Skip to main content

Kau Dan Aku Adalah Keping Puzzle Yang Lengkap


Aku mungkin pemimpi, tapi kau selalu mengingatkan bahwa butuh kerja keras untuk menggapainya. Dan karena mu aku berbuat terbaik di titik ku berpijak.

Dirimu mungkin nyeleneh, tapi aku selalu berusaha berada di dekatmu agar hidupmu sedikit tertata rapi. Meski kadang kamu marah dan jengkel di setiap usahaku untuk merapikan segala hal yang ada di sekitarmu.


Aku selalu bertanya, tapi dirimu selalu punya jawaban atas segala tanyaku. Darimu aku banyak belajar tentang pengetahuan dunia.Tentang sejarah pengetahuan dan sebab yang diakibatkannya.

Engkau selalu merendam cucian hingga brhari-hari. Ketika deterjen mengalami disfungsinya sebagai penghilang noda. Dan aku selalu berusaha untuk mengucek baju-baju mu itu. Menghilangkan bau deterjen apek yang melekat di kainnya.


Pesimisme adalah kata yang paling sering kautangkap dari oral dan jejak tulisku. Tapi kau selalu ada untuk membagi rasa optimisme dalam tiap diskusi dan ratusan pesan bahagia entah dalam pesan singkat maupun dalam curhat blog.


Engkau selalu menggampangkan semua hal sampai kadang kamu keteteran mengerjakannya. Aku selalu ada untuk mengingatkanmu agar engkau tak lagi menundanya dan segera menyelesaikannya.


Aku selalu melihat bahagia di luar diriku, tapi sekali lagi kau meyakinkanku bahwa bahagia ada dalam diriku. Dan aku adalah pusat bahagia itu sendiri. Bukan di luar diriku.


Dirimu kadang lupa untuk memotong rambut, tapi sekali lagi aku selalu ada untuk membelai rambutmu dan berbisik “sudah saatnya potong rambut sayang”.


Ketika aku menangis dan bersedih pundakmu selalu ada untukku. Tanganmu akan selalu menhapus air mataku dan mulutmu akan selalu menceritakan hal-hal lucu yang membuatku tertawa.

Ketika kamu terlalu serius hingga dahi berkerut, aku selalu ada menjadi tim pengacau. Mengacaukan semua aktivitas otakmu dank au akan turut tertawa bersamaku.


Aku jatuh hati pada buku dan kau mengajarkanku dan menyemangatiku untuk melahirkan sebuah dan banyak karya. Buku-buku menyatukan kita. Kau membedah dengan rasa yang kau tangkap dan aku pun menuturkan imajiku.Imaji kita bertemu pada sebuah khayalan yang sama. Yang kita cocokkan kala kita berdiskusi di tepi danau.


Aku dan kamu berjarak usia. Tapi pada suatu kala aku menemukan diriku dan dirimu menjadi kanak-kanak yang mendapatkan coklat batang yang lezat. Atau pada kala lain aku menemukan bahwa kita begitu bijak melihat sebuah masalah.


Pernahkah pada suatu masa hatiku dan hatimu adalah sebuah kesatuan yang utuh? Pernahkah pada suatu kala Sayap-sayap imajinerku berpasangan dengan sayap imajinermu? Apakah otak kananku bersebelahan dengan otak kirimu atau sebaliknya?

Apakah jiwaku dan jiwamu lahir dari sebuah satu jiw murni yang tak sengaja terpisah?
Ataukah dirimu dan diriku adalah keping puzzle yang ditak sengaja menjadi manusia?Ataukah aku dulunya adalah kutub utara magnet dan dirimu adalah kutub selatan magnet yang selalu tarik menarik?

Aku tak lagi mampu mencari personifikasi tentang kita. Namun sebuah kalimat bijak mungkin bisa mewakili tentang kita. “Setiap orang memiliki satu sayap. Dan ketika mereka ingin terbang mereka harus berangkulan agar sayap mereka menjadi sepasang”.


