Tasaro menjadi salah satu satu penulis paling produktif di Indonesia. Genre tulisannya pun beragam. Mulai dari petualangan pendekar perempuan zaman Majapahit- Samita, Kisah TKW dalam Galaksi Kinanthy, Kisah Muhammad dalam novel Lelaki Penggenggam Hujan, hingga kisah fantasi anak-anak berjudul Nibiru dan Kesatria Atlantis.
Nibiru dan Kesatria Atlantis menjadi buku paling tebal dari semua buku yang pernah ditulisnya hingga saat ini. Bercerita tentang sebuah pulau bernama Kedhalu di tahun 13.359 Masehi. Saat dimana bentuk daratan-daratan di muka bumi belumlah seperti yang sekarang. Di Kedhalu tiap orang memiliki kekuatan yang disebut Pugabha. Pugabha adalah kekuatan halus yang dimiliki setiap orang jika dilatih secara terus menerus. Ada delapan Pugabha. Pugabha Nyegay, penguasa satwa. Pugabha pesam, penguasa kekebalan. Pugabha Sutha, penguasa kekuatan raksasa. Pugabha Nyinaw, penguasa ketakkasatmataan. Pugabha wanyi, penguasa tirai gaib. Pugabha kyrany, penguasa ruang dan waktu. Pugabha bhelsuny, penguasa luka. Dan terakhir pugabha nyamal, penguasa unsur alam.
Ramalan Nibiru sebagai raja yang akan menghancurkan Kedhalu akan menjadi kenyataan. Adalah Dhaca Suli dan ketiga orang teman yang tergabung dalam empat keparat kecil, bocah selatan yang terkenal nakal dan bodoh. Mereka harus rela meninggalkamasa kanak-kanaknya yang mengasyikkan dan berjuang untuk menyelamatkan Kedhalu.
Tasaro menyajikan sebuah kisah fantasi yang takkan pernah kamu temui di buku-buku fantasi Indonesia. Buku ini semacam sebuah rasa baru dikhazanah dunia sastra di Indonesia. Nibiru dan Kesatria Atlantis diracik serupa cerita Avatar Aang dan Harry Potter dengan mengambil setting nusantara yang berangkat dari sebuah argumentasi bahwa Nusantara bagian dari atlantis yang hilang.
Tasaro benar-benar lihai dalam bercerita. Buku setebal 600an halaman lebih ini pun masih direncanakan dituliskan dalam pentalogi atau lima jilid.
Awalnya saya sempat jengah juga melihat ketebalan buku ini dan menyangsikan ceritanya. Saya masih menggunakan standar seri Harry Potter yang benar-benar mampu memukau dunia. Namun sekali memulai membaca buku ini dan mulai terikat dengan ceritanya maka takkan berhenti sampai halaman terakhir. Meski agak susah mengingat nama-nama tokohnya yang begitu banyak dan sedikit membuat lidah terbelit ketika melafalkannya.
Tak sabar rasanya menunggu seri kedua dari serial ini. Rasanya begitu iri melihat produktivitas Tasaro :D. Jika Tasaro punya Nibiru dan Ksatria Atlantis, saya punya Peribiru dan Kesatria putih. Mirip pada biru dan kesatrianya. Hehehehehehe.
waduh tebel amat bukunya.. ckckck..mending nunggu bukunya mbak dwi terbit deh.
ReplyDelete