Skip to main content

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati


Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri. 

Ara dan Buku Bacaannya


Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia pahami dan gambarnya menarik. Sejauhnya ini buku favoritnya adalah The Giving Tree. Ceritanya sederhana, gambarnya menarik, kalimatnya sering berulang sehingga gampang ia paham. 

Majalah-Majalah Ara

Tidak berhenti di buku Hello Kitty dan The Giving Tree, saya pun mulai mengenalkan majalah kanak-kanak buat Ara. Kelebihan dari majalah anak- anak dibanding buku cerita anak-anak adalah ragam aktivitas mewarnai, menggambar, dan menulis. Jika buku hanya berhenti pada cerita dan gambar yang disajikan, majalah memberikan tawaran yang lebih interaktif untuk menarik minat anak. Tidak hanya pada kegiatan mewarnai dan menggambar, tapi juga membaca. 


Memilih majalah anak-anak khususnya anak balita susah-susah gampang. Saya telah melakukan penelitian kecil-kecilan untuk mengetahui majalah mana yang cocok buat Ara. 

Saya membelikannya majalah Bobo, Bobo Junior, Kiddo, Mamby, dan Disney Junior. Majalah Bobo dan Kiddo tidak cocok buat Ara. Karena majalah itu khusus untuk anak 6 tahun ke atas yang sudah pandai membaca. Pengetahuan umum dan informasi terbaru, serta cerpen dan dongeng memenuhi halaman majalah ini. Jadi, Bobo dan Kiddo dicoret dari daftar majalah buat Ara. (Yang baca Bobo sih saya-jangan tanya alasannya- dan yang membeli Kiddo adalah ayahnya yang salah beli majalah *lol*). 

Majalah Bobo Junior, Mambi, dan Disney junior masuk dalam kategori majalah untuk anak 3-5 tahun. Ara cukup enjoy menikmati aktivitas yang disajikan majalah-majalah ini. Namun, ada beberapa perbedaan isi dari majalah-majalah ini. 



Majalah Bobo Junior, kontennya variatif. Berhitung, tambah dan mengurangi, serta menulis dikte hingga pelajaran bahasa mandarin menjadi aktivitas yang disajikan. Tingkat kesulitan pertanyaannya agak tinggi. Tapi hal itu dapat dijadikan sebagai motivasi untuk pembelajaran anak dipandu dengan orang tua. 


Majalah Bambi pun menyajikan banyak lembaran aktivitas menggambar, dot to dot, mewarnai ditambah kotak nilai, paraf guru, dan orang tua. Halamannya lebih banyak, cerit rakyat dan budaya lokal dihadirkan. Liputan tentang sekolah menjadi sisipan. 



 Pada majalah Disney Junior kontennya lebih sederhana. Berhitung hanyalah sekedar menghitung berapa benda yang muncul tanpa tambahan soal plus dan minus. Menulisnya pun baru sebatas menebalkan huruf-huruf yang samar. Untuk berhitungnya tidak diberi jawaban samar. Sehingga pada point ini anak diharapkan untuk tahu menulis angka. Karakter Disney memenuhi majalah ini, jadi jangan harap ada konten lokal Indonesia di majalah ini. 

Untuk majalah Bobo Junior, Ara kadang masih kesulitan untuk menyelesaikan sendiri aktivitasnya. Sedangkan untuk majalah Disney Junior, ia cukup mandiri untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan. Meski tetap masih perlu bimbingan. So far, Ara sudah bisa menulis angka tiga dan dua di kolom jawaban dengan benar tanpa perlu contekan.

Ara lebih menyukai Majalaj Disney Junior daripada Bobo Junior atau Mamby. Hal ini disebabkan ia lebih akrab dengan karakter-karakter di majalah Disney Junior. Disebabkan karena selain majalah, ia juga menjadi pemirsa setia Disney Junior. Kecuali ia tidak terlalu menyukai Princess Sofia, sehingga kolom aktivitas bergambar Princess Sofia selalu dikerjakan paling belakang. 


