Skip to main content

Dont Grow Too Fast



Tiap kali sehabis mengendongmu kemudian gantian ngelonin Kakak Ara, saya seakan menyaksikan tahun-tahun mendatang kala kamu bertumbuh besar. Tidak hanya itu rasa-rasanya saya pun kembali ke masa lalu ketika kakakmu sekecil dirimu. 

Kakakmu kini berusia lima tahun. Sedang senang-senangnya bermain. Keras kepala. Egois dan penuh perintah. Tak jarang saya harus berbicara sedikit lebih keras kepadanya untuk membuatnya paham apa boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dia lakukan. Namun, tak jarang ia membantah, melawan, dan berujung pada tangisan. 

Pikiranku melayang padamu yang sedang tetidur pulas. Hanya persoalan waktu, lenganmu yang kenyal bertumbuh menjadi kuat. Kakimu yang suka menendang akan kokoh menopangmu berlari. Jemarimu yang hanya bisa membentuk batu pada permainan gunting, batu, kertas bersama Ara akan mampu mengenggam dan mengeksplor benda yang memicu rasa ingin tahumu. 

Kala itu tiba, saya tidak lagi mengendong dalam buaianku. Kaki-kakiku akan mulai pegal mengimbangi larimu yang kian cepat. Kamu akan membuatku cemas, ketika saya tidak lagi melihatmu bermain di depan rumah. Mungkin kamu sedang berada di lapangan bermain mencari kodok, seperti yang dilakukan kakakmu. 
Kelak ketika kamu beranjak besar, seperti kakakmu, kamu pun akan tiba pada masa itu dan kita akan melaluinya dengan diskusi, ngobrol, dan juga perdebatan. 

Saya belum ingin memikirkan tentang itu. Kakakmu dan segala tingkahnya yang kadang menggemaskan meski tak jarang bikin tensi darah meningkat cukup buatku (dan buat ayahmu) sekarang. 

Saya belum ingin memikirkan kamu yang tumbuh besar dan berlarian. Saya ingin menikmati saat ini. Saat dimana yang kamu tuntutkan padaku hanyalah persoalan nenen, pup, dan ingin dibuai. Saya ingin menganggapnya seperti perjalanan ke masa lalu yang adalah masa kini yang pasti di masa yang akan datang akan saya kenang. 

Saya ingin mensyukuri waktu ini. Masa ini. Kala dirimu masih besar rengkuhan dua lengan saya. Merasakan hangatmu. Melihatmu merespon senyuman. Karena kelak saya akan merindukan masa ini. 

Dulu pada kakakmu selalu kukatakan padanya "cepatlah tumbuh besar", namun padamu, "do not grow too fast. Take your time and let's play". 

Bogor, 4 Oktober 2016


Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem