Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2009

Kangen Sama Kamu...

Lama sudah aku menyia-nyiakannya. Mulai jarang aku menegok. Memberinya sapa atau berbagi cerita dengannya. Aku berada di titik merenung. Aku hanya diam memandangi stengah rajutanku dan benang yang ada di pangkuanku.... Aku hanya bisa berkontemplasi dengan ini semua. Pikiranku masih belum bisa membuatnya menjadi kata-kata. Aku lelah....aku hanya mampu diam..... Aku hanya bisa memandangnya dan membisikkannya kalimat "Aku kangen kamu"

Hmmm.....

Seperti jalan yang harus ditapaki....tajam, berkerikil, penuh debu Tapi menyenangkan....selalu ada bintang yang menemani Ini adalah hidup

I'm Looking For Someone

Aku mencari seseorang yang bisa membaca fiksi. Yang tidak mengenalku. Yang bisa mengomentari dan mengkritisi karyaku. Aku mencari seseorang yang bisa memodaliku membuat jasa binatu di sekitar kampus. ANDAKAH ORANGNYA??? Silakan kirim email ke terasimaji@yahoo.co.id jika anda adalah salah satu diantara keduanya. (sertakan data diri anda dan juga posisi yang anda minati. tapi dengan catatan ini proyek non profit. kecuali untuk modalin laundry. bisa bikin kontrak)

My 2nd Magic Box

Aku punya kotak ajaib lagi. Isinya masih seperti kotak ajaibku pertama. Kebanyakan diary. Tapi tak ada lagi kertas-kertas ujian dari berbagai mata pelajaran dan surat cinta aneh. Tak ada lagi pasir-pasir atau ilalang kering dalam plastik kecil. Aku seperti menatap diriku di dua kotak itu. Kotak pertama, adalah cerminan aku yang masih culun, penuh dengan mimpi. Belum mampu membedakan realitas dan mimpi. Duniaku tak berujung saat itu. Duniaku penuh dengan mimpi-mimpi besar seorang gadis remaja. Kotak kedua adalah diriku yang berproses menuju kematangan. Tulisan-tulisan dalam diaryku lumyan kritis dengan diksi yang lumayan menyenangkan. Beberapa bercerita tentang kisah cinta yang konyol tapi dihalaman lain juga bercerita tentang cinta yang sejati. Ada sebuah janin yang terkandung dalam kotak itu, tapi aku masih menjaganya dan memeliharanya agar ia bisa lahir menjadi anak yang membanggakan. Aku masih gadis pemimpi sekarang. Tapi kali ini aku telah mampu melihat batas dunia nyata dan imaji.

Scene-Scene Di 72 Jam Terakhirku

Scene pertama (minggu 15 februari 2009) Minggu siang, tak ada kerjaan. Hari ini ada family gathering komunikasi UH, tapi aku beranjak juga dari kamarku untuk bersiap-siap. Aku malas ke acara ngumpul-ngumpul bareng senior, entahlah sense of sosialitaku lagi ngadat. Aku lagi memanjakan tubuhku untuk tidak bertemu dengan pak matahari lama-lama. Tumpukan inputannya k riza pun masih setia menunggu tanganku untuk menjamahnya. Klipingan peta politik dari Koran Kompas untuk Kak Riza akhirnya bisa aku selesaikan. Tapi ternyata ia membutuhkan waktu hampir seluruh siangku untuk itu. Tapi tak apalah, setidaknya satu kerjaan terselesai. Bapak bersuara gabungan bas dan tenor, penagih setia koranku datang hari ini. Datang di saat aku sama sekali tak punya uang sepeser pun. Tapi untungnya Kak Riza mau membayarkannya untukku, karena ia punya kepentingan data dari Koran-koranku. Sore (pukul 16.45) Ettaku menelpon, katanya ia di Panaikang. Seperti biasa saya harus ke sana dan bermalam. Seperti itu ritua

It’s Vals Day

Benda apa yang paling laku beberapa hari terakhir ini? Coklat, bunga (baik asli maupun palsu), ornamen dan hiasan berbentuk hati, dan tentu saja kertas kado. Yah, it’s valentine day. Salah satu hari istimewa di luar perayaan sebuah kepercayaan yang dirayakan di seluruh dunia. 14 februari selalu penuh dengan ikon hati dan berwarna pink dan merah. Mayoritas orang tiba-tiba romantis memberikan kejutan-kejutan kecil kepada orang yang dikasihinya. Aku tak menganggap hari ini begitu istimewa. Tiap hari menurutku adalah hari kasih sayang. Ia tak hanya untuk sekali setahun tapi ia adalah tiap detak napas yang dihirup. Aku juga bukan golongan orang yang membenci valentine. Valentine salah satu hari untuk mengingatkan kita bahwa kasih sayang adalah napas yang membuat bumi berputar, matahari, bulan, dan bintang bersinar. Kasih sayang yang membuat kita bisa bernapas. Kasih sayang yang membuat mahkluk sel satu berevolusi menjadi jagad semesta raya. Kasih sayang tak hanya pada orang yang saling menc

This Is My Starting Point

Well done baby!!!! Kataku dalam hati. Finally I decide to stay cool. Aku menikmati saja semua yang ada. Tak perlu ngotot tapi juga tak pernah lelah mengasah diri. Seperti para broker yang menggunakan metode wait and see, menunggu kapan waktu yang tepat untuk trading, dan terus menganalisa pergerakan pasar. Seperti itulah bertarung dalam hidup. Tidak gegabah, menunggu waktu dan terus mengasah pedang. Beberapa waktu lalu, aku terlalu cemas pada kondisiku. Pada kondisi tak punya kerja dan menjadi anggota KPI (komunitas Pengangguran Indonesia). Tapi pada kenyataannya, hal itu membuatku tak bias focus pada jalan yang akan mengantarkanku pada tujuanku yang utama. Aku kagum pada dua orang perempuan yang tak begitu aku kenal. Menurutku, mereka hebat. Tapi mereka telah menanamnya jauh-jauh hari. “Dan apakah salah jika aku baru menanam sekarang?”fikirku dalam hati. Tak ada kata terlambat. Bahkan di usia 70 tahun pun seorang perempuan tua bias melahirkan seorang anak. 22 tahun masih usia yang beg

