Skip to main content

Rumpa'na Bone : Kisah Runtuhnya Kerajaan Bone



Bone di tahun 1903. Lappawawoi Karaeng Sigeri, Arungpone yang menjadi raja kerajaan Bone kala itu. Puluh tahun setelah Arung Palakka bersekutu dengan Belanda melawan kerajaan Gowa-Makassar. Sang Raja harus membela harkat martabat kerajaan Bone. Tak tunduk pada perintah Penjajah Belanda. Berjuang melawan pasukan Belanda meski pada akhirnya ia menemui kekalahan. 

Selama ini saya hanya mengetahui sedikit sejarah tentang kerajaan Bone. Hanya sebatas nama-nama jalan sebagai penanda di kota Watampone. Arung Palakka adalah nama raja yang paling terkenal di Bone. Namun setelah itu saya tidak mengetahui lagi yang lain. Lapatau dan Lappawawoi dua raja Bone yang dijadikan nama jalan di Watampone. Tapi sejauh mana orang Bone, khususnya saya mengetahui kisah mereka? 

Rumpa'na Bone adalah novel sejarah yang ditulis oleh Andi Makmur Makka yang mengulik sepotong kisah di masa lalu tentang kerajaan Bone. Sepotong kisah heroik yang penuh kesedihan. Sang penulis sendiri, Andi Makmur Makka dikenal sebagai cendekiawan yang juga adalah pengurus Yayasan The Habibie Center. Ia adalah penulis biografi Habibie dengan judul B.J.Habibie dari Ilmuwan, Negarawan sampai Mandito. 

Kisah ini terjadi di tahun 1904-1905. Lapawawoi yang adalah Raja Bone ke-31 harus bergerilya selama puluhan hari. Mengungsi hingga ke Tana Toraja untuk menghindar dari penangkapan Belanda. 

Membaca buku ini mengingatkan saya pada roman-roman balai pustaka. Gaya menulis Andi Makmur Makka serupa sastra masa lalu. Jika terbiasa membaca novel-novel modern, maka bisa jadi anda menganggap bahasa buku ini cukup kaku. Tapi buat saya pribadi, kekakuan itu malah membuat kisah ini diceritakan oleh orang di masa lalu. Seperti mendengarkan mama saya berkisah tentang masa penjajahan. Ditambah kata-kata puitis      berbahasa bugis. 

Bagian paling mengharukan  dari buku ini buat saya adalah ketika Arungpone meminta pertimbangan kepada para penasehatnya apakah pantas ia meninggalkan kerajaan Bone sementara rakyatnya bertempur habis-habisan melawan penjajah. Jika saja bagian itu dituliskan dalam bahasa bugis, saya bisa pastikan saya merinding membacanya. 

Ketika membaca buku ini saya membayangkan kota Watampone yang saya kenal. Saoraja yang dulu sering saya lihat. Serta Pelabuhan Bajoe. Jika saja buku ini dilengkapi dengan foto-foto Bone tempo dulu, akan lebih sempurna. 

Sebagaimana sebuah kisah novel, bumbu percintaan selalu menjadi pemanis. Sayangnya, kisah cinta Petta Sele' dan I Bunga Rosi hanya ada di awal kisah. Bisa jadi karena memang buku ini diniatkan sebagai novel sejarah bukan novel percintaan. Hehehe. 

Buku ini wajib dibaca oleh masyarakat Bone. Kalo perlu, menjadi bahan pelajaran sejarah di sekolah-sekolah kabupaten Bone. Selalu menyenangkan membaca sejarah lewat novel. (*) 

Bogor, 20 Mei 2015

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...