Sayapmu dan sayapku adalah sepasang itu. aku dan kamu adalah keping puzzle yng lengkap. Bersamamu aku akan mampu terbang menantang langit, melihat matahari dan tak silau.

Comments

Popular posts from this blog

jurnalistik siaran, pindah kost-kostan, dan "capek deh!"

Akhirnya, kembali bisa menyempatkan diri sejenak ke Teras Imaji. Sedikit berbagi kisah lagi dengan diri sendiri. Sekedar untuk sebuah kisah klasik untuk Saraswati dan Timur Angin kelak. Aku tak pernah menyangka bahwa aku bisa bertahan sampai saat ini.meski tugas kuliah menumpuk. Keharusan untuk pindah pondokan. Kewajiban lain yang belum terselesaikan.Problem hati yang menyakitkan. Serta kontrak yang tersetujui karena takut kehilangan peluang meski tubuh ini harus sudah berhenti. Siang tadi (15 nov 06) seharian ngedit tugas siaran radioku. Tak enak rasanya pada teman-teman, memberatkan mereka. menyita waktu yang seharusnya untuk hal lain. Tak enak hati pada Pak Anchu, penjaga jurusan. yang tertahan hanya menunggu kami menyelesaikan tugas itu. Dengan modal suara fals nan cempreng toh aku pun akhirnya harus sedikit PD untuk membuat tugas itu. Meski hanya menguasai program office di komputer, toh aku harus memaksakan belajar cool-edit (yang kata teman-teman yang udah bisa merupakan sesuatu...

Seketika Ke Sukabumi

twit ekspektasi vs twit realita Setelah kelelahan karena hampir seharian di Mal sehabis nonton Dr.Dolittle pada hari rabu, dengan santai saya mencuitkan kalimat di Twitter "karena udah ke mal hari Rabu. Weekend nanti kita berenang saja di kolam dekat rumah”. Sebuah perencanaan akhir pekan yang sehat dan tidak butuh banyak biaya. Saya sudah membayangkan setelah berenang saya melakukan ritual rebahan depan TV yang menayangkan serial Korea sambil tangan skrol-skrol gawai membaca utasan cerita yang ga ada manfaatnya.  Sebuah perencanaan unfaedah yang menggiurkan. Tiba-tiba Kamis malam suami ngajakin ke Taman Safari liat gajah pas akhir pekan. Mau ngasih liat ke Anna yang udah mulai kegirangan liat binatang-binatang aneka rupa. Terlebih lagi sehari sebelumnya kami menonton film Dr.Dolittle yang bercerita tentang dokter yang bisa memahami bahasa hewan. Sekalian  nginap di hotel berfasilitas kolam air panas. Hmmm. Saya agak malas sih. Membayangkan Taman Safari yan...

tentang buku

"...u can buy many book,but u can't buy a knowledge" 081383118xxx pesan itu sampai ke ponselku beberapa saat setelah aku mengeluh pada seseorang tentang buku "detik-detik menentukan" BJ.Habibie yang tak berhasil aku peroleh dari peluncuran bukunya di hotel clarion hari ini. iya mungkin benar...aku terlalu mengharapkan buku yang ditulis mantan presiden ketiga ini.padahal ku punya begitu banyak buku yang bertumpuk di kamar. Belum pernah aku jamah sedikit pun. aku tak tahu beberapa hari terakhir ini aku begitu jauh dari buku. jauh dari para pengarang-pengarang besar dengan segala masterpiece-nya. akuy begitu malas membaca. malas membuka tiap lembar buku tebal itu dan memplototi huruf-hurufnya yang kecil. "tahu tidak...buku bisa membawa kesuatu tempat tanpa kamu harus bergesr se-inci pun" kata-kata itu selalu keluar jka aku mengeluh sedang malas baca buku... entahlah aku begit malas mengetahui tiap isinya. aku hanya terpesona pada banyak tumpukannya di kam...