"Mengapa tidak bilang kalo bukunya sudah ada di jakarta. kalo bilang dari kemarin, aku pasti sudah beli buatmu" katanya memarahiku
"Kemarin kan aku sudah bilang bukunya sudah beredar di Jakarta dan Bandung. Memang tidak menyimak peecakapan kita?" balasku menanggapi.
"Iya-iya. Nanti aku beli dan aku titip ke Kak Tia. Besok buku itu sudah ada di tanganmu" katanya.
***
Itu percakapan kami kemarin pagi. Sejak ia mengatakan kalimat terakhirnya aku berubah jadi petasan (meminjam istilah kugi-perahu kertas- saat senang) yang siap meledak.
"Sudah ada di tanganku "MIMPI-MIMPI LINTANG : MARYAMAH KARPOV" tebaaaaallll sekali" smsnya.
Dia makin membuatku penasaran. Rasanya deg-deg'an menanti buku itu. Buku itu belum berdar di Makassar. dan aku sudah setang hidup menantinya. Bercampur suka cita dan penasaran. Aku menantinya layak koran pagi yang lebih pagi dari jam bangunku.
Namun, ternyata tak juga terkirim. "Sudah dapat bukunya?"tanya pagi tadi yang kujawab dengan belum.
"Aku saja yang ke sana mengambilnya" kataku yang ia iyakan.
Dan ketika buku itu telah di tanganku, hati meledak seperti petasan...BAHAGIA
Dia makin membuatku penasaran. Rasanya deg-deg'an menanti buku itu. Buku itu belum berdar di Makassar. dan aku sudah setang hidup menantinya. Bercampur suka cita dan penasaran. Aku menantinya layak koran pagi yang lebih pagi dari jam bangunku.
Namun, ternyata tak juga terkirim. "Sudah dapat bukunya?"tanya pagi tadi yang kujawab dengan belum.
"Aku saja yang ke sana mengambilnya" kataku yang ia iyakan.
Dan ketika buku itu telah di tanganku, hati meledak seperti petasan...BAHAGIA
(Teruntuk pria yang telah mengirimiku buku Maryamah Karpov. Yang begitu tulus mengirimiku buku ini.
meski dengan banyak paksaan dariku tetap berusaha hadir dengan cinta...
Dari Batavia dengan cinta...buku itu telah aku terima sayang..)
meski dengan banyak paksaan dariku tetap berusaha hadir dengan cinta...
Dari Batavia dengan cinta...buku itu telah aku terima sayang..)
Comments
Post a Comment