Skip to main content

Morning Glory (Film)


Adalah Becky Fuller (Rachel McAdams) seorang producer acara berita dipecat dari kantornya dengan alas an pengurangan beban tenaga kerja. Ia pun berjuang keras untuk mendapatkan pekerjaan di stasiun televise kembali. Hingga akhirnya ia dipekerjakan sebagai eksekutif producer pada acara berita pagi “DayBreak” di stasiun TV IBS.

Acara berita pagi ini telah mengudara sejak 40an tahun dan perlahan mengalami penurunan ratting. Becky harus berusaha keras untuk membuat acara ini tetap bertahan dan memiliki ratting tinggi. Di hari pertamanya bekerja ia pun lantas memecat pembaca beritanya dan menggantinya dengan Mike Pomeroy (Harrison Ford), seorang jurnalis senior pemenang berbagai piala bergengsi ditingkat jurnalistik yang tidak lagi memiliki acara di televise tapi masih berada di bawah kontrak IBS.
Mike Pomeroy terpaksa menerima tawaran Becky karena ia telah vacuum 6 bulan bekerja dan hal tersebut mengancam kontraknya di IBS.

Tapi tak mudah bekerja dengan Mike. Standar berita baginya adalah Hard news yang memiliki bobot berita yang sangat tinggi. Bukan berita-berita ringan yang biasa ditampilkan pada acara berita pagi. Becky pun berusaha sekuat tenaga membujuk Mike untuk menikmati acara Daybreak tanpa harus terlihat kaku. Namun, ratting adalah segalanya bagi sebuah acara televise. Dan ratting Daybreak perlahan turun ke angka yang lebih buruk dari sebelumnya.

Becky pun berusaha mengambil langkah-langkah untuk menaikkan ratting karena jika tidak dalam waktu 6 minggu Daybreak digantikan oleh opera sabun atau game show. Becky pun lantas memakai taktik “ mengikuti permainan”. Membuat live report secara langsung, misalnya ketika reporter cuacanya menaiki rollercoaster, bermain gulat, atau mencium katak.

Mike tidak pernah sepakat dengan ide berita tersebut. Ia memperdebatkan antara informasi dan hiburan. Baginya informasi lebih penting dari hiburan. Dan hal yang dilakukan Becky adalah lebih banyak memberikan hiburan. Seperti pada perbincangan mereka tentang pengandaian bahwa hiburan adalah gula yang tidak baik untuk kesehatan. Namun menurut Becky tidak setiap hari manusia harus mengkonsumsi serat. Sesekali perlu mengkonsumsi gula.

Televisi adalah industry. Tak ada yang meragukan itu. Mereka hidup dari iklan-iklan yang memasok banyak uang yang bergantung pada tingkat ratting acara. Semakin tinggi ratting acara berarti semakin banyak yang menonton. Hal ini berarti disanalah ruang-ruang iklan menuai banyak manfaat untuk ditampilkan.

Di acara-acara televisi di Indonesia pun telah mengadopsi system penyajian acara berita yang dikemas santai dan menghibur. Misalnya saja 8-11 di metro tv yang menyajikan hiburan music, masak ditengah berita-berita hard. Tak lain adalah untuk menyajikan sebuah tayangan yang santai tapi juga berbobot. Acara-acara berita kaku tidak lagi dilirik. Yang sekedar membacakan berita dan menampilkan tayangan liputan.
Penonton menginginkan ada sebuah kedekatan saat menonton berita. Memasak adalah salah satu contoh kedekatan tersebut. Selain itu penonton menuntut sebuah liputan berita selalu update dan langsung dari lapangan. Karena itu para praktisi televise berusaha mengejar liputan yang berlabel ekslusif.

Film Morning Glory ini layak ditonton oleh orang-orang yang tertarik terjun di industry televise. Segala tekanan dan upaya gigih makanan sehari-hari yang akan mereka temukan di lapangan. Pada akhirnya preasure yang dialami bersama mampu membuat ikatan kerjasama makin kuat.

Selamat menonton!!!

Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...