Skip to main content

Ibu Oportunis yang Menukar Struk Belanja

Oportunis tak selamanya buruk. Oportunis membuat seseorang menjadi begitu telaten dan teliti dalam melakukan sesuatu. Mempertimbangkan segala hal dan menghitung segala kesempatan dan kemungkinan.

Kaum perempuan khususnya ibu-ibu kebanyakan yang oportunis. Khususnya terhadap promo-promo belanja yang mengimingkan hadiah. Mungkin ini disebabkan karena merekalah yang mengatur keuangan dan keperluan rumah tangga. Mereka yang paling tahu konsumsi produk tertentu dalam rumahnya dan mampu menghitung segala kemungkinan untuk memperoleh hadiah dari promo belanja.
Yang ngantri banyak

Beberapa waktu lalu aku mendapat tugas dari kakakku untuk menukarkan struk belanja susu bebelac dengan berbagai bisa macam hadiah yang bisa ditukar jika memiliki point tertentu.Dari info yang dia berikan aku sudah membayangkan begitu banyak ibu-ibu yang rela ngantri hanya untuk menukar struk belanja susu Bebelacnya. Hari pertama ia telah berusaha untuk menukar struknya, pukul 11 siang dia berada di Mall, nomor antrian yang diperolehnya adalah nomor 103. Sedangkan nomor yang baru dipanggil baru berada di posisi 50. Tak selesai ia menukar struknya di hari pertama dan membawa pulang nomor antriannya. Dan akulah yang memiliki tugas untuk kembali esok hari menukar struk-struk tersebut.

Pagi-pagi aku sudah siap tempur. Menyediakan stamina untuk bisa mengantri sampai lama. Saat mengambil nomor antrian aku mendapat nomor 171. Sedangkan nomor yang baru disebut sekitar nomot 50an. Waaah, masih harus menunggu 100 lebih orang lagi baru sampai pada nomor 171. Ibu-ibu yang mengantri pun telah mengisi kursi-kursi yang telah disediakan. Mengambil frame-frame bebelac yang dibagi secara gratis. Bahkan beberapa yang harus berdiri untuk ngantri. Ada beberapa yang membawa serta suami serta anaknya. Betul-betul keluarga yang pantang menyerah.
Penghitungan point struk

Ketika nomor antrian sudah sampai pada nomor 92, dengan penuh trik aku pun ikut dalam barisan antrian yang siap-siap disebut nomornya. Aku menggunakan nomor antrian yang kakakku ambil kemarin. Dan tanpa kecurigaan petugasnya pun mempersilakanku untuk ke petugas penghitung point untuk dihitungkan pointnya. Wah, beruntungnya.

Meski agak sedikit kagok ditanyai oleh mbak-mbaknya karena beberapa struk belanja yang mencurigakan ( satu struk tercetak 10 kaleng pembelanjaan susu), untungnya aku bilang kakakku tinggal di daerah jadinya kalo ke Makassar langsung beli banyak. Fuih…untung mbak-mbaknya nda mempermasalahkan lagi.

Hampir saja hadiah yang sesuai point struk yang aku pegang masuk dalam daftar pendingan. Untungnya mataku cukup awas untuk melihat bahwa produk-produk tersebut telah ada kembali dan siap diorder. Aku mulai agak stress jika harus berurusan lebih jauh dan lebih lama lagi dengan produk dan pegawai Bebelac.

Komoditas susu memang menjadi lahan menjanjikan untuk mempromosikan produk dengan iming-iming hadiah. Produk susu dikonsumsi dalam jumlah banyak dan lama oleh anak kecil. Dengan membeli terus menerus memberikan keuntungan pada ibu untuk mengumpulkan poin dari pembelian.

Tampaknya akupun mulai menjadi bagian dari perempuan-perempuan yang oportunis tersebut. Struk belanja susu Anmum pun memberikan iming-iming hadiah. Wah, sepertinya aku harus siap-siap konsumsi Anmum banyak-banyak. Ckckckckck.(*)

PS : Nomor antrian 171 yang aku pegang aku kasi ke ibu muda yang nomor antriannya 201 :)

Comments

Popular posts from this blog

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Jinx ( Kutukan Sial)

Judul : Jinx ( Kutukan Sial)  Pengarang : Meg Cabot Genre : Teenlit Harga : Rp. 42.000 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Jinx eh Jean pindah dari Iowa ke New York City untuk lepas dari masalah yang disebabkan olehnya. Karena itulah ia dijuluki Jinx, si sial. Kemanapun ia pergi selalu saja ada hal ceroboh yang ditimbulkannya. Di New York City hidupnya pun tidak berjalan mulus. Ia bertemu dengan sepupunya Tory yang telah berubah menjadi anak gaul, populer, dan membuat genk yang mempercayai bahwa mereka adalah keturunan penyihir.  Keduanya bersekolah di sekolah elit Chapman School. Tidak mudah bagi Jinx yang berasal dari country ( pedesaan) yang juga anak pendeta untuk berbaur dengan anak-anak SMA New York City yang berarlojikan Gucci, Rolex, berdompetkan Prada, atau bersepatukan Ferrogamo.  Kedua bersepupu ini pun harus bersaing menarik perhatian Zach. Boy next door yang jatuh cinta pada Au pair mereka. Sanggupkah mereka bersaing? Apakah mereka benar-benar keturunan penyihi...