Skip to main content

12 Best Stories of Sherlock Holmes


Judul : 12 Best Stories of Sherlock Holmes (Choosen by Sir Arthur Conan Doyle)
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Penerbit : Visi Media
Harga : Rp. 62.000

Sherlock Holmes, detektif fiktif paling terkenal. Tak ada yang tidak mengenal sosok detektif karangan Arthur Conan Doyle ini. Kecerdasannya menganalisis, metode deduksinya yang begitu tepat membuatnya selalu menyelesaikan tiap kasus yang dihadapinya. 

Buku 12 best stories of Sherlock Holmes ini berisi 12 cerita petualangan Sherlock yang paling terfavorit pilihan penulis sendiri. Cerita-cerita ini diurutkan mulai dari cerita yang paling disukai Doyle hingga ke urutan 12. Jadi pembaca disajikan secara acak cerita Sherlock Holmes namun tidak membuat pembaca pemula seperti saya meraba-raba dan menebak karena cerita di buku ini adalah cerita-cerita pendek yang habis perbabnya. Jika kamu berharap menemukan bagaimana sepak terjang Holmes menghadapi musuh bebuyutannya Moriarty, mungkin sedikit terbantu dengan cerita "Kasus Terakhir" yang membunuh Sherlock Holmes. Tapi kalo penasaran dengan Irene Alder dan kisah cintanya dengan Sherlock, sorry to say, kisah Irene Alder dalam buku ini hanyalah sebuah kasus yang mencoba dipecahkan oleh Sherlock tapi memberi pemahaman bagaimana sang detektif cerdas itu jatuh hati pada perempuan ini. 

Nah, bagaimana saya menilai buku ini? Saya memberi rating 3,5 pada buku ini. Sebelumnya saya sudah menonton film serial Sherlock yang dibintangi Beneddict Cumberbatch, gara-gara serial ini saya tertarik membaca buku karangan Sir Arthur Conan Doyle. Sayangnya, saya lebih menikmati menonton film daripada membaca bukunya. Disebabkan visualisasi film membantu saya lebih mudah paham. 

Jikalau lewat buku, deduksi dan metode-metode Holmes malah membuat saya bingung dan diakhir cerita baru dijelaskan analisis-analisisnya. Mungkin sayanya yang tidak mampu menikmati cara penceritaan Doyle atau mungkin saya perlu membaca serial Sherlock Holmes yang lain. 

Kisah lengkap serial detektif kawan dekat Watson ini sudah saya unduh versi ebooknya sayangnya saya harus berpayah-payah membacanya karena berbahasa inggris. Weehhhh..!!!!

Bone, 14 April 2014

Comments

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...