Diam-diam kita menyimpan luka dan parut masing-masing. Kita simpan di ruang paling gelap dan kelam yang bahkan kita pun tak mampu melihat. Luka dan bekas parut tidak untuk dilihat dan dipajang. Sedapat mungkin tak terasa. Tapi kita tak pernah mampu lari luka kita sendiri. Bekas parut yang kita miliki tak pernah menjadi milik orang lain.
Kenangan-kenangan yang tidak indah lekang lebih lama dari jejak-jejak ingatan yang baik. Angka -angka pada kalender berganti, namun kita sering terkenang pada peristiwa yang menjauh ke belakang. Sambil bergumam "telah menahun kenangan itu memberi luka parut di hati". Satu buku tahun tertutup, luka masih terasa sakit, sebuah maaf yang dusta untuk hati yang mengiba. Tapi luka itu tak pernah mampu sembuh. Parutnya membekas. Garisnya menandai sebuah peristiwa.
Adakah ingatan kita hari ini membawa kita ke masa lalu? Adakah ia menyentakkan jiwa seraya berkata hari ini di masa lalu, aku menyakiti hatinya. Kita saling menyakiti. Sumpah serapah bersilangan. Mengiris dada dan menoreh hati. Adakah kita memiliki niatan untuk bertukar sapa dan bertanya kabar? Tanpa perlu menunjukkan luka yang masih belum mengering. Kita cukup lihai berpura-pura. Sebuah kebohongan lagi tak memberi beda.
Hari ini empat mei. Bintang tetap berperang. Seperti kita dalam diam. May the 4th be with you.
Bogor, 4 Mei 2015
Comments
Post a Comment