Skip to main content

.....

Hidup adalah sebuah gerak. Tiap detik, menit. Jam berganti menjadi hari. Hari berganti minggu. Bulan dan menggenapkan tahun. Usia pun bertambah. Bayi-bayi beranjak bulan. Merangkak, berjalan, dan kemudian berlari. Mereka bertumbuh. Kita terus bertambah usia. Menua. Menghabiskan sisa waktu yang terjatah. Meski kita tak pernah tahu seberapa banyak waktu yang kita punya. Yang pasti tiap hari akan menipis.

Kematian adalah sebuah keniscayaan. Sesuatu yang pasti akan datang. Membebaskan si sakit dari deritanya tapi juga serupa kejutan bagi yang tak pernah menyangka segala sesuatu.

Seberapa kita telah berbuat bagi sesama orang lain. Seberapa banyak waktu yang telah kita gunakan mencintai. Mengesampingkan kebencian. Buatku masih saja banyak waktu yang kusia-siakan. Jika aku adalah daun maka aku adalah si kuning yang tak begitu berguna. Mungkin juga aku adalah si coklat yang sebentar lagi mengering tapi masih juga kurang berguna.

Comments

  1. Kadang suka kaget sendiri ketika menoleh kebelakang dan melihat waktu yang telah berlalu, banyak hal yang belum kulakukan...
    Tapi lalu berfikir; untuk apa disesali? toh tidak ada gunanya juga. Saya tinggal tersenyum dan kembali melakukan hal-hal yang kusukai ;p

    ReplyDelete
  2. Tulisan ini sbnrx hnya sebuah renungan klo hidup itu berjln terus dn wajib digunakan dgn baik.tp ujung2 nulis mlh nda dpt bgian itu.hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...