Skip to main content

Sejumput Bali di Pulau Buton

Hamparan padi menghijau . Di sisi kiri dan kanan jalan sawah-sawah membentang luas. Batang-batang padi masihlah muda. Bulir-bulirnya belum tampak. Namun, itu saja sudah cukup memberikan rasa teduh bagi pengguna jalan. Pohon kelapa pendek tumbuh di pematang sawah. Dan bebukitan yang menghijau menjadi latarnya. 

Pemandangan sawah tidaklah istimewa buatku. Di kampung, tiap hari saya menyaksikan panorama yang sama. Tapi di tempat ini, sawah terbentang dengan beberapa bangunan pura kecil untuk sembahyang. Berdiri di pinggir pematang. Menjadi tempat para petani untuk memberikan sesajen pada dewi kesuburan. 

Memasuki kelurahan Ngkaring-Ngkaring, kota Baubau serupa memasuki pintu kemana saja dan membawamu ke Bali. Gerbang beraksitektur Bali menjadi penanda bahwa anda memasuki sebuah kelurahan yang penduduknya mayoritas adalah orang bali. 

Setiap rumah dilengkapi pura besar untuk bersembahyang. Sangat mudah menemukan  pemuda- pemuda yang memahat arca. Bahkan baliho caleg pun berbahasa Bali untuk menarik konstituent. Kedatangan penduduk Bali ke Ngkaring-ngkaring dimulai sejak zaman orde baru saat program transmigrasi menjadi upaya pemerintah memeratakan jumlah penduduk. Banyak warga bali yang ikut program transmigrasi dan kemudian beranak pinak hingga sekarang. Kabarnya dulu daerah Ngkaring-Ngkaring adalah daerah yang tandus, namun dengan teknologi pertanian yang dimiliki warga Bali, mereka berhasil menyulap tanah-tanah tandus itu menjadi hamparan sawah hijau yang subur.

Para warga Bali pun masih tetap mempertahankan tradisinya. Cara mereka bertutur pun masih berlogat Bali. Mungkin jika menyapa para pemuda pemahat arca, mereka akan senang jika dipanggil dengan sebutan Beli. 
Foto : greatbuton.blogspot.com

Para anak-anak pun masih diajarkan tarian-tarian Bali.  Pada saat-saat tertentu mereka sering mengadakan pegelaran. Upacara Galungan dan Kuningan pun bisa ditemui di sini. Sayangnya, informasi pegelaran adat jarang diolah menjadi paket wisata. Padahal akan sangat asyik melihat budaya Bali di kota Baubau ini dimana para wisatawan tidak berekspektasi melihat Budaya Bali. Serupa kotak coklat yang berhadiah mainan seru. 


Baubau, 13 sept 2013

Comments

  1. kalo ada fotonya, lebih bagus lagi kak, hehe :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya maaf. Fotonya baru nyusul. Soalnya ngeblognya lewat handphone. :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

Norwegian Wood

Cukup melelahkan membaca Norwegian Wood karya Haruki Murakami. Buku yang telah kulihat wujudnya sejak tahun 2004 baru aku baca di tahun 2013. Saya tidak terlalu akrab dengan karya-karya Haruki Murakami. Buku Norwegian Wood ini adalah karyanya yang pertama saya baca.  Mengapa saya berkata buku ini cukup melelahkan? Karena buku ini bercerita tentang kematian dan sangkut pautnya dengan orang-orang yang ditinggalkan. Bukan kematian yang disebabkan sakit atau tua. Tapi kematian orang-orang muda yang memilih bunuh diri.  Bersetting tahun 1970an di Jepang, sang tokoh utama, Watanabe menceritakan kembali kisahnya. Ia bertemu kembali kekasih almarhum temannya yang memilih mati bunuh diri di usia 17 tahun. Sekalipun tidak akrab mereka selalu bersama. Berkeliling mengitari Tokyo tanpa tujuan. Hingga sang perempuan, Naoko masuk panti rehabilitasi gangguan jiwa. Ia lantas bertemu Midori, perempuan nyentrik yang selalu berkata seenak dia. Perempuan yang selalu jujur mengatakan apapun yang i...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...