Skip to main content

Terdampar di Pulau Berkicau

Saya akhirnya tahu mengapa orang-orang lebih menyukai twitter daripada facebook. Facebook mungkin adalah media sosial yang menempati tingkat pertama di akses di dunia maya menurut survei, tapi twitter menempati ruang pertama bagi para penggunanya yang aktif.

Jika kamu adalah pengguna facebook yang pertama kali membuat akun twitter, saya yakin kamu akan sebingung saya. Pada awalnya saya pun tidak tahu gimana caranya main twitter. Apalagi jika dibuka dari PC yang kadang suka gagal koneksi. Beda dengan fesbuk sekali log in langsung keliatan. Akun twitterku sudah ada sejak 2009 (kalo tidak salah) namun baru aktif digunakan di 2011. Itupun setelah saya malas main fesbuk dan mulai menggunakan smartphone. Pengguna smartphone sangat dimudahkan untuk bermain twitter. Saya memilih ubersocial karena tampilannya lebih berwarna daripada twitter for blackberry. Selain itu saya tidak tahu lagi aplikasi yang bisa digunakan di BB untuk twitter.

Nah, kembali ke kebingungan saya. Waktu awal berkicau saya tak tahu harus menfollow siapa. Rata-rata temanlah yang pertama yang di follow. Kemudian dimention untuk follow back (folbek). Follow berikutnya adalah artis-artis dalam dan luar negeri. Prioritas pertama saya adalah @deelestari. Penulis dan penyanyi favoritku. Setelah itu @nickcarter dan segala macam tentang backstreet boys. Ini boyband saya sepanjang masa. Hehehe.

Semacam bola salju menfollow orang-orang berarti membuat mereka terlihat di timeline-mu. Kalo di fesbuk sih namanya beranda. Nah, ketika kamu melihat kicauan mereka maka lambat laun kamu akan tergerak menfollow orang-orang atau akun yang mereka ajak berkicau. Saya semacam menemukan lingkaran yang saling berkait antara satu dengan yang lain setiap kali menfollow akun tertentu.

Khusus di makassar saya menfollow @supirpete yang sangat banyak followernya. Dia serupa episentrum bagi para pengguna twitter di Makassar. Lucu, informatif, jomblo, dan kadang galau (kalo dari tweetnya). Saya juga tidak tahu orangnya yang mana. Di twitter terlalu banyak akun yang tidak menggunakan nama asli. Saya sih pikir ini lebih keren. Karena saya pribadi follow berdasarkan tweet-tweetnya. Cerdas dan informatif. Selanjutnya saya menfollow beberapa komunitas di makassar yang ternyata baru saya sadari geliatnya sangat hebat di Makassar. Coba waktu kuliah sudah semeriah itu saya pasti akan rajin kopidarat.

Selanjutnya saya menfollow akun-akun penulis. Hmmm saya tidak bisa sebut satu-satu terlalu banyak dan terlalu asyik. Kadang malah menemukan penulis-penulis baru yang tulisannya tidak kalah keren dengan penulis terkenal. Seperti @adit-adit (kalo nda salah ya tulisannya). Cerpen-cerpen sangat keren. Saya juga menfollow @nulisbuku,akun yang bisa menerbitkan karya penulis secara gratis. Hebat bukan? Menfollow mereka menggugah semangat untuk membuat karya dan menuliskannya.
Bahkan kadang akun-akun yang saya anggap tidak saling follow malah saling kenal satu sama lain. Dunia twitter begitu kecil.

Di twitter, saya melihat bahwa artis itu pun manusia biasa. Mereka menshare pengalaman keseharinya. Ketika Dewi Lestari kena block writer, dia pun mensharenya di twitter. Bagi para publik figur itu, twitter adalah tempat mereka bebas berkicau tanpa harus mendapat banyak tanggapan dan komentar. Mereka bebas membalas tweet mana saja semau mereka. Jadi jangan kecewa ketika me-mention salah satu artis dan tidak mendapatkan respon. Mereka menerima begitu banyak tweet. Maklumi lah.

