Anak demam selalu menjadi kekhawatiran para orang tua. Karena demam selalu menjadi penanda paling jelas bahwa anak sedang sakit. Terlebih ketika demam dengan suhu tinggi dan anak tampak tidak nyaman. Kecemasan orang tua bertambah. Solusi pertama yang diberikan adalah memberikan paracetamol kemudian membawanya ke dokter.
Ternyata pemberian paracetamol ketika anak mengalami demam pun memiliki aturan sendiri. Perilaku memberikan obat penurun demam sesaat setelah demam mulai sesungguh tidak dibenarkan. Buku Berteman Dengan Demam karya dr. Arifianto, Sp.A dan dr. Nurul I.Hariadi, FAAP dapat dijadikan panduan untuk mengenali demam dan bagaimana mengendalikannya. Beberapa catatan dari buku ini saya tuliskan di bawah ini.
Demam adalah reaksi tubuh terhadap sesuatu yang terjadi pada tubuh manusia. Jadi demam sesungguhnya alarm awal dan juga upaya pertahanan tubuh untuk merasakan penyakit. Sesungguhnya demam baik adanya. Karena ketika demam, suhu tubuh meningkat, dan memperlambat aktivitas bakteri atau virus yang menyerang tubuh.
Selalu gunakan termometer saat mengukur demam. Jangan menggunakan perasaan. Suhu 38 derajat masih relatif normal. Biarkan tubuh melakukan mekanisme perlindungannya. Ketika mencapai suhu 39 derajat atau lebih dan anak terlihat rewel, maka bolehlah diberi obat penurun panas dengan dosis sesuair berat badan. Sekali lagi sesuai BERAT BADAN! Hitungan berdasarkan umur pada kemasan obat sesungguhnya tidak sesuai dengan cara pemberian obat karena bisa jadi anak terlalu gemuk maupun terlalu kurus.
Sesungguhnya obat penurun panas pun tidak benar-benar untuk menurunkan panas, lebih kepada agar anak tidak rewel dan merasa nyaman. Maka, jika demam tinggi dan anak tidak begitu rewel, maka tak perlu segera diberi obat. Lakukan langkah-langkah alami, seperti minum air banyak dan skin to skin.
Maka ketika anak tertidur dan demamnya tinggi tak perlu untuk membangunkannya minum obat penurun demam. Biarkan anak beristirahat.
Yang paling berbahaya saat demam adalah kurangnya cairan, maka dari itu usahakan cairan tubuh anak tetap terpenuhi. Penulis buku ini bahkan menyarankan untuk memberi makan es krim untuk anak yang demam. Karena selain es krim berbentuk cairan, menyenangkan hati anak saat sakit mampu memberi rasa bahagia yang berdampak pada proses kesembuhan.
Yang perlu dikhawatirkan dari demam adalah suhu tinggi selama lebih dari 3 hari. Pada kondisi ini bolehlah dibawa berobat ke dokter untuk mendapat diagnosa dari ahli.
Untuk kecemasan akan kejang saat demam sesungguhnya sesuatu yang tak perlu begitu dikhawatirkan. Kejang tak melulu berakibat buruk. Kejang pun sifatnya genetis. Maka ketika orang tua punya riwayat kejang saat demam, bisa terjadi pada anak.
Selain mengupas demam dan beberapa diagnosa penyakit yang bisa diperhatikan pada saat anak sakit, buku ini pun memberikan panduan pada penenangan bayi baru lahir. Buku ini serupa panduan untuk orang tua dalam menghadapi anak baik saat sakit maupun untuk mencegah sakit.
Buku ini sangat bermanfaat untuk mengetahui dan menghadapi demam. Dengan layout yang tidak membosankan serta cara bertutur sederhana, buku ini sangat baik untuk dijadikan referensi bagi orang tua dalam menghadapi kasus demam yang sering dialami anak.
Bogor, 28 Desember 2017
Comments
Post a Comment