol. Dibukanya tube odol dari kotaknya.
" Loh, kok isinya lain" katanya heran. "Pasti ada yang iseng nih anak-anak yang nukar isi tube odol ini. Besok bakal aku tukar lagi" katanya sambil mendesak masuk tube odol itu ke dalam kotak yang beda merek itu. (*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...