Skip to main content

Pertemuan


Adakah pertemuan begitu penting? Ketika seorang manusia bertemu dengan manusia lain maka aksi reaksi terjadi. Aku bertemu denganmu dan kamu bertemu denganku. Kita berdua kemudian berbagi tentang diri kita. Nama, pekerjaan, hobi, alamat, semacam sebuah curriculum vitae lisan. Kita berbagi banyak hal. Kesamaan dan juga perbedaan. Kita akan meminimalisir perbedaan. Menggali banyak kesamaan. Namun sesekali kita akan mengungkapkan perbedaan agar kita saling memahami dan mengerti bahwa perbedaan bukanlah sebuah halangan. Dari perbedaan itu pula kita akan saling berbagi pengetahuan. Mengisi kekosongan pengetahuan.

Di akhir pertemuan kita akan berkata selamat tinggal atau mungkin berkata sampai ketemu lagi. Beberapa pertemuan hanya terjadi sekali. Beberapa manusia hanya terjalin pada satu interaksi. Aku kadang bingung yang bertemu meski sekali itu adalah sebuah yang perlu disyukuri atau tidak. Mungkin si A mengenal si B, entah lewat sarana apa. Namun si B tidak pernah mengenal si A. Mungkin menyadari si A hidup di dunia saja itu tidak mungkin. Si A bisa saja mendamba sebuah pertemuan dengan si B. Namun mereka takkan pernah bisa saling bertemu. Ini berlaku pada Publik figure dan para penggemarnya.

Ada pula pertemuan yang seperti dalam bait puisi Chairil Anwar “Sekali berarti sudah itu mati”. Pertemuan itu hanya sekali dan takkan pernah terjadi lagi. Ia takkan apa-apa jika manusia-manusia yang bertemu itu tidak mendapatkan chemistry yang kuat pada pertemuan pertama. Yang menyedihkan adalah ketika Aku bertemu denganmu dan kita menemukan bahwa Aku atau kamu adalah sebuah biji puzzle yang penting dalam buku kehidupan. Aku atau kamu tak hanya menempati tepian puzzle yang tak begitu berarti. Ketika ia hilang takkan mengganggu gambar utama.

Pertemuan itu akan menyakitkan ketika aku dan kamu di saat berpisah berkata “sampai jumpa lagi”. Namun takkan ada lagi pertemuan berikutnya. Meski aku dan kamu telah berjanji pada sebuah tempat di sebuah masa di waktu depan akan bertemu. Bertatap muka. Memercikkan banyak chemistry pertemanan lagi yang lain. Aku membuat ekspetasi dan kau pun mendaftar ekspetasimu. Mengkhayalkan kelak yang akan kita lakukan saat bertemu. Kita mungkin akan berjabat tangan dan kemudian berpelukan dan saling berkata “Long time no see, aku merindukanmu”.

Dan ketika kita tak bertemu ekspektasi itu hanya memenuhi ruang imaji kita. Memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi jika kita bertemu. Bersedih atasnya dan kemudian meneruskan hidup. Aku dan kamu terpisah jarak. Psikologis dan geografis. Hingga benang yang dulunya mengikat kita pada perlahan merenggang dan hilang. Kita melanjutkan hidup kita masing-masing. Dan melupakan pertemuan itu. Mungkin sedih sesaat namun akan cepat menghilang.

Ada juga pertemuan dua, tiga, empat, lima,entah mungkin hingga puluhan. Namun kita tau bahwa itu akan berakhir cepat atau lambat. Aku pikir pertemuan ini lebih menyakitkan. Karena pada dua, tiga, empat, hingga puluhan itu benang yang kita rajut akan semakin kuat. Kita tahu itu akan berakhir namun berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Karena kita tak pernah ingin tahu bahwa pertemuan-pertemuan itu akan berakhir. Karena ketika kita membuat jarak itu akan sangat menyakitkan. Akan membekas lebih dalam. Lukanya akan sembuh lebih lama dan tak mungkin terlupa.

