Anna, tepat 4 juli ini usiamu 11 bulan sekarang. Beberapa tahun mendatang, ketika kamu
sudah bisa ngomong dan menari seperti kakak Ara, mungkin kamu akan mendengar
lagu ini. Entah itu dinyanyikan oleh kakakmu sambil menirukan gaya orang
karaokean atau kamu mendengarnya dari film atau bisa jadi dari saluran youtube.
Begini liriknya “ ignite the light/ and let it
shine/ just own the night/ like 4th of july”.
Firework
ini dinyanyikan oleh Katty Perry. Saya tidak ingin menceritakan padamu tentang
lagu ini atau Katty Perry. Saya ingin menceritakan padamu tentang sepenggal
lirik di lagu itu, 4th of july. Jika kamu sedikit lebih besar atau
banyak membaca kamu akan tahu bahwa 4
juli adalah hari kemerdekaan Amerika Serikat. Perayaannya gegap gempita penuh
kembang api. Saya tidak pernah melihatnya langsung, tapi kamu bisa mengeceknya
di video lagu nama bulandalam setahun di saluran youtube super simple song digambarkan penuh dengan kembang api.
Tapi 4 juli tidak hanya milik Amerika serikat.
Saya dan kakak-kakak saya merayakan 4 juli secara personal. 4 juli adalah hari
kelahiran ayah saya, kakek kamu yang biasa saya panggil Etta (dan kamu pun bisa
memanggilnya demikian). Ia adalah lelaki pertama yang saya kenal. Ayah adalah
cinta pertama putrinya, begitu kata pepatah. Ya, Etta adalah cinta pertama
saya. Meski kami tak pernah benar-benar saling bertukar ucapan itu.
Hubungan anak-ayah di antara kami layaknya
hubungan antara anak perempuan dan ayahnya di suku bugis. Ayah selalu memiliki
jarak yang agak jauh setelah ibu. Tapi hadirnya adalah ketegasan. Jika etta
melarang, maka meski mama mengiyakan tetap saja tidak boleh.
Saya selalu lebih dekat dengan mamaku. Tapi Etta
serupa pohon yang selalu menaungi. Ia serupa rumah yang melindungi. Ia sosok pendiam.
Namun ia pun jenaka. Saya selalu suka melihatnya tertawa. Matanya akan menyipit
dan pipinya akan terlihat penuh. Suaranya menggelegar. Ketika memiliki cucu,
tawa itu makin sering kulihat. Saya tidak pernah menyangka sosoknya yang begitu
tegas dan cukup mampu membuat teman-teman sekolah yang cowok takut menatap
matanya, begitu luluh dengan lelucon yang dibuat cucu-cucunya (termasuk
dirimu). Saya sedikit agak cemburu dengan kalian. Seingat saya, sangat sedikit
kenangan masa kecil yang mampu kuingat sedekat ia dengan cucu-cucunya.
Beberapa masih cukup jelas di ingatan. Seperti
ketika kecil ia menuntunku kala magrib dari mesjid ke toko di pasar untuk
berbelanja buku persiapan sekolah. Ia memegang lenganku sembari menarik-narik kulit pergelangan tangan
layaknya orang yang melambai. Kadang aku berusaha melakukan hal yang sama pada
pergelangan tangannya, tapi tak pernah berhasil. Ia menjelaskan karena tanganku
kurus dan kecil sementara tangannya besar dan gempal.
Saya juga mengingat pernah digendong di punggungnya di kolong
rumah sementara mamaku memasak santan untuk jadi minyak goreng. Sekali pernah
saya menangis karena kesal dengan mama, dan saya memilih memanggil Etta sambil terus sesenggukan. Ia pernah
mengajakku ke Makassar untuk menginap di rumah saudaranya, sayangnya tidak jadi
karena mobil yang akan kami tumpangi tak kunjung berangkat.
Sekali pernah ia marah, karena saya meminta
dengan paksa tidur ditemani mama padahal saat itu saya sudah SMP. Mungkin
karena ia melihat saya sudah cukup besar untuk tidur sendiri. Hahaha.
Usianya 69 tahun di 4 juli ini. Saya tidak
memberinya apa-apa. Hanya sebuah doa singkat semoga ia sehat selalu,
berbahagia, dan menikmati hidupnya dengan tenang. Dalam tiga tahun ini baru
sekali aku bertemu dengannya. Selalu ingin kupeluk dan keucapkan “aku
mencintaimu” tapi selalu urung kulakuan. Ia membesarkan kami dengan cinta yang
miskin kata namun kaya akan tindakan.
Selamat ulang tahun, Etta.
love u Anna
ReplyDeleteArra
tante Dewi
Anak-anak adalah malaikat dari alam Cahaya yang datang untuk menyirami taman jiwa para orang tua...
ReplyDelete-Guruji Gede Prama-
untuk Tulisan terbaru Guruji Gede Prama tentang keluarga dan anak anak
bisa dibaca di https://www.belkedamaian.org