Skip to main content

Supernova 4, Partikel : Perjalanan Zarah

Akhirnya saya menyelesaikan Supernova 4 Partikel. Setelah menunggu 8 tahun. Seminggu lebih baru memiliki dari tanggal terbitnya. Dan seminggu lebih setelah memilikinya. I can't wait any longer untuk membacanya. Padahal saya berencana menyelesaikan beberapa hal sebelum membacanya. Tapi daya magnetisnya begitu kuat. Sekali kubaca pantang untuk menyudahinya jika tidak kutemui halaman terakhir. Dan seperti biasa, novel Dewi Lestari selalu mampu membuat saya berteriak "aaaarrrgghhh" setiap selesai membacanya. Bedanya adalah teriakan serial supernova ini bernada gemas. Cerita gantung di akhir cerita membuat gregetan. Ingin segera membaca lanjutannya.

Partikel bercerita tentang Zarah, perempuan kecil yang dididik ayahnya dengan cara homeschooling. Diajarkan segala pengetahuan dengan cara mengajar ayahnya. Tidak disekolahkan di sekolah umum menjadikan Zarah dianggap sebagai anak aneh. Ayahnya pun tak luput dari cara pandang Abah yang menganggap anaknya sesat karena tidak mengajarkan agama kepadanya anaknya. Firas, ayah Zarah seorang Dosen MIPA ITB memiliki ketertarikan yang kuat terhadap alam. Baik yang ada di bumi maupun di luar bumi. Yang membawanya pada ketertarikan penciptaan bumi, sejarah, hingga alien. Bahkan dimensi diluar dimensi tiga yang ada di bumi.

Hingga suatu hari ayah Zarah menghilang dan tidak kembali. Hanya jurnal milik ayahnya yang ia miliki. Zarah yang masih berumur 15 tahun memilih untuk hidup nomaden. Mencari ayah. Mencari jejak ayahnya lewat catatan harian ayahnya. Membawanya ke Kalimantan, London, Bolivia, dan berbagai belahan bumi lainnya. Menemukan kejutan-kejutan dari hidup yang agak susah dirasionalisasikan tapi nyata adanya.

Dewi Lestari memadukan cerita tentang sains, sejarah, fotografi, alien, spiritualitas, hingga menyisipkan pesan bagaimana manusia hendaknya memperlakukan alam. Saya mulai lupa cerita di Akar dan Petir. Tapi ketiganya memiliki benang merah tentang tokoh-tokoh yang akan berinteraksi di supernova selanjutnya. Menurutku Supernova satu semacam prolog untuk memperkenalkan tentang Supernova itu sendiri. Sedangkan Akar,Petir, dan Partikel adalah tokoh-tokoh yang kelak akan berinteraksi di supernova lanjutan.

Yang membedakan serial ini dengan buku serial yang lain adalah "ketidakberlanjutan" kisah yang diceritakan disetiap serinya. Dari buku 1 sampai buku 4 masing-masing bisa dibaca sendiri-sendiri. Tidak berurut. Ia bisa menjadi cerita independen. Namun memiliki benang merah tipis yang mengaitkan keempatnya. Tidak seperti serial Harry Potter yang bisa saya tebak akan bagaimana nantinya. Supernova berikutnya Gelombang sama sekali tidak ada gambaran di benak saya. Sang penulis pun tidak memberikan teaser. Hanya judul. Inilah yang membuat para pembaca penasaran dan rela menunggu bertahun-tahun.

Membaca Partikel mengingatkan saya pada buku iluminati karangan Lisa Febriyanti. Nibiru dan Kesatria Atlantis Tasaro GK. Da vinci Codenya Dan Brown. Hingga film Avatar milik James Cameron. Bercerita tentang dimensi kelima, kekuatan inner manusia, tradisi kuno tentang penyembahan kaum pagan. Serta sinergi makhluk hidup terhadap alam dan bagaimana simbiosis keduanya. Jika Dee memang meniatkan untuk membuat novel spiritual tanpa harus menggurui, menurutku ia telah berhasil melakukannya. Membaca Supernova membuat saya pribadi kembali termenung tentang hakikat manusia, tumbuhan, hewan, alam, dan semesta raya. Manusia sekarang ini telah menjadi makhluk yang begitu sombong dan angkuh. Berjalan di muka bumi dengan kuasanya yang merusak alam. Mereka lupa bahwa pada hakikatnya manusia sama seperti hewan dan tumbuhan. Tak ada superior dan inferior. Tak ada subordinat dan ordinat. Jika manusia tetap angkuh terhadap alam, kelak alam akan chaos untuk mencari keseimbangannya.

