Skip to main content

Pertanyaan-Pertanyaan Tanpa Jawaban

Sekali pernah waktu di sekolah menengah, saya berpacaran. Dengan kakak kelas dua tahun di atas saya. Hubungan singkat. Hanya sekadar suka dan juga (mungkin kasian). Hahahaha. Saya kelas satu dan masih lugu-lugunya. Dia kelas tiga. Dia salah satu panitia penerimaan siswa baru saat itu. Tapi saat ospek saya sama sekali tidak mengingatnya. Saya hanya mengenal Ketua Osis yang selalu menjadi paling populer seantero sekolah.

 Saya tidak memiliki pengetahuan tentang diri. Kecuali bahwa dia termasuk siswa yang cukup aktif berorganisasi. Sebut saja ia, A. Ia selalu datang ke kelasku. Tiap waktu istirahat. Sedikit menjengkelkan mungkin. Sekali pernah saya tidak ada di kelas dan dia tetap mencari saya. Saat itu saya tidak tertarik pacaran. Saya menikmati kehidupan siswa baru saya dengan bacaan Harry Potter. Di kecamatan kecil di pelosok Bone, tidak mudah menemukan teman yang memiliki minat baca besar apalagi pada Harry Potter. Karenanya, saya merasa asing tapi tetap menikmati kondisi itu. 

Entah mengapa saya berpacaran dengannya. Kami tidak nyambung dari segi kegemaran dan hobby. Hubungan kami pun tak didasarkan pada rasa suka. Semakin saya mengingat, alasan paling logis waktu itu adalah saya ingin mencoba apa rasanya pacaran itu. Hahahahaha. Silakan tertawa karena ini menggelikan. 

Kemudian kami pun berpacaran. Sekadar bertemu di sekolah, menemani menunggu angkot, mengerjakan lembar kerja sekolah. Dalam skala yang sangat rendah. Kami berpacaran pada musim akhir semester ganjil kemudian putus saat awal semester genap. Sebuah hubungan yang paling singkat dan paling tawar yang pernah saya jalani. 

Kami melanjutkan kehidupan sekolah kami masing-masing. Sampai kemudian hanya berselang minggu dia berpacaran dengan siswa kelas lain. Aku cemburu? Tidak. Hanya saja mengapa begitu cepat? Hahahaha. Pertanyaan seperti ini tipikal banget buat cewek. Dan mengapa dia? 
Mengapa dengan temannya teman yang dekat dengan aku? Pengen bikin cemburu atau gimana?

Pertanyaan-pertanyaan ini tak pernah menemukan jawabannya. Meski beberapa tahun berikutnya kami masih bertemu dan ia masih selalu bilang menaruh hati pada saya. Mungkin saya menganggapnya tidak penting, meski ada kala saya masih penasaran tentang jawabannya. 

Hidup berlanjut dan pertanyaan-pertanyaan makin banyak. Beberapa tidak begitu penting hanya lewat saja. Tapi beberapa benar-benar menunggu jawaban. Namun proses menemukan jawaban itu begitu berliku dan penuh drama. Ada yang terjawab sekali bertanya, namun tak sedikit membutuhkan waktu dan upaya untuk disimpulkan sendiri sebagai jawabannya. 

Beberapa pertanyaan sebaiknya tidak perlu dijawab, demikian petuah bijak. Saya berusaha mengamalkannya dengan bijaksana. Membiarkan beberapa tanda tanya tetap seperti itu. Meski rasa-rasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut begitu menyiksa pikiran. Mungkin jika tanpa jawaban, hidup lebih mudah untuk dijalani. 

Bogor, 27 Desember 2017



Comments

Popular posts from this blog

Kesatria Putih dan Peri Biru

Di sebuah zaman, di negeri antah berantah tersebutlah sebuah kerajaan bernama Koin Emas. Di kerajaan ini semua rakyat rajin bekerja dan pandai menabung. Setiap koin yang dihasilkan dari bekerja setiap harinya disisihkan untuk ditabung untuk masa depan. Sang raja memiliki tempat penyimpanan khusus untuk setiap koin yang disisihkan rakyatnya. Namun terdapat satu koin pusaka yang telah turun temurun diwariskan oleh raja-raja terdahulu. Koin itu diyakini drachma asli dari Dewa yang diturunkan khusus dari langit dan diwariskan untuk menjaga kesejahteraan kerajaan Koin Emas. Koin pusaka tersebut menjadi pelindung kerajaan Koin Emas. Jika koin itu hilang diramalkan kesejahteraan di kerajaan Koin Emas akan berubah menjadi kesengsaraan. Koin itu pun dinilai memiliki khasiat mampu member kekuatan dan kekuasaan bagi yang memilikinya. Raja begitu menjaga pusaka tersebut. Ia takut jika koin pusaka itu hilang atau dicuri. Hingga suatu hari kedamaian di kerajaan itu terganggu. Seekor Naga Merah m...

Pride and Prejudice : I’m Bewitched

Tak pernah kusangka saya akan jatuh cinta pada film Pride and Prejudice. Waktu kuliah dan masa-masa belum punya anak, saya tidak pernah tergerak untuk menonton film ini. Prasangka saya terhadap film ini sudah tumbuh sejak memiliki versi Film India di tahun sebelumnya. Mungkin karena hal itu saya kemudian tidak tertarik menontonnya.   Namun karena episode-episode drama korea yang aku nonton udah habis, ditambah kebosanan pada topik medsos yang masih heboh dengan pilpres, dan juga pengaruh hari valentine yang menyebabkan algoritma lapak streaming merekomendasi film-film romantis menjadi sebab akhirnya saya menonton film ini Semuanya berawal dari ketidaksengajaan menonton Atonement yang diperankan oleh Kiera Knightley. Film ini cukup bagus, meski di tengah jalan saya udah kena spoiler via wikipedia dan rada senewen dengan endingnya. Tapi kecantikan Kiera Knightley tetap mampu membuat saya menyelesaikan film itu sampai detik terakhir. Saking senewennya dengan ending Atonement, sa...

Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!!

Di mimpiku Irfan Bachdim pake jaket coklat :) Irfan Bachdim Teman SMP Aku loh!!!! Kok bisa? Ini sebabnya... Siang ini mimpiku begitu ajaib. Aku bermimpi menonton laga Persema dan PSM di stadion Mattoanging. Alasannya siapa lagi kalo bukan Irfan Bachdim. Hahahahahahaha. Disaat itu jelas-jelas aku mendukung Persema. Bukan PSM. Bahkan baju yang kupakai pun adalah seragam Persema. Yang mengejutkan dari mimpi adalah saat aku memperhatikan pemain-pemain   Persema lebih jelas untuk mencari sosok Irfan Bachdim, sosok yang kucari itu bahkan menghampiriku. Berbicara padaku dari pinggir lapangan “Dwi, u’re beautiful”. Sontak saja terkejut. Dimana dia bisa mengenal namaku. “How do u know me” tanyaku.  “ I know you, Ani” katanya. Hei, bahkan nama kecilku pun ia tahu. Aku terkejut. Wow, apa dia menguntitku. Sampai membaca semua isi blogku. Hanya teman-teman SD dan SMP yang tahu nama kecilku. Saat SMA aku tak lagi dipanggil dengan nama Ani. Dan k...