Setiap sebelum bertemu kita akan berbahagia. Saling membuat ekspetasi. Menyihir dunia yang biasa menjadi luar biasa. Berbagi cerita tentang apa yang akan kita lakukan. Kemudian kita bertemu. Membuat beberapa ekspetasi menjadi nyata. Beberapa terbatas waktu. Dan selanjutnya kita akan berpisah. Saling berucap “sampai jumpa lagi” namun menyangsikan akan pertemuan dengan dunia yang begitu ajaib lagi kelak. Mungkin jika sampai kita bertemu lagi kita tak lagi menyihir dunia itu menjadi luar biasa. Kita sadar bahwa kita bukanlah penyihir dalam dunia Harry Potter atau sezaman dengan Merlin. Kita hanyalah manusia-manusia yang bertemu, saling menguatkan dan kemudian saling menyakiti.

Pada pertemuan ini aku tak pernah tahu yang mana lebih menyakitkan. Pertemuan sekali dan tak pernah lagi ataukah pertemuan berkali-kali dan pada akhir bertemu kita mengucap selamat tinggal. Bagiku benang-benang yang terikat kuat akan selalu lebih sakit terputus disbanding benang-benang yang merenggang.

Pada akhirnya aku selalu berharap bisa memutar waktu dan tak bertemu…
Tapi hidup bukanlah sebuah kebetulan dan pertemua denganmu adalah sebuah keniscayaan. Hajimemashite

(10 February 2011)

Comments

Popular posts from this blog

Kura-Kura hijau

Tadi waktu ke Mall aku sempat melihat kura-kura hijau kecil yang djual. Ada puluhan ekor dalam satu akuarium besar. Ada yang berdiam diri di batu buatan dalam akuarim kaca itu, adapula yang berenang-berenang. Banyak orang yang singgah untuk melihat-lihat. Dijualnya berpasangan. Kura-kura mungkin makhluk yang gampang kesepian. Jadi jika harus dijual harus berpasangan. Sepasang kura-kura dibrandol dengan harga 70.000 plus akuarim kecil ukuran 20x15x15 cm. Kura-kura itu tampak lucu. Selain kura-kuranya dijualnya turtle food buat sang kura-kura. Aku tertarik untuk membelinya. Tapi aku bukanlah orang yang telaten dalam merawat sesuatu. Aku takut kura-kura itu akan mati jika aku beli. Mungkin jika sang kura-kura beruntung aku pun akan melakukan seperti yang dilakukan Dee, melepas kura-kura. Tapi janganlah aku membelinya. Biarlah orang lain yang lebih telaten yang merawatnya. Semoga kura-kura itu mampu bertahan hidup.

Pada Sebuah Beranda

Siapa yang tak mengenal bondan winarno. Presenter pembawa acara kuliner di televisi. Mempopulerkan istilah “Mak Nyus” untuk tiap komentar enak tentang makanan yang dimakannya. Tapi hanya sedikit yang tahu bahwa ia adalah seorang wartawan senior yang telah malang melintang di dunia jurnalisitik. Memiliki segudang pengalaman liputan. Bahkan pernah membuat salah satu laporan investigasi yang mengungkap sebuah kasus. Namun tak hanya sisi jurnalistik, Bondan Winarno pun seorang penulis sastra yang cukup ciamik. Beberapa waktu lalu seorang teman mengirimkan fotokopian kumpulan cerpen Bondan Winarno yang berjudul “Pada Sebuah Beranda”. Buku ini sudah lama aku cari di toko-toko buku. Namun tak kunjung aku temukan. Hingga seorang teman berbaik hati mengirimkan fotokopiannya yang bersumber di perpustakaan kotanya. Ada 25 cerpen yang dimuat dalam buku tersebut. Pada Sebuah Beranda ini diterbitkan oleh Bondan Winarno sebagai kado ulang tahun untuk dirinya sendiri yang dalam istilahnya “Celebrat...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...