Skip to main content

Ara Belajar Dewasa


Detak detik menjauh perlahan. Menjadi jam yang kemudian berlalu dalam sehari. Rutinitas mingguan menjadi bergerak berulang. Tak ada yang berubah, kita menebak. Hidup berjalan monoton digerus laku kerja yang terpola. Tapi mengutip penulis terkenal CS Lewis, hidup cukuplah lucu ketika kita setiap hari tidak ada yang berubah, tapi ketika kita melihat kembali ke belakang semua menjadi beda. 

Beberapa dari kita tersadar di saat tak terduga. Ketika bulan-bulan berganti dan nyala kembang api tahun baru serta kemeriahan yang gempita. Menjadi  ibu dan membesarkan anak tak luput membuatmu tersadar setiap hari akan waktu yang bergerak.   

Saya menemani Ara tiap hari. Jarak tak pernah begitu jauh memisahkan kami. Tiga tahun ini sayalah yang menjadi penyaksi tumbuh kembangnya. Setiap hari yang kami lakukan adalah bermain bersama. Tak ada yang berubah, rutinitas itu berjalan dengan mudah. Sangat gampang ditebak. Bangun pagi, bermain( diselingi berantem ,menangis, tertawa, saling kesal dalam skala normal), dan kemudian kembali tidur di malam hari. 

Kupikir setiap waktu yang kami lalu bersama mampu kubekukan dalam ingatanku. Saya salah. Ingatan memiliki batas. Karenanya tak semua kenangan tentangnya melekat di benak. Beberapa waktu lalu, saya membuka file-file foto saat Ara masih kecil. Foto USGnya, waktu lahir, saat menemaninya ayahnya kuliah di OU. Kupikir tidak ada yang berubah, namun ketika saya menengok ke belakang, bayi kecil yang dulunya selalu aku gendong kemana-mana telah tumbuh menjadi anak kecil yang tetap saya ajak ke mana-mana. Bedanya ia bisa berjalan sendiri, mulai merengek jika ingin sesuatu, dan lebih berat kalo minta gendong.

Saat dia bayi, ukuran pertumbuhan dan perkembangannya seiring dengan usianya. Duduk di usia 6 bulan, merangkak di usia 8 bulan, berjalan di usia 1 tahun. Pertumbuhan yang terukur oleh chart tumbuh kembang anak. ajaib rasanya ketika ia mulai bisa melakukan sesuatu.  


Kini, perkembangan motorik itu perlahan sempurna. Namun bukan berarti dia tidak berkembang lagi. Ini bagian yang menyenangkan menyaksikan Ara bertumbuh. Melihat kepribadiannya berkembang dan mempelajari banyak hal. Fase ini lebih mengagumkan lagi. Tingkahnya, celotehnya, perilakunya seperti jarum penanda waktu yang berdentang "Mama, saya bertumbuh besar". 

Perubahan paling besar mungkin hal sederhana ketika ia mulai berani menghadapi ketakutannya. Misalnya ia tidak takut lagi potong kuku. Saat usia dua tahun, memotong kuku harus dilakukan saat ia tidur. Sakit, katanya. Kukunya pernah sekali kupotong dan cukup dalam hingga terasa perih meski tidak berdarah. Sejak itu ia selalu histeris saat potong kuku. Beberapa bulan ini ia mulai berani. Perlu waktu untuk meyakinkannya bahwa potong kuku itu tidak sakit dan agar kuku tidak kotor. Selain itu butuh praktek di depannya agar dia tidak ketakutan.

Berikutnya pup. Masalah pup ini memang penuh drama. Ara dan pup tidak  pernah akur. Pupnya agak keras sampai sering sembelit. Terus pernah mencret yang juga membuatnya trauma untuk pup. Nah, saat itulah setiap kali pup ia selalu berusaha menahan pupnya. Lari ke sana ke mari dengan harapannya pupnya nda keluar. Pernah kubilang, tidak apa-apa. Cukup ngedan saja di toilet pasti keluar. Tapi saat itu belum ia praktekkan. Baru akhir-akhir ini, ia sudah bisa pup sendiri. Tanpa perlu lari-lari dan duduk di closet pas injury time. Pencapaian ini cukup hebat menurutku. Soalnya, pup adalah drama yang cukup berat antara saya dan Ara ( if you know what i mean). 

