Skip to main content

Inilah Aku, Tanpamu

Aku menempuh perjalanan berjam-jam hanya untuk menemuimu. Meluangkan waktu yang begitu sempit. Membatalkan semua janji. Mengacuhkan puluhan ajakan hanya untuk menemuimu. Tak memedulikan badai. Sengat matahari, angin yang membawa dingin merasuk tulang, hingga hujan yang selalu aku katakan padamu tak pernah kusukai. Ini aku datang menemuimu. Sendiri. Membawa tubuh dan jiwaku untuk bersua dirimu.

Dirimu adalah sebuah tanda tanya yang terus kucari jawabnya. Mengapa segala rintangan terhadapmu selalu mampu aku retas hanya untuk 30 menit pertemuan. Hanya untuk melihatmu, menyentuhmu, dan jikalau bisa merasakan hangatmu. Segala ketidakmungkinan kupaksa menjadi mungkin hanya untukmu.

Tahukah kamu, perjalanan menemuimu adalah perenungan panjang akan eksistensimu dan eksistensiku. Aku selalu berandai jika Tuhan tak pernah membuat kita bertemu maka jiwa ini tenang. Aku selalu mencari kemungkinan yang mampu membuat aku dan kamu tidak bersimpang jalan di masa lalu agar masa kekinian aku tak perlu membengkokkan aturan. Aku bahkan sampai berharap Tuhan tak perlu menciptakanmu agar aku tidak lemah pada hati.

Saat diperjalanan menemuimu,hujan turun dengan derasnya. Aku menguatkan hati untuk bertahan. Menunggu hujan yang telah membasahi tubuhku hanya untuk bertemu denganmu. Aku tak pernah menyukai hujan. Aku membencinya. Tapi hanya karenamu aku bahkan membiarkan tubuh ini bertahan pada imunnya. Kelak ketika ia sakit, itu adalah konsekuensi yang akan aku terima karena menemuimu. Saat hujan mencumbui tubuhku hingga basah, aku hanya mengingatmu. Ingin rasanya aku meneleponmu manja untuk menjemputku. Tapi tak kulakukan. Aku tahu kamu sibuk dan kamu takkan melakukannya. Kamu takkan menjemputku. Kamu tetap akan membiarkan ku menembus hujan dan kemudian mengeringkan tubuhku yang basah. Yang bisa kamu lakukan hanyalah bersimpati dan mengirimiku icon sedih.

Aku selalu harus berdiri tanpamu. Kuat tanpamu. Kamu bukanlah seseorang yang peka pada perasaanku. Setiap gerak menuju dirimu, serasa ribuan pedang yang menikam tubuhku. Namun dirimu serupa heroin yang diminta oleh tubuhku. Sesakit apapun jalannya tetap akan aku tempuh untuk sebuah sedikit bahagia, meski setelahnya sakit itu kembali lagi. Lebih menusuk.

Gadis bodoh adalah mereka yang mudah membuka hatinya. Sepertinya aku adalah gadis bodoh itu. Meluapkanmu banyak rasa. Mencintaimu tanpa batas. Dan selalu kamu tak pernah benar-benar ada saat aku butuh sebuah bahu untuk bersandar. Telinga untuk mendengar. Dan juga basa basi agar merasa berharga.

Perjalanan ini membuatku merenung tentang diriku dan dirimu. Aku adalah selalu tanpamu. Dan diriku serupa saluran tivi yang bisa kamu abaikan atau kamu tongkrongi karena acaranya bagus atau kamu tak punya pilihan yang lain. Tak pernahkah kamu sadari bahwa ini melukaiku. Kamu tahu hanya saja kamu berpura-pura tidak tahu.

Aku akan menemuimu. Untuk berkata selamat tinggal. Sudah saatnya menyadari bahwa selama ini kamu hanyalah ilusi. Inilah aku, tanpamu. Meski masih bersisa jutaan cinta yang tidak hilang, tapi aku harus kuat. Tanpamu. Ya tanpamu. Yang kubutuhkan hanya bertahan dan tidak terbunuh oleh sakau.

#15HariNgeblogFF
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. Baca post kamu yang ini, seperti membaca cerita ttg aku..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...