Allan Karlson. Usianya 100 tahun pada 2 Mei 2005. Rumah lansia tempatnya tinggal akan merayakan ulang tahunnya. Tuan walikota pun datang. Tapi ia memilih untuk memanjat jendela dan kabur.
Di terminal bus ia bertemu pria yang memintanya menjaga koper. Namun koper tersebut ia bawa serta ketika bus yang dia tunggu telah datang dan orang yang menitipinya masih di toilet. Koper itu dan kepergiannya menjadikan ia diburu oleh polisi dan penjahat.
Siapa Allan Karlson? Ia hadir dan menjadi penyaksi pada setiap sejarah dunia dalam kurung waktu 100 tahun masa hidupnya. Tak hanya itu, ia berkontribusi besar sebagai penentu arah perjalanan sejarah tersebut. Meski ia bukanlah siapa-siapa.
The 100 Year Old Man Who Climbed Out Of The Window and Disappeared adalah buku jenaka dengan alur sejarah yang panjang. Latar belakang tokoh-tokoh yang dicerita secara detail dan saling terkait. Saya tidak bisa membayangkan ada seorang karakter yang bisa berkawan tanpa sengaja dengan para pemimpin dunia. Tapi Allan Karlson melakukannya. Sekalipun ia bukan siapa-siapa hanya seorang penuang kopi pada sebuah meeting professor peneliti bom.
Yang bisa dipetik dari buku ini adalah jika seseorang tidak berpihak atau memiliki kecenderungan cara pandang ia akan lebih mudah bergabung dari kapitalis ke komunis, kemudian menjadi asisten duta besar, mata-mata hingga menjadi dipanggil menjadi penasehat Presiden Indonesia.
Petualangan Allan mulai dari Swedia-Amerika-Tiongkok-Rusia dalam bacaanku cukup meyakinkan sebagai bagian sejarah yang nyaris saya percayai. Tapi ketika membaca petualangannya di Indonesia, saya sadar ia hanyalah tokoh novel. Hal ini disebabkan bahwa saya bermukim di Indonesia, dan menganggap bagian cerita Indonesia terlalu fiksi, meski tidak ada yang tahu kalo itu bisa saja sebuah kebenaran. Hahahaha.
Namun, penggambaran penulis secara politik tentang Indonesia, sedikit banyak ada benarnya sehingga ketika sampai pada ceritakejatuhan Nixon karena kasus korupsinya di Amerika, sang tokoh berkata pada gambar Nixon " kamu akan sukses jika berkarir di Indonesia", terasa lucu, satire, dan mengandung sarkarsme.
Buku ini layak dibaca dan menghibur. Bukan level komedi berefek ngakak guling-guling, tapi level jenaka yang bikin geleng-geleng kepala.
Nah, selamat membaca.(*)
Bogor, 11 Januari 2015
part tentang Indonesia lucu ya kak ^^ lucu-lucu miris
ReplyDelete