Ia pun makin suka berceloteh. Ia mencoreti dinding dan kemudian membuat ceritanya. Kosakatanya yang masih sedikit, tidak jelas, bercampur dengan gumaman yang tidak berarti. Tapi dia tetap semangat bercerita. Dia bahkan membuat cerita tentang pupnya. 
"Put (maksudnya pup) besar jahat. Trus ada baby put. Kencing bantukan pup besar ( maksudnya lawan)".  
Saya yang cukup bisa nulis saja, nda kepikiran nulis cerita tentang pup. 

Ara  menyukai mencoret dan mewarnai. Belanja mainannya bukan boneka, mainan plastik, atau masak-masakan. Tapi playdoh, glas deco, tinta timbul, mewarnai patung, hingga majalah disney junior. Mahal sih, cuma saya cukup jarang ke gramedia dimana semua mainan itu tersedia. Tapi ada saat dimana dia menangis hanya untuk mainan itu. 

Sikapnya pun mulai menunjukkan kemandirian. Ketika saya tidak bisa membantunya ia berusaha mencari jalan keluar. Misalnya kemarin ketika saya sedang masak, ia dengan kreatif menggunting sendiri bungkus permennya tanpa meminta tolong pada saya. Saat permennya berhasil ia buka, dengan perasaan penuh kemenangan ia berlari dan memberi tahu saya bahwa ia berhasil membuka bungkus permennya sendiri. "Gud job", kataku. "Ara pintar. Great". 
Atau ketika saya sholat, dia mengambil sendiri air minum. Memencet dispenser sendiri. "Ara ambil minum. Pumi sholat. Ara kasi tuss ( sambil meragakan cara menekan tombol dispenser). 

Sekali pernah tanganku teriris pisau. Dia memberikan obat dan plaster. Kemudian berkata " Ara masak. Mama sakit". Aww, ini bikin hatiku meleleh. Juga ketika saya pura-pura bobo, dia mengambil selimut dan menyelimutiku. Trus mengecup keningku dan berbisik "gud night, Pumi". Saat itu juga saya peluk dia dan saya cium sampai dia ketawa kegelian. 

Dia cukup positif melihat segala sesuatu. Ketika makan dia akan berkata yummy sekalipun rasa makanan itu tidak terlalu enak. Ketika dia jatuh atau terantuk dia pun akan berkata "tidak apa-apa". Kalo misalnya saya yang kesakitan dia akan mengelus-elus saya dan berkata "tidak apa-apa". 
Pada saat saya marah-marah, dengan muka imutnya dia akan bilang " jangan marah, Pumi".Duh, nak, saya batal marah karena wajahmu seperti Puss in the Boots. 

Ara pun mulai rajin gosok gigi. Gosok gigi ini adalah prestasi besar. Karena ia pake pasta gigi mint. Ia tidak suka pasta gigi anak-anak yang katanya terlalu manis. Cukup gampang menyuruhnya gosok gigi, cukup bilang nanti gigimu lubang terus ada kumannya. 

Tapi namanya juga anak-anak, sisi manjanya nda bisa lepas. Di saat-saat tertentu hanya dia yang boleh diperhatikan. Ayahnya pun menjadi saingan nomor satunya. Ketika dia mulai memelas dan berbisik, "peluk Pumi", lenganku bentang memeluknya. Ah, aku pun butuh pelukmu, nak. 

Ya, sepertinya anak saya sudah belajar menjadi dewasa dan tumbuh menjadi gadis kecil yang menakjubkan. 

Bogor, 21 November 2014

Comments

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem