Lima bulan lalu aku masih bisa mendengar suaranya lewat saluran telepon. Mengabarkan tentang seminar proposal untuk skripsiku.
“ ma…dwi besok seminar. Mohon doanya” pintaku
“ iye.pasti saya selalu doakan” jawabnya
Hari ini aku pun ingin meminta restu kepadanya. Handphoneku masih bisa aku pakai. Namun, suara itu takkan pernah aku dengar lagi. Suara yang akan selalu mendoakan untuk setiap ujianku. Yang di tiap sholatnya, ada namaku ia sebut di ujung doa. Aku rindu mendengar suara itu. Suara yang selalu memberi rasa optimis ditengah ketakutan yang muncul di hatiku. Suara yang mampu membuat jiwa ini tenang.
Aku hanya mampu mengingat gemanya yang terus mengiang di telingaku. Dan hari ini aku berusaha kembali mengingatnya. Sedikit-sedikit. Terdengar begitu kecil namun masih mampu aku dengar begitu samar…
Ma…besok saya ujian…teriring doa untukmu semoga engkau bahagia di sana……
Comments
Post a Comment