Skip to main content

kursi pesakitan

Ruang itu penuh sesak. 30 orang telah menempati tiap incinya. Dan tiap menit terus dipenuhi oleh orang-orang. Aku duduk di kursi pesakitan. Berbalut kemeja putih dengan rok hitam layaknya sales.

Aku memperhatikan tiap orang yang masuk. Mencoba mencari kata di benak mereka. Mencari jawab mengapa mereka di sini. Berada di ruang ini. Mencoba melihat ketololanku, menertawaiku, atau mencoba belajar dariku. Aku berharap pilihannya adalah yang terakhir.

Menit-menit berdetak menjauh. Apakah waktu itu?Ada tiga macam waktu. waktu Mekanis yang terdengan dengan bunyi tik-tok-tik-tok. waktu relative. Dan waktu ilusif. Saat ini aku berada di waktu relative. Waktu yang terasa lama untukku dan begitu cepat bagi orang lain. Aku menghitung waktu. Memandangi tiap wajah-wajah yang akan menatapku dan mencari kata dalam benak mereka tentang yang mereka pikirkan tentangku. Tapi tetap saja aku tak menemukannya.

Kursi pesakitan itu menjadi tempatku sekarang. Aku mau melakukan apa? Kali yang terjadi adalah “tak ada waktu”.Ia ilusif.Sebuah konsep dimana waktu sebenarnya tak ada. Terjadi sepersekian sdetik ketika kita terbangun sebelum kita mengingat tentang kemarin, hari ini, dan esok.

Aku lupa sejenak. Tak tahu melakukan apa. Sebuah tindakan konyol terciptalah sudah. Tapi tak apa-apa, setidaknya suasana jadi cair. Entahlah. Aku dikuasai ketegangan tinggi sehingga tak kutemukan lagi jantungku berdetak takkaruan. Chaos telah terjadi di jiwaku. Dan ia menjadi kekal.

Takkaruan.menjadi kekekalan dalam waktu ilusifku. Aku hanya ingin ini segera berakhir. Aku butuh teduhku. Butuh malaikatku yang menyemangati. Tapi kali ini aku sendirian. Di sini.

Mereka mulai bertanya. Satu persatu. Membuatku terpojokkan dan menjadi manusia bodoh. Merek bertanya. Aku menjawab. Masih dalam titik chaosku. Mereke berdebat. Chaos itu membuatku saraf otakku meruncing. Ingin terlepas dari tulang tengkorakku. Aku jadi pusing. Semua terasa hampa. Dan chaos dan order adalah sebuah dualitas…..

***

beberapa refleksi :

  1. warga yang mana???? Cantumkan dalam DO
  2. interpretasi panyingkul terhadap persfektif warga
  3. penelitian ini pada proses redaksi. That’s it.
  4. beda jurnalisme warga dengan komunitas
  5. ini real pada citizen sebagai warganegara, bukan pada komunitas

(aku pusing….harusnya di-record.aku tak mampu menyerapnya. PA-II-ku, tolong buat aku mengerti. Terima kasih untuk membantuku di ruang pesakitan itu)

-xtranet 07.05 pm , senin 12/05/08.-
-membaca setengah dari supernova : kesatria, putrid, dan bintang jatuh-

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...