Setiap orang bebas menfollow dan difollow. Tak perlu untuk mengapprove kecuali akunmu terproteksi. Semakin populer semakin banyak followernya. Tapi bagi saya yang mengasyikkan ada menfollow akun yang lain. Melihat percakapn yang terjadi. Favoritku adalah akun-akun luar negeri yang pake bahasa inggris trus tweet-tweetnya tentang hal-hal yang kita anggap remeh tapi benar adanya. Apalagi soal relationship dan percintaan. Dulu awal-awalnya saya menyukai meretweet tweet-tweet itu. Tapi sekarang menandainya sebagai favorit. Biar kalo butuh stok untuk kalimat-kalimat kalo nulis sisa buka bagian favorit.hehehehe.

Selain akun bijak saya pun menyukai akun yang memberikan banyak informasi. Semisalnya akun @ID_AyahAsi yang memberikan info seputar bayi dan ASI. Beberapa akun pun aktif memberi kultwit yang enak untuk diikuti. Ada juga yang promo tulisan blognya atau media mainstream yang mempost berita terkininya. Selain itu info seputar keroyokan menulis untuk sebuah buku adalah favorit saya :D.

Bahasa twitter sangat beda dengan bahasa fesbuk. Tak ada anak alay yang nulis huruf versus angka. Bahasa formal yang paling saya temukan. Istilah gue elo juga. Selain itu para pemilik akun kadang mendeskripsikan keadaan dengan hastag atau tanda pagar dan tanda bintang dan dikuti beberapa kata, misalnya *kemudianhening* #resolusi2012. Hastag membantu para pengguna twitter untuk mencari pembicaraan serupa oleh akun lain.

Di twitter saya menemukan orang cerdas, lucu, labil,galau, dan tak pernah mati. Fesbuk serasa kampung jika melihat begitu ramainya twitter yang setiap saat berubah.

Saya jarang ngetwit tapi paling suka memperhatikan twit-twit orang lain. Di twitter mengupdate status 60 kali dalam semenit tidak disebut gila. Tapi jika dilakukan di fesbuk maka setiap orang akan mengatakanmu sinting. Karena itu saya menyukai twitter. Membuat saya harus kreatif untuk menulis kegalauan. Banyak penulis hebat dan kreatif di twitter. Apalagi kalo tengah malam dan malam minggu. Banyak galau yang bertebaran. Jika malam jumat maka tunggulah cerita-cerita serem yang tak berani saya simak.

Puncaknya adalah kemarin. Sebuah akun bernama @missciccone dengan #cicconeawards-nya. Hebat!!! Imajinasinya begitu keren membuat sebuah awards imajinasi dengan akun-akun di twitter. Paling lucu saat dia mengubah lagu Titi dj dan Smash. Kreatif!

Ya,twitter begitu menyenangkan. Serasa menonton tv dengan ribuan chanel dalam 140 karakter. Too late sih sebenarnya baru nikmati twitter, tapi tak pernah salah jika menikmatinya.

Terakhir adalah menyenangkan jika mentionmu dibalas oleh salah satu penulis favoritmu. Seperti saat mentionku dibalas oleh @deelestari.xixixixi.

Selamat berkicau!!!!

Comments

  1. Tweetermu apa dwi? Sini saya follow... hehehehe. twitter memang selingkuhan yang paling menyenangkan :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Membaca Loversus

Kata K Zulham, teman sekantorku Chicklit itu oportunis. Chicklit adalah genre novel remaja yang menceritakan persoalan anak sekolahan dan percintaan. Tapi yang menyenangkan adalah bagaimana kau membaca dan menemukan apa yang ingin kau baca. Bagaimana kamu tersenyum bahagia di ending sebuah buku. Dan ribuan diksi baru menghingapi otak dan pikiranmu karena penyajiannya. Tak peduli jenis bacaan apa pun ia. Tak peduli ia adalah kumpulan cerpen, dongeng sebelum tidur, bacaan remaja,Chicklit, Teenlit atau novel berat yang terlalu ngejelimet. Aku mengikat kesan itu setelah menuntaskan 216 halaman buku Farah Hidayati. Loversus . Sebuah chicklit yang berfokus pada cerita tentang persahabatan dua siswa SMA yang berawal dari adegan pencarian sepatu hingga pencarian TKI dalam geografis Macau dan London. Pada awalnya saya menganggap buku Loversus ini sama dengan chicklit-chicklit yang pada umumnya hanya sekedar berdialog dan tidak memiliki kedalaman cerita. Namun aku harus mengubah pendapatku di ...