Skip to main content

99 Cahaya Di Langit Eropa

Aku tidak pernah tertarik dengan buku 99 Cahaya di Langit Eropa. Embel-embel novel islami membuatku mengasosiasikannya dengan novel islam serupa Ayat-ayat cinta dan buku sejenisnya. Mungkin sayanya kali yang agak tidak suka sama novel islam.

Buku 99 Cahaya di Langit Eropa itu milik kakak Ipah. Kutemukan di atas mejanya masih terbungkus plastik. Tanpa pertimbangan lagi saya meminjamnya lewat bbm. Saya lagi paceklik bacaan dan tak ada salahnya membaca buku yang punya cap best seller. Baru saya ketahui bahwa yang menulis buku ini adalah putri Amien Rais yang seorang jurnalis tv.

99 Cahaya di Langit Eropa adalah sebuah novel perjalanan. Berbeda dengan buku Trinity Naked Traveler atau buku Sigit Susanto,Menyusuri Lorong-Lorong Dunia, Hanum Salsabela (Pengarang) berkisah tentang perjalanannya lewat sebuah novel. Ia dan suaminya ( Rangga L) menjadi tokoh sekaligus penutur. Dengan alur dan tokoh-tokoh cerita yang mengikat.

Bercerita tentang pengalamannya mengikuti suami di Eropa, Hanum menemukan sebuah perjalanan spiritual mengenal islam lebih dalam. Ia bertemu dengan Fatma, seorang perempuan Turki yang begitu mencintai Islam dan mendakwahkan Islam dengan kampanye menjadi Agen muslim yang baik dimana pun berada. Keduanya lantas mengunjungi tempat-tempat bersejarah di masa kekhalifahan Islam di Wina. Kemudian, Hanum melanjutkan perjalanannya ke Perancis, Spanyol, hingga Turki dengan satu benang merah, mencari jejak Islam di Eropa.

Islam pernah mengalami masa keemasan di Eropa dan menjadi episentrum peradaban dunia. Tersebar ke seantero dunia dengan pemikir-pemikir yang patut diperhitungkan. Namun, masa keemasan pun mengalami pasang dan surut. Benturan banyak kepentingan, perang dan perubahan gaya hidup menjadi penyebab.

Buku ini membuka pandangan saya akan islam. Islam dibahas dengan begitu indah. Pemaparan sejarahnya membuat saya belajar kembali tentang islam. Bukan Islam yang mengajarkan tata cara ibadah, tapi lebih kepada islam pada tataran filosofi. Ngena di hati dan menyejukkan nurani.

Buku ini menambah wawasan saya tentang Islam, sejarahnya, dan bangunan-bangunan indah milik Tuhan. Mesjid yang jadi Katedral , Katedral yang menjadi mesjid. Istana-istana yang merekam jejak Islam di masa lalu. Buku ini membuat saya merevisi tentang sebuah perjalanan. Pada hakikatnya berpindah adalah untuk menjadi lebih baik. Seperti hijrahnya Rasulullah. Bukan sekedar melancong, tapi menarik makna dari perjalanan. Saya jadi ingin ke Eropa. Melihat bangunan-bangunan yang merekam jejak Islam. Belajar dan memahami sejarahnya. Dan menemukan hikmah.

Serta merta saya memiliki proksimitas psikologi terhadap penulis. Jika tak ada aral melintang, saya pun akan melakukan perjalanan ke barat. Menemui orang-orang baru. Merasakan menjadi minoritas. Saya pun berharap menemukan makna-makna spiritual di perjalanan kali ini. Meninggalkan kepedihan dan kesedihan. Menemukan bahagia dan menemukan cahaya Tuhan.Amin (*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. bemana ya dwi, hmm... untuk tulisan kali ini saya betul2 menikmati pilihan2 kata yang ko pake untuk menuturkan isi buku ini. keren euy. makin keren tepatnya.

    oia, kapan hari sempat ketemu Ecy. katanya km sm ara bakal nyusul kak yusran yah, wow sekali... tidak sabar membaca cerita2nya :D

    #happy ied mubarak 1433 H, dwi :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Dongeng Kita

Siang ini aku terjaga dari tidur panjangku. Seperti seorang putri tidur yang terbangun ketika bibirnya merasakan hangat bibir sang pangeran. Tapi, aku terjaga bukan karena kecupan. Namun karena aku merasakan indah cintamu di hariku. Mataku tiba-tiba basah. Aku mencari sebab tentang itu. Namun yang kudapati haru akan hadirnya dirimu. Memang bukan dalam realitas, namun pada cinta yang telah menyatu dengan emosi. Kita telah lama tak bersua. Mimpi dan khayal telah menemani keseharianku. Tiap saat ketika aku ingin tertidur lagu nina bobo tidak mampu membuatku terlelap. Hanya bayangmu yang selalu ada diujung memoriku kala kuingin terlelap. Menciptakan imaji-imaji tentangmu. Kadang indah, kadang liar, kadang tak berbentuk. Tapi aku yakin ia adalah dirimu. Menciptakan banyak kisah cinta yang kita lakoni bersama. Aku jadi sang putri dan dirimu sang pangeran itu. Suatu imaji yang indah...

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem...