Skip to main content

Semangat Hidup Gadis Tuna Netra


Dengan hati kesal saya menggendong Ara dan mengangkat barang belanjaan saya keluar dari mall Panakukang, Makassar, menerobos hujan dengan bantuan ojek payung yang rasanya membantu terlalu banyak. Suami saya memilih untuk tinggal sejenak menyaksikan film Soekarno. Saya kesal karena dia tidak mengantar saya menunggu mobil. Malah ia memilih untuk buru-buru ke bioskop kemudian mematikan handphone. Entah handphonenya lowbat atau tidak. Saya mencoba berpikir opsi nomor satu. Tadinya saya ingin menelponnya untuk sejenak mengantar saya menyeberang jalan sembari menggendong Ara menerobos hujan yang kian basah. Tapi, ia handphonenya tidak aktif. Kesal itu sudah sampai di ubun-ubun. Rasanya pengen meledak. Saya mencoba berdamai. Meski kesalnya  sudah membuat hati menangis. But, life must goes on, nungguin orang selesai nonton atau pulang saja. Pulang selalu menjadi opsi yang paling baik saat Ara susah kelelahan bermain dan mengantuk. 

Kunaiki Pete-pete perumnas UNM yang masih asyik ngetem di depan Mall. Menunggu kursi-kursi penumpang penuh. Baru lima orang yang mengisi bangku yang saling berhadapan itu. Di luar geremis masih saja turun meski tak begitu deras. Satu persatu penumpang naik  hingga memenuhi mobil angkot biru itu. Penumpang terakhir adalah dua orang perempuan dan satu anak-anak. 

Perempuan pertama adalah ibu paruh baya gemuk dan yang satunya lagi gadis remaja yang kuperkirakan anak SMA dari seragam sekolahnya. Perempuan pertama duduk di samping sopir angkot bersama anaknya. Awalnya perempuan kedua ingin ikut naik duduk di sampingnya. Tapi terlalu sesak sehingga ia harus duduk di kursi belakang. Ia baru naik ke mobil ketika sang ibu berkata "kasi tunjukkan ki, karena nda meliat ki". Barulah saya paham mengapa ia agak lama baru naik mobil dan sambil meraba-raba. Ternyata ia seorang tuna netra. 

Pete-pete membawa kami melaju dalam bisingnya lagu makassar yang  bernuansa dangdut. Hingga di Km 4 kami harus berganti angkot untuk melanjutkan perjalanan ke arah Sudiang. Dua perempuan dan anak itu pun turun di km 4 dengan saya. Rumah mereka searah dengan rumahku. Kami pun semobil lagi. 

Mobil Sudiang yang kami tumpangi cukup lowong. Tidak terasa sesak dan cukup nyaman. Ibu dan gadis itu duduk berdampingan. Saya memperhatikan wajah keduanya seksama. Sang ibu pun ternyata tuna netra. Sedangkan sang gadis jika dilihat sekilas tidak terlihat buta. Mata kecilnya terlihat begitu bening dan ceria. 

Saya beranggapan keduanya bertemu di Pertuni (Persatuan Tuna Netra Indonesia). Di Pertuni ini para Tuna netra di bina bakat dan kemampuannya. Mereka mengadakan berbagai pelatihan untuk keterampilan para tuna netra. 

Gadis remaja itu kehilangan penglihatannya beberapa tahun lalu. Tepatnya di ulang tahunnya di tahun 2007. Siang itu dia mengadakan syukuran ulang tahunnya bersama teman-temannya. Ketika malam menjelang penglihatannya tiba-tiba gelap. Sejak itu ia kehilangan kemampuan melihat. Ia menderita tumor otak dan telah dua kali di operasi. Kehilangan penglihatan menjadi akibat dari tumor itu. Namun, ia seorang gadis yang tabah. Ia tidak menangis dan pasrah akan itu. 

Dunianya berubah. Seketika itu ia tidak lagi ingin sekolah. Ia hanya ingin tinggal di rumah dan ikut ujian persamaan. Namun orang tuanya melarang. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di salah satu SLB di Makassar. 

Ia menepis anggapan bahwa pekerjaan tuna netra hanyalah sebagai seorang tukang pijat. Ia menggeluti bidang yang disukainya. Menulis dan jurnalistik. Sejauh ini ia telah berhasil menerbitkan tiga buku. Wow!!!!! That's amaizing. Tiba-tiba malu pada diri sendiri yang nda kekurangan apapun masih belum nerbitin buku. She is so inspiring. 

Kupikir ketika seseorang tidak mampu melihat dunia menjadi gelap gulita. Namun, baginya yang berubah hanyalah ia tidak mampu melihat. Selebihnya ia masih saja seperti remaja lainnya. Menyukai perawatan tubuh, memakai gadget touch screen, berbbman dengan kawannya, bahkan main internet.

Perjalanan di atas pete-pete itu benar-benar membuat saya terinspirasi. Saya belajar hidup dari gadis itu. Ia adalah sosok yang hebat. Menaklukkan takdir dan tidak meratapinya. Ia mengajarkan saya tentang bersyukur. Ah kesal di hati ini tiba-tiba menguap begitu saja.  She is great!!!!!

Makassar, 18 Desember 2013

Sumber ilustrasi : www.myiu14.deviantart.com

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem