Skip to main content

Surat "Cinta" No 2

Dear kamu....

Apa kabar duniamu? Apakah hujan masih membasahi tanah-tanahmu. Menggenangi pot-potmu dan membuat tanaman-tanamanmu kebanjiran air. Ataukah adakah matahari mengeringkan tanah-tanahmu. Membuat kuning dedaunan di pohon.Menjadikan debu-debu beterbangan di langitmu.

Telah cukup lama kita tak berbagi kabar. Bertukar cerita. Jarak membentang di antara kita. Dan hati pun tampaknya mulai memiliki pola geraknya masing-masing. Tapi setiap hari aku masih memiliki waktu untuk mengingatmu. Menggantung tanya di benak tentang apa yang sedang kamu lakukan.

Adakah dirimu telah berubah? Rambutmu yang mungkin kian memanjang. Atau malah lebih pendek karena telah kamu potong. Apakah berat badanmu bertambah. Ataukah telah tumbuh otot-otot bisepmu karena berolahraga.

Semua pertanyaan itu mungkin takkan kamu jawab. Atau aku terlalu cerewet untuk menanyakan segala hal remeh temeh tentang dirimu. Jika kamu tak berkenang menjawabnya, aku takkan memaksamu. Biarlah imajinasiku yang menjawabnya.

Aku mulai sangsi dirimu telah berubah. Fisikmu, duniamu, dan juga hatimu. Masihkah kamu memanggilku dengan sebutan “sayang” atau “Dear”. Ah, mungkin kamu tak lagi mau menggunakannya. Padahal aku rindu panggilan itu.Tapi sekali lagi aku tak pernah bisa memaksamu.

Aku menuliskan sebuah buku untukmu. Aku tahu kamu pasti penasaran. Tunggu!!!! Biar kunikmati kemenangan karena telah membuatmu penasaran. Aku akan memberikanmu kelak jika kita bertemu.Itupun jikalau kita sempat bertemu :P.Namun jika angin takkan pernah mempertemukan kita, aku akan menyimpannya sendiri.

Kata orang-orang nerd “katakan cinta lewat buku”. Jika aku memberikanmu buku maka kamu mungkin akan merasa special. Namun jika aku memberikanmu buku yang kubuat sendiri, apakah kamu merasa lebih dari special.Hihihihihi. Bukunya limited edition loh. Takkan kamu temukan di perpustakaan di seluruh dunia. Dicetak hanya ada dua eksemplar. Satu untukku, satu lagi untukmu. Namun jika kita tak bertemu aku akan menyimpan kedua-duanya.

Apakah kamu akan mengejarku seumur hidupmu. Mencariku ke ujung dunia. Aku mungkin terlalu percaya diri untuk itu.Hahahahaha. Tapi biarlah. Semua kan tergantung padamu. Kamu akan membacanya atau tidak. Kamu penasaran akan buku itu atau tidak.

Biar kuberi kamu contekan tentang isi buku itu. Biar kamu semakin penasaran. Aku mencatat tiap rindu di sana. Setiap imajinasiku tentangmu aku catat. Semua pertanyaan-pertanyaan tentangmu aku tulis di buku. Karena kutahu kamu takkan membalas surat ini maka kelak jika aku bertemu denganmu aku akan memaksamu menjawabnya. Jika perlu dibawah todongan pisau tajam. Kenapa aku memilih pisau, karena jika aku menekankannya ke tubuhmu maka kamu takkan langsung mati. Jadi aku masih bisa memaksa menjawab semua pertanyaan-pertanyaanku.

Hmmm…Sepertinya kamu mulai menciutkan nyalimu untuk bertemu denganku. Kamu mungkin memilih untuk penasaran saja daripada berada di bawah todongan pisau. Hahahaha.Apakaha ini bentuk aksi teror terbaru setelah bom bunuh diri dan bom buku? Akan sangat romantis jika aku mengirimimu bom dalam bentuk surat beramplop merah jambu.  Apakah aku setega itu? Bisa ya, bisa tidak. Aku yakin sisi malaikat dalam diriku berbanding dengan sisi devilnya. Tapi, tak usahlah. Aku terlalu cantik untuk jadi tersangka pengirim bom. Lagian motifnya nanti hanyalah sakit hati. Bukan motif yang marak diberitakan di media.

Kupikir surat ini akan berisi hal-hal romantis serupa surat cinta. Namun ternyata surat ini berujung pada ancaman. Kamu boleh melaporkanku ke polisi jikalau kamu merasa terancam. Tapi kan aku tak pernah tahu dimana kamu berada dan begitu juga aku tak tahu dimana dirimu berada.

Ya, demikianlah akhir surat yang ngelantur ini. Aku harus menyelesaikan satu cerita terakhir untukmu.
Mari diakhiri saja Titik

Comments

  1. Anonymous5/10/2011

    sudah disiapkan,tapi belum terkirim,rutinitas ini mengganjalku,besok aku kirim,maaf tak ada prakata dariku,biarlah itu saja dulu... hihihihi....

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar