Skip to main content

Re : M

U do believe heart changes everyday. Jika saja hati seperti channel tivi yang bisa kita pilih hendak menonton apa dengan alat kontrol berupa tombol-tombol kecil di tangan maka mungkin hati adalah etalase yang paling menyenangkan untuk ditonton. 

Sayangnya hati mengikuti logikanya sendiri. Berubah semaunya. Lebih rumit dari cuaca. Tanpa awan hitam atau angin kencang ia mengganti saluran. Jangan berharap channel yang dipilihnya sesuai keinginanmu. Ada kala ia menyenangkan sesuai kehendak hatimu. Memberikanmu boneka beruang lucu dan sebatang coklat manis. Tapi sekehendaknya ia kadang memberimu lemon kecut yang membuat mukamu berjengit dan mengkerut. 

Dan kemudian kita mengeksploitasi hati dengan drama buatan kita. Membuatnya lebih tragis dan terkesan misery. Kemudian kita membahasakannya dalam sepotong sepotong cerita yang tak pernah selesai. Sepotong itu serupa sobekan-sobekan kertas yang menjadi permainan untuk kita rangkai. 

Jikalau saja cerita cerita itu kita tuliskan mungkin ia telah berwujud separuh buku. Sayangnya, kita lebih suka membicarakannya di deru pete-pete yang menyamarkan suara atau kala malam saat setengah jiwa telah memasuki alam mimpi. Mungkin kita berharap scene-scene itu menjadi mimpi yang ketika kita terbangun kita akan tersenyum dan berkata " untunglah, cuma mimpi". 

Menulis selalulah melegakan. Seperti yang kulakukan untukmu saat ini. Menulis hal absurd yang tak jelas seperti ini. Seperti dirimu, aku menyediakan tokoh rekaan dirimu dalam drama di otakku. Telah kusisipkan sebuah judul bab khusus buatmu " victoria secret untuk M". 

Ingin rasanya kuajak dirimu mengurung diri. Yang ada hanya kita dengan diri kita dan tokoh tokoh imajinasi kita. Kita perlu memantrainya agar mereka hidup. Agar rasa kecut itu menjadi manis dan kita tersenyum dan berkata " hei, puzzle-puzzle itu kini telah selesai". Tapi entah kapan, entah dimana. 

Baubau, 19 Sept 2013

Comments

Popular posts from this blog

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...