Skip to main content

When Sleeping Means Dreaming


Pagi tadi saya terbangun dengan perasaan yang sangat ringan. Biasanya kalo seperti ini, akan merujuk ke bahagia. Senang atau bahagia selalu memiliki sebab. Dan saya tidak (belum) mendapatkan alasannya. 

Setiap kali saya terbangun dari tidur, biasanya saya akan merasakan sesuatu yang hilang yang entah apa. Saya akan berusaha mengingat. Tidak tahu mulai dari mana, tapi saya yakin itu akibat dari mimpi saya. Saya tipe orang yang setiap tidur selalu mimpi. Sekalipun tidurnya cuma sepuluh menit. Mungkin sebabnya karena saya selalu berkhayal tiap kali ingin tidur. Khayalan saya tidak tinggal diam ketika saya mulai memejamkan mata. Benak saya sibuk. Imajinasi saya penuh dengan karakter yang memerankan perannya. Dan saya serupa penonton yang duduk nyaman menyaksikan lakon mereka. Seorang pernah berkata pada saya, sleeping means sleeping. Tapi buat saya, sleeping means dreaming. And its even better. Tidur adalah jalan menuju dimensi lain. Dimensi yang bisa sangat berbeda dari realitas. Bisa jadi sangat kejam, bisa pula sangat membahagiakan. Atau bisa saja sangat biasa. Tapi buat saya, petualangan itu selalu menyenangkan. 

Tiap bangun tidur, kebiasaan anehku adalah mengingat kembali mimpi yang kualami semalam. Kadang saya mengingatnya dengan jelas. Kadang pula saya mengingatnya samar-samar. Kadang lupa sama sekali hingga sesuatu menjadi pemantik untuk mengingatnya secara utuh. 

Seperti mimpi saya semalam. Saya sama sekali lupa memimpikan siapa, apa, dan bagaimana. Tapi bagaimana tubuhku bereaksi saya bisa memastikan mimpi tersebut menyenangkan. Hingga kemudian saya membuka fesbuk dan menemukan berita tentang Princess Kate Middleton. "Itu dia", teriakku. Anakku sampai bertanya mengapa saya bereaksi seperti itu. Tidak lain karena saya menemukan apa mimpiku semalam. 

Saya mimpi terperangkap di tubuh Kate Middleton dan menikah dengan Pangeran William. Whaaaatttt???Crazy huh? No wonder kenapa gue berasa bahagia. Sebenarnya mimpiku agak liquid ( meminjam istilah entah dari Inception atau Gelombangnya Dee). Ruang, waktu, dimensi mencair. Tidak bisa disamakan dengan realitas  di bumi. Intinya waktu penunjuk mimpi tersebut adalah ketika Kate dan William menikah dan belum punya anak. Nah, peran saya pun cair. Saya jadi penonton, pelaku, pembaca, dan tak kasat mata sekaligus. Macam hantu gitu bisa pindah dan merasuki sesuatu. 

Ceritanya ini pernikahan  Pangeran William dan dia menikahi Kate Middleton. Terus jiwa Kate Middleton itu gue. At the end sang pemeran Kate itu mengatakan kalo ini bukan jiwanya. Tapi si Pangeran tetap mencintainya dan kemudian menikahinya. 

Tiba-tiba saya melihat diri saya membaca sebuah buku. Ending buku tepatnya. Sebuah kalimat berbahasa Inggris. Lupa gimana kalimatnya, yang otak saya tangkap adalah "saya tidak peduli siapa kamu, yang aku peduli adalah aku mencintaimu". Habis itu saya nangis kencang dan terharu. Romantis banget, kataku. Tapi, beberapa saat kemudian saya memikirkan opsi yang lain, jangan-jangan Kate Middleton yang asli  malas aja hadir di pernikahannya kemudian memilih perempuan untuk menggantikannya. Nah, jadi bingung? Saya juga bingung. Kemudian tiba-tiba ada yang nyeletuk nanti kalo Kate hamil, mau punya ibu pengganti juga? 

What a dream. Kusut dan surealis. Kemudian saya mengingat kembali mengapa semua itu bisa terjalin. Saya menemukan benang merahnya. Sebelum saya tidur saya memikirkan tentang semesta pikiran dan sebuah semesta paralel yang ada disana (kali lain saya jelaskan tentang ini). Beberapa menit sebelumnya saya nonton episode Sex and The City dimana salah satu pemerannya menikah. Jauh sebelumnya lagi saya menonton tentang film tentang ibu pengganti, kemudian ada artikel tentang kecurigaan Kate Middleton menggunakan ibu pengganti (surrogate mother) untuk kehamilan anak keduanya. 

Potongan-potongan realitas itulah yang terjahit dibawah alam bawah sadar saya. Yang kemudian menjadi mimpi. Aplause for my unconcious mind

      This is my prince of my dream

Terus mengapa saya menikah dengan Prince William? Nah, long time ago, waktu doski masih culun dan sangat cakep, saya punya postcard gambarnya hadiah dari majalah bobo. Dan saat itu dia masuk dalam kategori my imaginary prince. 

Fuiiihhh...i guess sleeping means dreaming just ok for me. Sayangnya saya belum bisa menentukan mimpi apa yang ingin saya lihat. Beberapa  serupa ramalan yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Dan mimpi yang cukup menakutkan kadang tidak bisa dihindari. Satu-satunya cara adalah mengkhayalkan yang baik-baik dan berdoa sebelum tidur. Kemarin, sebelum bobo saya dzikir dan shalawat. Mungkin karena itu saya mimpi hal yang menyenangkan terus bangun dengan bahagia. Hehehe.(*)

Bogor, 23 Mei 2015

Comments

  1. Saya juga lagi aktif mimpinya :p dan tiap bangun pasti teringat jelas~

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...