Skip to main content

2 Agustusku

2 agustus telah menjauh berpuluh hari. Namun masih ada sisa agustus yang dingin di sini. Sebuah tempat yang kusebut rumah. Tanpa polusi, tanpa Mall, tanpa hingar bingar kendaraan dan lampu. Tanpa matahari yang panas menguapkan keringat. Di sini matahari tetaplah bersinar namun dingin pegunungan tetap mampu menyejukkan. Masih mampu membuatmu berselimut sarung meski matahari telah hampir di atas kepalamu. Tempat ini kusebut rumah. Belum pernah tergantikan oleh tempat lain. Aku belum pernah memiliki rumahku sendiri yang kutanami dengan pohon buah di halamannya serta membuat teras untuk tempat menyesapkan secangkir teh hangat ke dalam kerongkongan kala sore hari.

Udara tempat ini adalah udara yang pertama kali aku hirup. Oksigennyalah yang paling banyak terserap oleh respirasiku. Tempat ini pulalah yang paling banyak kulewatkan dalam tahun-tahun hidupku. Sederhana, penuh mimpi, dan begitu nyaman.

Banyak khayalan yang aku rajut tiap sore di jendela kamarku. Memintal benang-benang mimpi tanpa pernah lelah berharap. Tak peduli ia mampu menjadi nyata atau tidak. Tahun-tahun yang kulalui adalah jejeran waktu yang kurasa seperti surga. Segala kebutuhan terpenuhi, rasa aman dan nyaman, kasih sayang yang tak pernah kurang dan cinta yang tiap hari ada serupa udara segar tanpa polusi.

Tapi hidup layaknya roda. Ada yang datang ada yang pergi. Ada sedih ada gembira. Ketika aku belajar menjadi diriku dan tak bergantung dengan orang lain, aku mulai kehilangan orang yang kusayangi. Dan ada waktu dimana segala syarat ketika mata ini akan bersedih terpenuhi. Ketika ada rindu yang tak pernah aku ucapkan karena aku tahu jawabnya takkan pernah terbalas.

Pelan tapi pasti, aku belajar menghadapi sedih. Beberapa menjadi trauma. Ada saat di malam-malam yang sunyi aku terisak tertahan. Membasahi bantalku untuk segala rasa sedih yang tertangkup di hati. Menyisakan mata yang bengkak saat pagi. Aku merasakan patah hati, rindu yang tak berujung, cinta yang tak tahu aku harus alamatkan dimana. Aku merasakan kehilangan dan trauma yang mendalam akan ditinggalkan. Kadang aku kalah dalam pembelajaran menghadapi sedih. Tak jarang aku harus menyerah pada hatiku yang rapuh dan kembali lagi ke titik nol untuk belajar tegar.

Aku 25 tahun. Aku adalah perempuan, istri, dan juga ibu. Paripurna sudah kodratku menjadi makhluk Tuhan berjenis kelamin wanita. Aku masih belajar menghadapi sedih. Menamengi diri dari sebuah picisan rasa yang sia-sia. Waktu akan menyembuhkan luka, meski pada akhirnya tetap meninggalkan bekas. Aku ingin tak lama lagi semua luka mengering. Sehingga ketika aku melihat jaringan parut yang membekasi luka itu, aku hanya akan tersenyum. Saat itu aku telah memaafkan dan menang atas sedih dan trauma.

Ara, aku ingin kamu tahu tak pernah mudah menjadi perempuan. Rasamu adalah indera yang paling sering akan kamu gunakan. Bijaklah nak. Ada saat dimana ia tak perlu terlibat lebih jauh.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. Terima kasih bunda atas pesan tulus mu saat membaca blog mu, mengenalmu adek slalu teringat kk q yang skrg di Bone itu tempat kk kan ? tempat yang jauh dr Malang seolah terpisahkan

    ReplyDelete
  2. Anonymous8/19/2011

    @ mbak dewi : trima kasih sdh membaca blog ini.iya, sy tinggalx di bone. Ada kluarga di bone?

    ReplyDelete
  3. Anonymous8/19/2011

    @ mbak dewi : trima kasih sdh membaca blog ini.iya, sy tinggalx di bone. Ada kluarga di bone?

    ReplyDelete
  4. Jawabannya Di posting terbaruku y kk spesial bwt Ara........
    Izin pinjem foto juga....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Lunch di Kelilingi Cowok Cakep

Selalu membayangkan berada di situasi di atas? Aku mengalaminya. Yakinlah tak akan sesuai ekspektasinya. Apalagi jika dirimu tidak memiliki tingkat percaya diri tinggi. Aku mengalaminya. Ingin rasa cepat-cepat pergi dari tempat itu. Meskipun secara situasi itu sangat menguntungkan. Makan dikelilingi cowok cakep selalu bisa menambah nafsu makan. Bisa sekalian tebar pesona. Kantin itu berjarak dua ratus meter dari kost-anku. Di Jalan Sahabat di daerah Tamalanrea agak susah menemukan tempat makan yang enak. Berbeda di daerah pintu nol atau kawasan workshop unhas. Disini kamu benar-benar harus mengetahui medan agar tidak kelaparan. Beruntungnya ada satu tempat yang lumayan representative untuk anak kost seperti diriku. Murah dan enak. Kualitas pun dijamin mutu .(Para pelanggannya mahasiswa kedokteran Unhas, jadi kalo tiba-tiba tidak steril bisa ditolong sama mahasiswa Kedok itu kan!). Menunya adalah makanan khas rumah yang nyaman dikantong dan nyaman di perut. Nasi,sayur, tempe, dan ikan