Don't Panic

Hidupku lurus-lurus saja...kurasa. tapi ternyata aku dalam kepanikan besar, menurutnya. Aku berada dititik bahwa tak ada kerjaan artinya aku mati. Dan ternyata pola pikir seperti itu haruslah dienyahkan dari sudut fikirku. Kemarin aku wawancara di stasiun tv lokal, grup dari MNC. Aneh juga ceritanya. Lamaran yang kukirim jumat lalu beralamat yang salah. Aku pun bahkan bingung mengapa sampai lamaran itu terkirim ke tempat tujuannya. Aku familiar dengan kru stasiun itu. beberapa bahkan lumayan aku kenal. Serasa de javu. Suasana kantor khas keredaksian sebuah media. Gunakan aturanmu sendiri. Semua santai, bercanda bersama direkturnya dan sangat jauh dari kondisi perkantoran. Aku menilai cara berpakaianku hari ini, hmmmm... hanya aku yang paling rapi di sini. Ia mewawancaraiku, yang sebenarnya lebih kepada memintanya mengetikkan aplikasi untuk fellowshipnya ke luar negeri. pake bahasa inggris dan dengan pengetahuanku sendiri. jujur, aplikasi itu jauh dari grammarnya mas william. ia p

Tak Semua Sempurna

Akhirnya kudapati juga cela yang tak begitu aku sukai dari Edward Cullen. Ia tidak memiliki sense of humor yang begitu tinggi. Padahal aku sangat menyukai pria yang selalu bisa membuatku tersenyum. Tak ada yang benar-benar sempurna. Tapi hari ini aku begitu bahagia menyadari arti kehidupanku. Sejauh ini perjalanan yang kutempuh belumlah begitu jauh, tapi aku cukup bahagia dengan semua ini. hidupku tak juga terlalu monoton dan juga tak begitu tragis. Kisah kehidupanku pun lumayan cukup untuk cerita biografi, kiah percintaanku pun cukuplah untuk laku untuk beribu eksemplar. Aku cukup imajinatif, aku cukup realistis. Aku mampu terbang tinggi dan tak pernah lupa bahwa kaki harus tetap berpijak di bumi.Sejauh ini aku bisa menapaki tangga-tangga mimpiku. Sedikit-sedikit memang, tapi itu adalah tujuan terakhirku dari kehidupan ini..... Meski tak begitu sempurna, tapi aku sangat yakin hidupku begitu HEBAT!!!!

Pilihan

Seperti dulu...ketika aku telah berada di pijakan antara ya dan tidak. suka atau tidak suka. aku akan memilih. dan kali ini pun aku telah menetapkan pilihan.... ini adalah kehendak bebas dan aku pemilik kehendak bebas itu....

Tuhan Mencintaiku Lebih Dari Yang Aku Tahu

Rasanya akhir pekan ini aku masih juga sibuk. Inputan data k riza belum selesai. Berkas untuk singapura belum juga aku kirim. Padahal berkas itu sudah harus terkirim segera. Jika tidak, k yusran terancam tak ke singapura. Hari ini kededikasikan untuk mengirim berkas tersebut. Meski uang di kantongku hanyalah selembar berwarna biru. Aku tak yakin itu cukup untuk mengirm berkas keluar negeri. Padahal informasi yang aku tahu untuk mengirim berkas ke jalarta lewat jasa DHL berkisar 65ribu rupiah. Apatah lagi untuk singapura. Pasti ratusan ribu. Jika keadaannya begini, aku biasanya tak bias mengontrol diri. Mengkambinghitamkan segala sesuatu. Dan melipat wajahku dalam raut kesal. Masih dan selalu k yusran menjadi tong samapah untuk kekesalanku. Dan kali ini dia tak bias menghindar. Aku hanya menjawab sekenanya jika menerima teleponnya. “jika lebih dari 100ribu, dwi nda kirim. Uang yang dwi pegang Cuma 100 ribu” kataku kesal. “usahakan beras itu dikirim. Ini masa depanku. Nanti kalo tidak c

Melankolis

12 jamku (lebih) aku habiskan dalam kekosongan hati. Tak juga bahagia tak juga sedih. Ada semacam jelaga yang menggelantung yang tak mampu aku identifikasi dengan hati. Pagiku kuawali dengan setumpuk beban yang tak kasat mata yang menghimpit dadaku. Pertama, breaking dawn belum selesai (aku masih larut dalam suasana mencintai edward) Kedua, aku belum ambil ijazah Ketiga, OJT lagi. Dari jam 9 pagi hingga 5 sore (seolah-olah bekerja, padahal ga jelas apa) . Keempat, setengah hatiku malas untuk OJT. Aku masih bergelung dibawah selimut hangatku, membaca breaking dawn yang tak bisa habis gara-gara semalam harus menemani Kak Riza dkk shooting buat video simulasi pemilu, ketika k riza mengetuk pintuku dengan sangat kencang. Menodongku dengan berbagai pertanyaan yang belum bisa aku jelaskan (karena aku juga tidak tahu apa jawabannya). Aku pun tersadar untuk segera beranjak, meninggalkan edward di tempat tidur meski gairahku masih ingin bersamanya. Malas rasa ikut OJT. Tapi, kalo ini sele