Skip to main content

Princess Stories


Judul : Princess Stories
Penerbit : Igloobooks
Format : Ebook

Buku cerita tentang putri selalu menarik minat anak-anak. Ara pun demikian menyukai Princess pada skala suka-suka dia. Karenanya saya mengunduh buku Princess Stories. Jika jaman dulu emaknya cuma tahu tentang putri salju dan cinderella yang pada akhir cerita bertemu pangeran dan hidup bahagia, maka varian cerita putri zaman sekarang lebih beragam dan tak melulu harus bertemu dengan pangeran. 

Buku Princess Stories ini terdiri dari  7 cerita putri akan kehidupan sehari-harinya. Ada cerita tentang putri yang menghabiskan semua cupcake dan harus membuat cupcake sebagai permintaan maaf. Ada juga cerita tentang putri yang membuatkan hadiah cantik untuk kawannya yang ulang tahun. Atau cerita putri yang sangat suka cegukan. 

Putri pada buku cerita ini hanyalah latar yang membingkai cerita. Karena cerita-cerita yang diangkat sering terjadi di kehidupan anak-anak. Putri tak harus melulu bertemu nenek sihir jahat dan kemudian diselamatkan pangeran. Seorang putri pun juga cegukan, suka makan kue, dan bertingkah aneh. 

Ilustrasi buku ini penuh warna. Sangat cocok dibaca pada tab ukuran besar agar menarik minat anak-anak. Saya aja enjoy bacanya. Hehehehe. Nah, buku cerita ini saya kasi nilai 4 dari 5 bintang. Membaca buku anak-anak selalu menyenangkan, karena saya percaya      tiap jiwa dewasa masih memiliki jiwa kanak-kanaknya. 

Selamat membaca. (*)

Bone, 10 Maret 2014

Comments

Popular posts from this blog

Punya KTP Amerika

Akhirnya saya punya KTP Amerika. Sok pamer? Mungkin iya. Gaya juga masuk dalam kategori itu. Secara selama ini saya cuma punya KTP Bone dan KTP Baubau. KTP Makassar saja nda punya sama skali. Padahal hidup di  Makassar hampir 5 tahun. Nah, dapat KTP Amerika yang disini lebih dikenal dengan nama State ID itu penting buat kelangsungan hidup saya di Athens. Meskipun tinggal 6 bulan lagi, tapi untuk mengisi dompet dengan kartu berbahasa Inggris saya anggap sedikit perlu. Biar sedikit gaya dan jadi kenang-kenangan kalo pulang nanti. Ngantri bikin State ID Saya sudah lima bulan tinggal di Athens dan baru ngurus State ID. Ckckckcckck. Padahal saya nda ada kerjaan di rumah. Telat pasalnya yang harus nemenin pergi ngurus sibuk kuliah. Pas musim libur ini baru deh sempat ditemani bikin. Saya menganggap penting State ID itu hanya karena persyaratan untuk menjadi anggota perpustakaan di Athens Library perlu pake State ID. Saya sangat ingin membaca serial ketiga The Lost Hero-nya Rick Ri...

Asyiknya Berkirim Kartu Pos

Kartu pos untuk teman-teman di Indonesia. Beberapa minggu ini saya lagi senang-senangnya berkirim kartu pos. Membeli kartu pos di court street. Menuliskan nama dan alamat yang akan dikirimkan. Menuliskan pesan yang akan disampaikan. Dan membawanya ke kantor pos dan memposkannya. Prosesnya itu begitu menyenangkan buatku. Terlebih lagi ketika orang yang saya kirimi kartu pos mengabarkan kalo kartu posnya sudah sampai, rasanya seperti mission completed deh. Selain mengirimkan kartu pos ke teman-teman di Indonesia, saya juga bergabung di Postcrossing . Sebuah web yang menyatukan para penggemar kartu pos seluruh dunia. Saya menemukan web Postcrossing ini tak sengaja ketika sedang mencari informasi berapa harga prangko untuk kartu pos luar negeri. Caranya gampang, daftar di webnya, kemudian kamu akan menerima 5 alamat yang harus kamu kirimi kartu pos. Saat pertama join kamu harus mengirim kartu pos. Ketika kartu pos itu diterima, maka alamat kamu akan disugesti untuk dikirimi kartu po...

Kartu pos Bergambar Usang

 Setelah vakum 3 tahun lebih, saya akhirnya kembali mengaktifkan kembali akun Postcrossing. Setelah memastikan   alamat rumah gampang ditemukan oleh pak pos dan pengantar barang, maka saya yakin untuk kembali melakukan aktivitas berkirim kartu pos ke berbagai penjuru dunia dan berharap kartu pos-kartu pos dari berbagai penjuru dunia mendatangi rumahku. Rumah pertama yang harus saya kirimi kartu pos beralamat di Jerman. Saya pun memutuskan untuk mencari kartu pos. Tempat yang paling pasti menyediakan kartu pos adalah di kantor pos dan toko buku. Saya memilih membeli di toko buku saja. Mutar-mutar di Gramedia dan bertanya ke karyawannya dimana bagian kartu pos,sejenak sang karyawan tertegun, kemudian balik bertanya “postcard?”. Next time, saya harus bertanya postcard alih-alih kartu pos. Ia kemudian mengantarku ke satu rak putar yang berada di sudut toko.  Di rak itu bertengger kartu pos-kartu pos berwarna putih, bergambar alam Indonesia, dengan signatu...