Awalnya aku pikir hanya ada dua pilihan dalam hidup. Bahagia atau sedih. Tapi pagi ini aku menemukan ada pilihan ketiga yang mungkin bisa menjadi alternatif. Namun dari semua pilihan itu aku pikir pilihan ketiga inilah yang paling susah. Memanage sedih menjadi bahagia. Aku takkan memasukkan sebuah pilihan memanage bahagia menjadi sedih. Tak ada yang akan memilih sedih. Meski sedih akan selalu ada. Seperti siang malam, matahari bulan. Bahagia bukanlah monolitas. Ia akan selalu berdampingan dengan sedih. Tapi jika manusia mampu memilih bahagia, mengapa harus memilih sedih. Karena itu memanage bahagia menjadi sedih adalah sebuah kebodohan.
Kembali kepada memanage sedih menjadi bahagia. Aku berpendapat bahwa ini adalah pilihan yang sangat sulit. Ada kala dimana manusia bersedih dan ingin larut dalam sedih itu. Membiarkan waktu menyembuhkannya. Time can heal the wound. Biarkan luka terobati oleh waktu. Bahagia dan sedih adalah sebuah pilihan yang telah tersedia. Jika A adalah sedih dan B adalah Bahagia maka ketika A bertemu denganmu maka saat itu kamu bersedih. Dan ketika B berada di depanmu, maka dirimu adalah Bahagia.
Lantas bagaimana merubah B menjadi A jika kelak bertemu dengannya? Pernahkah dirimu membaca atau menonton seri Harry Potter. Di dunia penyihir ada seekor mahkluk sihir bernama Boggart. Ia biasanya mendekam di lemari-lemari tua atau lacai-laci yang tak terpakai. Ia mampu mengetahui ketakutan terbesarmu. Misalnya si Hermione yang takut mendapatkan nilai B pada semua mata pelajarannya. Atau Ron Weaslay yang takut pada laba-laba.Atau Harry Potter yang takut pada Dementor. Jika bertemu dengan Boggart, maka mantra yang harus kamu gunakan adalah mantra Riddikulus. Mantra yang menjadikan sesuatu itu tampak konyol.
Harry Potter dan Boggart dalam bentuk Dementor |
Kamu harus memikirkan sesuatu yang konyol sebelum berhadapan dengan ketakutan yang akan ditunjukkan oleh Boggart. Pikirkan bagaimana bentuk kekonyolan yang kamu inginkan terhadap ketakutanmu itu.
Jika perumpamaannya seperti itu mungkin akan tampak gampang. Hanya perlu untuk mempelajari mantra. Namun, itu jika kamu penyihir. Bagi Muggle (Manusia tanpa keahlian sihir) seperti aku memanage sedih menjadi bahagia adalah pilihan yang cukup sulit. Tapi aku pun tak ingin larut dalam cairan kesedihan. Karena ada kala dimana aku mencapai titik jenuh dan sedih itu tetap membatu tanpa pernah benar-benar terlarut.
Formula ini akan berbeda bagi tiap orang. Masing-masing boleh menemukan ramuannya sendiri. Bagiku cara terbaik adalah menuliskan sedih itu. Ada kala dimana aku sangat sedih dan butuh waktu sendiri. Menulis mampu mencairkan suasana hatiku. Menumpahkan segala sedih di dalamnya atau bahkan menangis . Atau menjadikannya sebuah ide cerita yang menyenangkan. Atau setidaknya memindahkan beban sedih itu dari hatiku ke dalam tulisan itu.
Tulisan seperti sebuah Pensieve, pot penyimpan kenangan. Dumbledore menggunakannya untuk menyimpan kenangannya. Jika ia sudah tak mampu lagi menampung semua memori maka ia akan meletakkan tongkat sihir di ujung dahinya. Menariknya perlahan. Benang-benang perak pikirannya akan keluar dan dicelupkannya ke dalam pot penyimpan kenangan. Keren juga jika memiliki satu seperti itu. Tak perlu distorsi kenangan. Karena kenangan akan tersimpan dengan utuh di dalamnya. Berbeda dengan menuliskannya. Ada saat dimana ada bagian yang tak terlalu jujur dituliskan. Ada saat dimana aku harus menggunakan perumpamaan, sandi, atau bahkan orang ketiga untuk mewakili rasaku.
Dumblodore menarik benang-benang pikirannya |
Tapi semua upaya itu adalah sebuah proses mengubah sedih menjadi bahagia. Menyihir A menjadi B. Aku tidak hidup dalam dunia sihir yang menakjubkan. Aku tak hidup dengan puluhan mantra yang memudahkan. Aku tak memiliki tongkat sihir yang cukup kuayunkan dan sesuatu bergerak atas perintahku.
Aku adalah Muggle. Manusia yang tak memiliki kekuatan sihir. Dengan segala keterbatasan. Yang berusaha untuk tetap berbahagia meski kadang ketika sepi atau sedih ada lelehan air di sudut mataku. Butuh kerja keras untuk tetap berbahagia. Tapi tiap kita memiliki mantranya masing-masing. Yakinlah dalam dirimu ada setitik bakat penyihir. Selamat membuat mantramu sendiri!!!(*)
ah dwi yakinlah saya tidak akan memusuhimu meskipun kmu muggle. saat ini kami para penyihir sudah tidak terlalu rasis lagi seperti dulu. nggak percaya? tanya saja kak yusran
ReplyDeleteiya kak....hehehehee.kita kan penyihir aliran baik :)
ReplyDelete