Skip to main content

Oleh-Oleh Makassar


Ke Makassar berarti membuat sejuta daftar tempat yang akan dikunjungi dan membuat daftar belanja kebutuhan-kebutuhan mulai dari prioritas hingga yang hanya sekadar tetek bengek tak penting. Aktivitas membuat list ini kembali lagi kulakukan saat harus berdomisil di bone dan tak lagi tinggal di Makassar. Tiap ke Makassar maka sejuta hal yang biasa aku lakukan tiap hari yang biasanya aku bias tunda pelaksanaannya karena masih menganggap besok toh masih tetap di Makassar terpaksa harus dipadatkan dalam dua hari.

Seperti hari ini begitu banyak hal yang ada di kepalaku yang mesti kulakuan saat berada di Makassar. Beli inilah, itulah, ke sinilah, ke situlah.semuanya rasanya tak bias terselesaikan dalam dua hari. Tapi jalan-jalan tetaplah mejadi prioritas yang perlu dilakukan.istilah orang modernnya sih sigh seen alias cuci cuci mata sambil bilas bilas dompet.hahahaha.
Dan hari ini saya menyempatkan ke tempat penjualan kaos Makassar bernama “OKKO”.

Saya mengenal tempat ini sebagai tempat penjualan kaos oleh-oleh Makassar dari liputan feature di Koran fajar 3 minggu yang lalu. Bosan memakai kaos dengan motif yang sangat ngedistro atau baju-baju kepanitiaan sewaktu masih kuliah dulu, ragam motif khas Makassar bias menjadi alternative yang agak local dan membuat saya bangga memakainya.
Awalnya nama toko kaos itu bukan OKKO, tapi jual Makassar. Tapi menurut yang empunya usaha jual Makassar kesannya negative dan membuat orang berpikir tempat ini untuk menjual Makassar, jadinya nama tempat ini diubah menjadi OKKO.

Okko dalam bahasa bugis dan Makassar dapat diartikan sebagai gigit atau menggigit dalam makna sebenarnya, sedangkan dalam pergaulan masyarakat Makassar menjadi sebuah istilah yang dipakai untuk cara berbicara warga Makassar yang kadang menambahkan atau mengurangi satu huruf dalam sebuah kata.
Tempat ini mengingatkan saya pada Jogger di Bali atau Dagadu di Yogya. Sebelum Okko ini,dulunya ada juga kaos khas Makassar bernama Bereng-Bereng. Tapi gaungnya tak lagi terdengar.

Toko ini tampaknya melirik segmentasi masyarakat di luar Makassar yang datang ke Makassar dan menginginkan sebuah oleh-oleh khas yang bisa membuatnya teringat bahwa ia pernah ke Makassar. Medium kaos mungkin menjadi pilihan yang paling fleksibel karena bisa dipakai kapan pun diinginkan dan sangat fungsional. Berbeda dengan souvenir serupa gantungan kunci atau barang-barang yang lain yang hanya sesekali dipakai.


Banyak motif yang menjadi pilihan para pembeli. Mulai dari makanan khas dari Makassar berupa coto Makassar, konro, dan pallu basa. Ada juga gambar ramang pemain sepak bola legendaris Makassar dan sultan Hasanuddin. Gambar Pa Raga’, olahraga yang memainkan bola bambu atau takraw khas tradisi Makassar. Ada juga motif tulisan Datu Museng dan Maipa Dea Pati yang bermotif ambigram, pasangan Sehidup Semati dalam sejarah kerajaan Makassar.
Yang lucu juga ada, gambar minyak gosok cap tawon dan gambar tellu roda (becak). Selain itu ada juga gambar pantai losari, ikon Makassar , perahu pinisi, dan pelabuhan Makassar zaman dahulu.

Harganya lumayan mahal sih, Rp. 80.000/potong. Dan yang menjadi catatan bahan kainnya masih tipis. Mungkin ini akan menjadi pertimbangan bagi para pembeli. Biasanya tak masalah mahal asal kualitas bagus. Tapi terserahlah. Di sini saya hanya berbagi kesan. Kalo ingin mengikat kesan, datang sendirilah ke Jl.Lamadukelleng….

Comments

  1. i like the style of the t shirt..i bought 3 when i wanna go home last week to Jakarta and i was so satisfy, the shirt was so comfort and the style was cool..and it's really different if we compare to another kind of t shirt in Makassar..if you come to Makassar and wanna get unique souvenirs don't forget to buy OKKO along with you.

    ReplyDelete
  2. Bagi anda yang bepergian ke Makassar anda dapat memperoleh penganan khas berupa oleh oleh Makassar seperti Baruasa, Kripik Wijen dan Putu Cangkiri.
    Untuk informasi selengkapnya tentang oleh oleh Makassar dapat anda lihat di oleh oleh Makassar , dan sekaligus anda dapat memesannya melalui Panorama Food Memproduksi kue tradisional Bugis Makassar yang diolah dari bahan baku pilihan dengan resep asli tradisional tanpa bahan pengawet. Tersedia dalam kemasan Dos dan Toples, dengan tidak meninggalkan kesan corak budaya Bugis Makassar . Cocok untuk oleh-oleh atau buah tangan buat keluarga dan teman-teman. Hubungi ;(0411) 248 7603 Hp. 085 255 924 999

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar