Well done baby!!!! Kataku dalam hati. Finally I decide to stay cool. Aku menikmati saja semua yang ada. Tak perlu ngotot tapi juga tak pernah lelah mengasah diri.
Seperti para broker yang menggunakan metode wait and see, menunggu kapan waktu yang tepat untuk trading, dan terus menganalisa pergerakan pasar. Seperti itulah bertarung dalam hidup. Tidak gegabah, menunggu waktu dan terus mengasah pedang.
Beberapa waktu lalu, aku terlalu cemas pada kondisiku. Pada kondisi tak punya kerja dan menjadi anggota KPI (komunitas Pengangguran Indonesia). Tapi pada kenyataannya, hal itu membuatku tak bias focus pada jalan yang akan mengantarkanku pada tujuanku yang utama.
Aku kagum pada dua orang perempuan yang tak begitu aku kenal. Menurutku, mereka hebat. Tapi mereka telah menanamnya jauh-jauh hari. “Dan apakah salah jika aku baru menanam sekarang?”fikirku dalam hati. Tak ada kata terlambat. Bahkan di usia 70 tahun pun seorang perempuan tua bias melahirkan seorang anak.
22 tahun masih usia yang begitu muda untuk melakukan banyak hal. Dunia kerja terkadang membuat seseorang realistis dan berhenti untuk bermimpi. Melupakan mimpi-mimpi arkais yang selalu menemaniku bermain ketika aku kecil dulu. Aku belum sanggup melepasnya. Ia bagaikan lullaby dalam ketaksadaranku. Aku ingin setidaknya aku bisa membuat 70% nyanyian tidur itu menjadi nyata.
Aku pernah menuliskannya dalam catatan kecilku, mimpi-mimpi yang ingin kugapai. Dan sejauh ini aku telah merealisasikannya 30%. Kecil-kecil, tapi menjadi tangga penopang kuat untuk mimpi yang lain.
Saatnya, memacu diri. Belajar lebih keras. Terus mengasah diri. Mungkin di mulai dari sini. Dari tempat ini. Sesuatu yang telah lama aku kenal namun belum mampu aku pahami.
Seorang teman pernah berkata “pada akhirnya kita akan menemukan apa yang benar-benar kita inginkan. Butuh waktu lama. Tapi yakinlah, bahwa ia akan datang untuk diri kita…..”.
Comments
Post a Comment