Skip to main content

Nostalgia Bersama Bobo


Ini dua kalinya aku membeli majalah bobo ketika umurku sudah menginjak 22 tahun. Majalah anak-anak yang kukenal sejak aku kelas tiga SD. Masih kuingat saat itu ketika Etta dan Mama membawakan majalah itu dari ibukota Watampone.

Dwi kecil tampak begitu berseri-seri. Binar matanya menampakkan sebuah kebahagiaan yang begitu besar. Dipandanginya sampul berwarna pmerah jambu itu. Artikel yang paling aku ingat saat itu adalah liputan tentang Kotaro Minami, pemain kesatria baja hitam yang saat itu lagi hebohnya ditayangkan di RCTI.

Aku membaca tiap halamannya, bahkan iklannya sekalipun. Aku sangat senang kala itu. Seperti mendapatkan permintaan yang terkabulkan dari seorang peri. Dan yah….orang yang memberiku majalah itu memang adalah peri….


Kemarin aku kembali ingin bernostalgia bersama majalah itu. Membaca rubric ringan yang begitu menyenangkan. Menemukan dunia kanak-kanak yang selalu membahagiakan. Aku tak tahu kapan terakhir membeli dan membacanya, tapi yang au tahu pertimbangan kala itu adalah bahwa aku telah besar dan sudah tak layak membaca bobo.


Surat dari sahabat di edisi ini seperti pada kasusku. Ia telah beranjak dewasa dan kakaknya menyuruhnya membaca majalah remaja. Dan bobo dengan bijak memberikan penjelasan bahwa ia tak hanya untuk anak kecil tapi pantas juga untuk dewasa.


Tak mudah menulis konten untuk anak-anak. Pemilihan kata akan sangat susah ketika kamu menghadapi kenyataan bahwa pembaca kamu adalah anak-anak. “put ur reader on ur mind”. Yah…pepatah itulah yang diperlukan para pengasuh rubrik dan majalah anak-anak. Itulah kenapa, bacaan anak-anak bias dengan mudah diterima oleh orang tua. Bahkan ketika pelatihan penulisan secara professional, majalah anak-anak menjadi rekomdasi bacaan untuk mempelajari jenis dan cara menulis.


Bobo membuatku kembali mengingat aku waktu kecil. Penuh mimpi dan penuh pengharapan. Dan kali ini aku ingin tetap membacanya dan jika masih bisa berharap aku bias bergabung di redaksinya….

Comments

  1. triyudha4/03/2009

    hi dwi,,ternyata kita sama pembaca bobo yahh..hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Alas Kaki Nyaman, Hati Senang

  sumber foto : Facebook Be.Bob Kata seorang teman memilih alas kaki   sama seperti memilih pasangan hidup,   harus cari yang nyaman. Alas kaki nyaman buat saya adalah sandal jepit, tapi tidak semua kondisi pas dengan sandal jepit.. Saat kuliah saya pun dituntut memakai sepatu. Berhubungan karena ngekost maka alas kaki hendaknya memiliki syarat murah, kuat, dan tahan lama serta pas untuk model casual , feminine , atau sporty . Pilihan saya jatuh pada flat shoes . Karena kostku lumayan dekat dengan kampus, saya cukup jalan kaki. Sepatu yang saya kenakan harus bercumbu dengan berdebu dan beladus karena sinar matahari. Paling menyedihkan ketika musim hujan dan air menggenang, saya mengakalinya dengan jalan kaki menggunakan sandal jepit dan memakai sepatu saat tiba di kampus. Tak jarang saya harus menanggung malu karena persoalan alas kaki.  Pernah sekali saya diusir saat mengenakan sepatu sandal di perkuliahan yang dosennya mengharuskan menggunakan...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Asyiknya Berkirim Kartu Pos

Kartu pos untuk teman-teman di Indonesia. Beberapa minggu ini saya lagi senang-senangnya berkirim kartu pos. Membeli kartu pos di court street. Menuliskan nama dan alamat yang akan dikirimkan. Menuliskan pesan yang akan disampaikan. Dan membawanya ke kantor pos dan memposkannya. Prosesnya itu begitu menyenangkan buatku. Terlebih lagi ketika orang yang saya kirimi kartu pos mengabarkan kalo kartu posnya sudah sampai, rasanya seperti mission completed deh. Selain mengirimkan kartu pos ke teman-teman di Indonesia, saya juga bergabung di Postcrossing . Sebuah web yang menyatukan para penggemar kartu pos seluruh dunia. Saya menemukan web Postcrossing ini tak sengaja ketika sedang mencari informasi berapa harga prangko untuk kartu pos luar negeri. Caranya gampang, daftar di webnya, kemudian kamu akan menerima 5 alamat yang harus kamu kirimi kartu pos. Saat pertama join kamu harus mengirim kartu pos. Ketika kartu pos itu diterima, maka alamat kamu akan disugesti untuk dikirimi kartu po...