Skip to main content

Membaca Kembali Rectoverso

Saya adalah pembaca setia setiap karya Dee. Membaca berulang-ulang bukanlah sebuah keanehan. Buku Rectoverso adalah buku karya Dee yang mendapat giliran aku baca kembali. Sejak diterbitkan tahun 2008 silam, buku ini tidak pernah menjadi koleksi saya. Apa sebab? Tak lain dan tak bukan harganya yang cukup mahal untuk buku yang tidak begitu tebal buat saya yang saat itu menjadi mahasiswa tingkat akhir yang ribet berurusan dengan skripsi. Jadi ketika seorang teman memiliki buku ini, saya tinggal pasang wajah memelas dan meminta untuk dipinjamkan. Saat itu harga buku ini sekitar 79ribu. Agak lupa apakah itu sekalian dengan CD lagunya atau tidak. 

Setelah membaca dan mengetahui cerita-cerita pendek di buku ini, saya tidak lagi berminat memilikinya. Meski ada dua cerpen berbahasa Inggris disaat itu yang saya masih belum bisa baca ( bahasa inggris saya pas-pasan, liat satu kalimat saja udah buka kamus 10 kali). Cerpen itu menjadi semacam misteri buat saya. Lagu-lagunya pun di download dengan sukarela oleh kak Rahe. Jadinya saya bisa menikmati karya ini tanpa sepeser pun uang yang keluar. Kecuali untuk biaya fotokopi dua cerpen berbahasa Inggris itu ( fotokopiannya tidak pernah berhasil saya baca). Jadi ketika buku ini menjadi koleksi kakak saya di tahun 2013 dengan sembunyi-sembunyi saya membawanya ke Baubau untuk saya baca kembali. 

Ini buku atau CD lagu? Rectoverso
 adalah kumpulan cerpen Dee yang ia tulis. Bersamaan dengan itu ia menuliskan lagu-lagu yang terkait dengan kisah-kisah di dalam buku tersebut. Dengan tagline " dengar musiknya, baca fiksinya" buku dan Cd lagu Rectoverso adalah sebuah kesatuan utuh yang perlu dinikmati secara bersamaan. 

Mendengarkan lagu sambil membaca fiksinya membuat saya khususnya mampu menyelami lebih dalam kisah-kisah yang Dee sajikan. Semacam soundtrack yang terdengar mengiring imajinasi di kepalamu membayangkan setiap kisah yang kamu baca. 

Ada 11 cerita pendek di buku ini. Dan cinta selalu menjadi topik yang paling asyik digali. Jangan bayangkan cerpen-cerpen yang berakhir happy ending dan membuatmu berharap menjadi salah satu tokohnya. Karena mayoritas cerpen-cerpen di sini memiliki ending yang cukup menyedihkan. Namun, Dee tidak meramu cerpen sedih yang picisan. Pembaca dibuatnya mampu bersepakat bahwa ending tersebutlah yang paling pas. Dee sendiri mengakui bahwa kisah cinta yang pahit lebih enak diceritakan dibanding yang manis. 

Pahit-pahit itu bisa kamu baca di buku ini. Misalnya cerita Aku Ada, dimana sang kekasih yang telah meninggal berusaha menyampaikan pesan pada kekasihnya untuk move on. Juga pada cerita Hanya Isyarat, yang memilih untuk melihat dari jauh saja lelaki yang ia cinta. Atau Malaikat juga tahu yang bercerita tentang seorang penderita Autis yang patah hati. Juga cerita Cicak cicak di dinding, dimana sang tokoh berharap menjadi cicak untuk menemani dan menjaga perempuan yang ia cintai. Membaca Rectoverso membangkitkan kegalauan bagi pembaca. Apakah buruk? Tidak juga. Galau mampu membuat pembaca membayangkan cerita yang tidak biasa. Mencari kemungkinan untuk ending yang lain. Setidaknya itu terjadi pada saya. 

Selain itu diksi Dee selalu menjadi point lebih. Saya menyukai tiap pilihan katanya. Sederhana saja, tapi sangat pas. Manis dan romantis bahkan lucu.  

Misalnya pada cerpen Cicak Cicak di Dinding " Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, dan seterusnya sampai mati".  Atau pada ending cerpen Grow a day older, 
I'd like to find the guy who invented the proverb "go with the flow" and lead him to an ocean full of hungry sharks. And see how he would flow. I'd really like to know". Masih banyak yang lain yang bakal terlalu panjang untuk dituliskan. 

Jika tulisan adalah representaai kehidupan penulis maka Rectoverso ini mungkin banyak berkisah tentang Dee secara terserit. Cerita perpisahan pada cerpen Peluk. Juga pada kisah cinta "Grow a day older" yang mungkin berkisah tentang ia san suaminya. Saya hanya menebak dan saya tidak ingin mencari tahu. 

Nah, bagaimana kisah dua cerpen berbahasa Inggris itu. Saya akhirnya bisa membaca tuntas. Sedikit banyak sudah paham ceritanya. Dua cerpen itu dari segi cerita cukup kuat. Grow a day older bercerita tentang perempuan yang berusaha menarik diri dari pria yang ia cintai namun arus cinta tetap membawanya kembali dan tak bisa pergi dan berhenti mencintai. Sedangkan Heaven's Light berkisah tentang kematian seorang suami secara tiba-tiba setelah memilih pergi meninggalkan istrinya dan perempuan yang ia cintai. 

Kurang lebih seperti itulah pemahaman saya. Jika pun tidak mohon koreksi. Atau kalo pun tidak percaya maka baca sendirilah 11 kisah ini. Jangan lupa untuk mendengarkan musiknya. Beberapa cerita dari buku ini telah diangkat ke layar lebar dengan judul Rectoverso.  (*)

Baubau, 13 Sept 2013

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...