Nilai plus Majalah Disney Junior adalah bilingual. Inggris-Indonesia. Jadi setiap kali saya membacakan petunjuk aktivitasnya sedapat mungkin membacakan dua sajian bahasa yang ada. Ara cukup bisa memahami keduanya. Sayang, harganya mahal (Rp.25.000) dan hanya terbit sekali sebulan. 

Sedangkan untuk harga Bobo Junior setiap majalahnya dikenakan biaya Rp.12.000 dan terbit dwi mingguan. Untuk majalah Mamby per satuannya seharga Rp.22.500 dan juga terbit dwi mingguan. 

Ketiga majalah ini selalu menampilkan cerita-cerita pendek dengan gambar-gambar yang penuh warna. Dan yang pasti selalu ada bonus-bonus lucu ditiap edisi. 

Nah manakah yang cocok untuk anak? Saran saya, prioritaskan pada minat anak. Majalah mana yang menarik buatnya. Selain itu perhatikan kemampuan anak. Jika sekedar untuk mengenalkan huruf dan menulis, majalah Disney Junior dan Mamby cocok buatnya. Namun, jika untuk mengasah kemampuannya berlogika Bobo Junior memenuhi kriteria tersebut. 

Selamat memilih majalah mana yang cocok buat buah hati anda. Jangan lupa untuk selalu mendampinginya dalam mengerjakan lembar aktivitas dan membacakan cerita di majalahnya.(*) 

Bogor, 27 Januari 2015

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Telur Dadar Buatanmu

Aku mencintainya. Ia tahu itu. Ia pernah sekali mengatakan, ia menyayangiku. Sekali itu dan setelahnya tak pernah lagi kudengar. Aku berharap dia mencintaiku meski satu dan lain hal tak mampu membuat kami bersama. Kami seperti dua dunia yang berbeda. Dia adalah bumi dan aku adalah asteroid yang terlontar ke bumi. Untuk sampai ke tanahnya aku harus melewati lapis-lapis angkasa. Sakit dan membakar diri. Terbunuh dan hanya sisa debuku yang berhasil menjejak di bumi. Kami dekat. Lebih dari sekedar teman dekat. Bercerita banyak hal berbagi banyak hal. Saat aku sedih dia yang pertama kukabari. Begitu pula dirinya. Selalu ada upaya untuk kami agar bertemu dan saling bercerita. Bahkan pun jika tak lagi punya cerita kami sekedar bertemu saling berpandangan. Kata tak lagi mewakili kami. Dan biasanya kami ditemani oleh telur dadar. Satu dari sedikit yang sama diantara kami. Kami beda kota. Frekuensi pertemuan kami pun makin sedikit. Sesekali jika sempat kami meluangkan waktu bertemu. Cerita lebi...

it’s done honey

Akhirnya ujian itu aku lalui juga. Selalu ada imaji-imaji tentangnya sebelum aku benar-benar di situasi itu. Dan nyatanya imaji itu 50% tepat, 50% terlalu dibesar-besarkan oleh rasa pesimis yang selalu berada di hati. Lima orang dosen yang menjadi pengujiku. Lima orang yang membuatku tersudut dan merasa begitu kecil di ruang berukuran 3 x 4 m persegi itu. Ruangan sempit dengan AC jadul yang begitu ribut menambah ketegangan. Satu persatu memberi tatapan yang begitu menikam. Senyum tipis sedikit-sedikit tertuju padaku. Yang bagiku seperti seringai yang begitu menakutkan. Mata-mata itu menatapku tajam. Percik-percik api di membara di sudut mata itu. Rasanya begitu kecil, bodoh, dan sangat tolol berada di ruangan itu. Empat orang bertanya dan kesemuanya itu harus aku jawab. Hingga lidahku kelu dan tenggorokanku kering dan gatal. Kujawab dengan semua pengetahuan yang aku punyai saat itu. Kujawab hingga otakku tak lagi sinkron dengan gerak lidahku. Sampai aku tiba pada titik bahwa ku jug...

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...