Skip to main content

Tuhan Mencintaiku Lebih Dari Yang Aku Tahu


Rasanya akhir pekan ini aku masih juga sibuk. Inputan data k riza belum selesai. Berkas untuk singapura belum juga aku kirim. Padahal berkas itu sudah harus terkirim segera. Jika tidak, k yusran terancam tak ke singapura.

Hari ini kededikasikan untuk mengirim berkas tersebut. Meski uang di kantongku hanyalah selembar berwarna biru. Aku tak yakin itu cukup untuk mengirm berkas keluar negeri.
Padahal informasi yang aku tahu untuk mengirim berkas ke jalarta lewat jasa DHL berkisar 65ribu rupiah. Apatah lagi untuk singapura. Pasti ratusan ribu. Jika keadaannya begini, aku biasanya tak bias mengontrol diri. Mengkambinghitamkan segala sesuatu. Dan melipat wajahku dalam raut kesal. Masih dan selalu k yusran menjadi tong samapah untuk kekesalanku. Dan kali ini dia tak bias menghindar. Aku hanya menjawab sekenanya jika menerima teleponnya. “jika lebih dari 100ribu, dwi nda kirim. Uang yang dwi pegang Cuma 100 ribu” kataku kesal. “usahakan beras itu dikirim. Ini masa depanku. Nanti kalo tidak cukup bilang berapa kekurangannya”katanya. “iya” jawabku singkat. Lantas segera kututup teleponnya.

Di DHL, kudapati seseorang mengirim berkas ke China. Total yang harus dibayar sekitar Rp.289.000. “mahalnya” pikirku. Satu oang ngantri didepanku. Setelah dipergi dengan ijin ke ATM dengan alasan uang tak cukup, kudekati sang petugas DHL.
“pak, kirim berkas ke singapura berapa”tanyaku sambil berharap tak lewat dari 100.000 rupiah.
“dokumen ya?”tanyanya.
“iya pak. Takutnya ga cukup juga uang yang aku pegang seperti bapak tadi” kataku.
Diketiknya beberapa tombol di keyboard komputernya. Kemudian tangannya lincah menari diatas kalkulator.
“Rp. 216.000, mbak”katanya,
“wah…aku ke ATM dulu ya pak” kataku.

Kuhubungi nomor telepon yang harus kuhubungi. Tak diangat. Dua nomor telepon yang mungkin bisa membuatku berkomunikasi dengannya pun tak tersambung.
“biaya Rp.210.000”smsku.
“saya transferkan sekarang”Katanya di telepon.
Segera saja kucegat becak yang bisa mengantarku ke ATM terdekat di Mall Panakukang. Aku sempat berkhayal, jika uang yang ditransferkan untukku lebih banyak, pasti aku bisa beli seri twilight saga yang terakhir yang katanya echy sudah ada di gramedia. Tapi aku tak berharap banyak.
“Silakan masukkan kartu anda”kalimat itu muncul di layer mesin ATM. Dengan lincah tanganku mengetik nomor PIN dan cek saldo.sejurus kemudian
”saldo anda Rp.227.000”
Wahh….uang yang dikirimkan berlebih. Aku bisa beli breaking dawn.
Kutelepon seseorang “kenapa uangnya berlebih” dijawabnya nda pha-pha.
“sisanya dwi pake beli breaking dawn ya” dan diiyakan.
Segera saja aku berlari ke gramedia dan menemukan buku tebal berwarna jingga “awal yang baru”stephenie meyer.
“Akhirnya buku ini ada juga di tanganku”batinku. Segera saja aku membayarnya di kasir meski harus sedikit ngantri dan meladeni bapak-bapak yang bertnaya padaku tentang buku yang aku beli.

Rasanya jantungku mau meloncat keluar ketika buku itu telah ada ditanganku. Seperti menanti episode terakhir sebuah sinetron yang begitu menarik hati. Aku tak sabar membacanya. Aku tak sabar bercinta dengan Edward.

Berkas itu akhirnya terkirim juga ke singapura. Dengan diskon 30% promo universitas (alamat yang ditujukan adalah universitas). Akhirnya aku Cuma membayar Rp.150.000. wahh….bahagianya. Tuhan mencintaiku kebih dari yang aku tahu. Melalui tangan-tangan orang yang mencintaiku dan kali ini breaking dawn tak seperti tiga seri sebelumnya. Kali ini ia berada di seri “from ATM with love”

(thanks for my dearest Edward….dirimu adalah cinta Tuhan di muka Bumi)
31 Januari 2009

Comments

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...