Skip to main content

Song Song Couple Declare






 
foto :Dispatch
Sepagian tadi saya sibuk di dapur. Buru-buru bikin sarapan sambil ngejar jadwal praktek dokter. Ga sempat pegang hp. Ara juga sibuk mainin hp saya dalam perjalanan ke praktek dokter. Otomatis saya ga ngintip gawai sama sekali. Pas ngantri di tempat dokter, grup WA yang berisi cewek-cewek yang ga saling kenal dan hanya dipertemukan oleh satu kesamaan yaitu Songsongshipper penuh dengan chat. 

Sedikit memaksa Ara untuk minjemin hp saya berhasil mengintip percakapan yang berlangsung.  Ternyata yang bikin heboh adalah pengumuman pertunangan #songsongcouple couple favorit kami. Seketika juga saya kegirangan di tempat praktek dokter. Untungnya pasien belum terlalu banyak. Hatiku menghangat. Seperti ingin meledak. Ratusan kupu-kupu dalam perut terasa menggelikan. 

Tak ada yang paling membahagiakan dari seorang shipper selain menemukan kenyataan bahwa pasangan yang diidolakannya benar-benar jadian. Terlebih lagi kalo pengumumannya bakal menikah. Dan kami, para anggota grup WA songsongshipper benar-benar menjadi fans yang paling berbahagia hari ini. Ini pertama kalinya saya ikut-ikutan jadi shipper couple drama korea.

 Chemestry antara SHK dan SJK di drama Descendent of the sun sanggup membuat saya menanti dengan harap-harap cemas tiap episode. Kepoin IG demi kabar-kabar terbaru tentang mereka. Saya bukan penggemar drama korea. Cukup sulit untuk membuat saya rela menghabiskan waktu untuk ngikutin tiap episodenya kecuali kalo cerita dan para pemainnya Daebak banget. Dan Dots memiliki racikan itu.

 Cerita yang menarik dan para pemain yang membuat saya berdoa agar mereka benar-benar menjadi pasangan yang nyata. Dan doa para shipper menjadi nyata. Agensi keduanya mengumumkan songsongcouple akan melangsungkan pernikahan tanggal 31 oktober nanti. Gimana ga senang tuh para shipper?? Padahal siapa sih kami. Kenal dengan mereka juga ga, tapi yang paling duluan nangis bahagia adalah kami. Hahaha. 

Ini couple pertama yang saya shipperin dan Alhamdulillah ya mereka  ga bikin saya sedih karena ga jadian. Kemudian setelah mereka jadian lantas para shipper gimana?? Buat saya pribadi saya bisa bernafas lega. Tapi rasanya juga kehilangan mainan. Feeling yang ilang itu sama kayak waktu Backstreet Boys vakum dari dunia boyband (meski kemudian comeback lagi), serial Harry Potter selesai, serial twilight selesai. Dulu kepoin IG hanya untuk liat update-an terbaru dari para shipper dan delulu mereka tentang hubungan keduanya. Atau ikut kesal kalo ada fanwar dari akun shipper couple lain.

 Setelah keduanya declare bahwa mereka mo menikah gue ga tau harus stalking apalagi. Tiap hari yang ada hanyalah gimana romantisnya SJK melamar SHK. Yang kemudian bikin saya iri dan pengen banget jadi SHK. Hahaha. At least setelah pengumuman rencana menikah ini, satu cowok ganteng dalam listku menikah dengan cewek yang benar-benar cocok untuknya menurut versiku. 

Cukuplah Nick Carter yang membuat saya patah hati. Setelah ini saya tidak lagi harus sibuk nengokin IG (kecuali pas nikahnya nanti, pas hamilnya (aaamiiiin), pas punya anaknya, pas drama barunya, film barunya) demi mereka. Hahaha. Kemudian abis ini saya ngapain? Hidup akan berjalan lebih santai dan menunggu mainan baru apalagi yang bisa bikin mix feeling sampai dibaperin. (Etapi aku masih punya Jon Snow buat dikepoin di season terbaru Game of Thrones sih .Hahahahaha).

Selamat Songsongcouple !!!!!

5 juli 2017

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

antusiasme berfoto....

Sebagai prasyarat untuk mendapat izin ujian selain kelenagkapan berkas, calon sarjana perlu menyertakan foto berjas atau berkebaya. Beranjak dari sinilah cerita hari ini bergulir. “izin ujian itu lama loh keluarnya” kata Santi. ( wahhh…aku harus segera mengurusnya ) Tapi aku belum berfoto. Merujuk pada dua orang kakak perempuanku yang telah berhasil menyelesaikan kuliah S1-nya dan telah melalui sesi berfoto untuk ujian dan wisuda, kepada merekalah aku meminta petunjuk. Dan hasilnya….keduanya berfoto menggunakan kebaya untuk ijazahnya. Meski kak Ipah memakai jilbab, ternyata untuk tampil cantik di ijazah ia rela untuk melepas jilbabnya dan bersanggul kartini. Dan atas petunjuk inilah aku pun kemudian mempertimbangkan hal tersebut. Dengan beberapa pertimbangan : Pertama, Dwi kan tidak berjilbab. Teman-teman yang pake jas rata-rata yang berjilbab. Kedua, Inikan ijazah untuk S1, tak ada orang yang memiliki gelar S1 dua kali. Mungkin ada, tapi mereka devian. (...

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...