Saya tercengang membaca novel ini. Dee begitu apik meramu tema serupa alien yang tidak biasa. Dia mengaitkan. Membuat saya percaya bahwa argumen-argumennya dalam novel ini layak dipertanyakan. Bahwa tak pernah salah menanyakan kembali dari mana manusia berasal. Questions move us forward. Seperti biasa Dee selalu mampu memesonaku dengan diksi-diksinya yang sederhana tapi ngena. Favoritku adalah kalimat-kalimat terakhir di ujung bab yang selalu ia pungkas. Bukan esensi dari cerita, tapi selalu mampu menarik perhatianku.

Supernova cocok dibaca untuk mereka yang berusaha menemukan pencerahan. Agak berat untuk sekedar dijadikan bacaan ringan saja. Tak seperti Perahu Kertas yang ringan dan begitu manis. Serial Supernova adalah serial yang butuh perenungan setelah membacanya. Saya bersepakat pada Dee pada halaman terima kasih di buku Partikelnya. Buku ini sampai ditangan saya bukan karena kebetulan. Saya percaya pada sinkronitas. Saya dan serial supernova dipertemukan untuk sebuah tujuan.

Setelah Partikel selesai kubaca maka kusimpulkan Dee Lestari adalah pengarang Indonesia favoritku. Pengarang perempuan favoritku. Ia seperti JK. Rowling. Jika pada beberapa karya saya tertarik karena karya itu sendiri, tidak pada Dee. Saya tertarik pada karya Dee, karena Dee yang menuliskannya. Tak perlu rekomendasi dari pembaca manapun. Asal Dee Lestari, saya percaya karya itu mampu membuatku terperangkap dan meluapkan banyak rasa karena cerita dan diksinya.

Ada beberapa buku yang hanya layak untuk dipinjam. Beberapa layak dibeli. Beberapa juga cukup layak untuk dijadikan hadiah. Bagi saya Karya Dee adalah buku yang harus dimiliki dan dibaca. Jika kamu bingung ingin memberi buku pada orang lain, berikanlah buku karya Dee.

Akhirnya, saya hanya ingin berkata "selamat bertualang". Selamat menemukan sinkronitas. Anda, saya, Dee, dan semesta di dalam dan luar kita. Mari merayakan hidup.(*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. Anonymous2/04/2013

    sedikit meralat, Fizas ayahnya Zarah adalah dosen IPB, bukan ITB.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Mencintaimu

Aku terbangun pagi ini. Masih begitu pagi. Aku menghimpun jiwaku. Aku mengumpulkan cinta di hatiku. Kutemukan begitu banyak cinta untukmu. Aku mencintaimu.aku mencintaimu.aku mencintaimu. Bahagia bisa memilikimu. Bahagia bisa menjadi tempat kembali saat kau butuh. Bahagia bisa menjadi rumah yang hangat untukmu. Aku menemukan ceceran cerita dalam lembar-lembar catatan harianku. Yang lain dating dan pergi. Tapi dirimu selalu ada. Selalu menemani. Tempatku menangis. Tempatku merajuk. Dan tempatku bermanja dan berbagi bahagia. Aku telah membangun rumah dihatimu. Kesana lah aku pulang. Tiga hari ini kurasakan bahwa kita telah menjadi sebuah ikatan yang menyatu. Tiap tindakan haruslah berdasarkan pertimbangamu. Aku harus belajar mengalah dan tak egois. Mendengarkan penilaianmu dan tak egois ketika kita tak bersepakat. Sayap kita adalah telah menyatu. Dan kita akan terbang bersama. Aku mencintaimu, aku mencintaimu, aku mencintaimu….Sangat. Hei, pagi ini aku mendengar Air Supply. Semua laguny

babel

Sebenarnya tak ada planing untuk menonton film. hanya karena kemarin arya dan kawan-kawan ke TO nonton dan tidak mengajakku. Dan kemudian menceritakan film 300 yang ditontonnya. Terlepas dari itu, sudah lama aku tak pernah ke bioskop. Terkahir mungkin sam kyusran nonton denias 2 november tahun lalu. (waa…lumayan lama). Dan juga sudah lama tak pernah betul-betul jalan sama azmi dan spice yang lain J Sebenarnya banyak halangan yang membuat kaimi hampir tak jadi nonton. Kesal sama k riza, demo yang membuat mobil harus mutar sampe film 300 yang ingin ditonton saudah tidak ada lagi di sepanduk depan mall ratu indah. Nagabonar jadi dua, TMNT, babel, dan blood diamond menjadi pilihan. Agak ragu juga mo nonton yang mana pasalnya selera film kami rata-rata berbeda. Awalnya kami hampir pisah studio. Aku dan echy mo nonton babel atas pertimbangan sudah lama memang pengen nonton. (sebenarnya film ini udah lama aku tunggu, tapi kemudian gaungnya pun di ganti oleh nagabonar dan 300). Serta pem