Skip to main content

Saya, Kamu, dan Dee

Ara, saya merekomendasikan padamu satu penulis perempuan Indonesia favoritku. Namanya Dewi Lestari. Nama penanya Dee. Dia awalnya lebih terkenal sebagai penyanyi. Namun ia juga adalah seorang penulis. Menurutnya bakat penyanyinya yang lebih dahulu terpublish. Namun sesungguhnya menulis telah ia lakoni sejak usia remaja. Buku pertamanya adalah Supernova 1 Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Buku ini pula yang pertama kali saya baca dan kemudian jatuh cinta pada cara menulisnya. Terutama pada puisi di lembar pertama buku itu. Awal kuliah tahun 2004 saya membaca Supernova 1. Ia meramu sains dengan sastra. Sedikit ngejelimet buatku saat membacanya dulu. Dengan istilah ilmu pengetahuan yang jarang saya dengar. Entah buku milik siapa dulu yang saya baca. Dua tahun kemudian baru saya memiliki buku tersebut. Kubeli dengan harga Rp.15.000 dari Kak Ilo (senior kosmik 2001). Selanjutnya saya membaca Supernova 2 Akar. Lebih berat lagi dari yang pertama. Sampai sekarang saya belum memiliki buku ini. Saya berencana membeli dan membacanya lagi. Menguji beratnya novel itu dengan pengetahuan yang saya punya sekarang. Menurut Iqo, teman kuliahku Akar tidak seberat ketika dibaca saat kuliah.

Kupikir Supernova 3 Petir akan lebih berat lagi. Ternyata cerita Elektra tidaklah seberat cerita Bong. Bahkan sangat ringan. Selanjutnya Dee menulis kumpulan Prosa Filosofi Kopi, Rectoverso, Perahu Kertas, Madre, dan paling terbaru Supernova 4 Partikel. Saya selalu punya kesan di buku karya Dee. Dan yang paling saya sukai adalah Perahu Kertas. Saya belum tahu bagaimana Partikel. Karena sejauh ini saya hanya mengajakmu membuka sampul plastik buku bercover hitam dengan sebuah simbol entah apa -saya belum cari tahu- berwarna hijau. Kamu menggapai-gapai buku itu sementara saya sibuk membuka stiker harganya untuk ditempal dibuku itu. Ini sudah menjadi kebiasaan.hehehehe. Kamu masih berusaha menjangkau buku tersebut di tanganku ketika kubuka halaman pertamanya. Ah, sebuah puisi lagi seperti di buku Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh. Dan sekali lagi Dee begitu mampu memancing untuk membuka lembar per lembar. Tapi kali ini saya menahan hasratku. Saya butuh suasana yang pas untuk menikmatinya. Agar sekali baca langsung habis. Sebenarnya saya sudah sangat ingin membacanya, tapi saya menyelesaikan beberapa rutinitas yang lain. Agar lebih bisa menikmatinya.

Saya mengidolakan Dee. Seperti saya mengidolakan JK Rowling. Saat saya mengandungmu dan belum tahu kamu ada dikandungan saya sempat bertemu Dee. Kala itu sebelum ke Jakarta menyusul ayahmu yang sedang pelatihan bahasa saya sempat berucap di kostnya Titi Emma untuk bertemu Dewi Lestari. Dan itu benar-benar menjadi kenyataan. Tanpa sengaja saya membaca di fanpage Perahu Kertas, Dewi Lestari akan menghadiri diskusi buku perahu kertas di gramedia Teras Kota Tangerang. Memaksa ayahmu yang sama sekali tidak tahu jalan kami berdua berangkat dengan uang pas-pas-an. Tak pernah tahu apa berhasil bertemu Dee dan tetap pulang ke rumah. Naik taksi dari bandara ke BSD menghabiskan 100ribu lebih. Tapi perjuangan tidak sia-sia. Saya bertemu Dee. Ngobrol dengannya. Berfoto dengannya. Menandatangani bukuku. Dan saat itu kamu ada dikandungan. Ajaib bukan? Kamu berumur 8 bulan dan kita sama-sama membeli Partikel. Kalo Dee ke Makassar untuk promo Partikel, saya janji akan membawamu.

Saya selalu berharap bisa menulis seperti Dee. Mampu meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi pembaca. Tapi, tiap penulis memiliki gayanya sendiri. Seperti sidik jari yang tak pernah sama.Koleksi buku-buku Dee adalah koleksi yang perlu kamu rawat kelak sayang. Saya harap kelak kamu membacanya dan kita berdiskusi sembari meminum teh di perpustakaan rumah.(*)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Comments

  1. Hihihi kak kita punya kesamaan menempelkan harga buku ke bukunya :p
    Sampai sekarang saya belum membaca Supernova ._. masih banyak buku yang antri harus di beli

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Lunch di Kelilingi Cowok Cakep

Selalu membayangkan berada di situasi di atas? Aku mengalaminya. Yakinlah tak akan sesuai ekspektasinya. Apalagi jika dirimu tidak memiliki tingkat percaya diri tinggi. Aku mengalaminya. Ingin rasa cepat-cepat pergi dari tempat itu. Meskipun secara situasi itu sangat menguntungkan. Makan dikelilingi cowok cakep selalu bisa menambah nafsu makan. Bisa sekalian tebar pesona. Kantin itu berjarak dua ratus meter dari kost-anku. Di Jalan Sahabat di daerah Tamalanrea agak susah menemukan tempat makan yang enak. Berbeda di daerah pintu nol atau kawasan workshop unhas. Disini kamu benar-benar harus mengetahui medan agar tidak kelaparan. Beruntungnya ada satu tempat yang lumayan representative untuk anak kost seperti diriku. Murah dan enak. Kualitas pun dijamin mutu .(Para pelanggannya mahasiswa kedokteran Unhas, jadi kalo tiba-tiba tidak steril bisa ditolong sama mahasiswa Kedok itu kan!). Menunya adalah makanan khas rumah yang nyaman dikantong dan nyaman di perut. Nasi,sayur, tempe, dan ikan