Skip to main content

Di Lamuru Kita Berkumpul Lagi…

Weekend ini adalah weekend yang benar-benar menyita banyak waktuku. Dua pesta perkawinan harus aku datangi. Dua-duanya penting, dua-duanya adalah teman. Dua-duanya memilih tanggal dan waktu pesta yang sama.

Tapi terkadang kita harus bijak dalam segala bahkan hal yang seperti ini. Terlihat sepele memang tapi dua-duanya harus bisa jalan. Dan akhirnya aku tiba dikeputusan yang paling bijak yang aku pikirkan. Pernikahan pertama aku datangi saat malam mappaci, pernikahan kedua pada saat resepsinya.

Dan keputusan ini begitu bijak dalam pandanganku. Aku akhirnya bisa berkumpul dengan teman-teman kosmik ( K riza, K harwan, K patang, krahe, k maman, K jun, kyuda, k Aidil dan Arya). Juga Ema dan Were.Serta bersua dengan anak-anak UKPM. Begitu menyenangkan rasanya bisa kembali ke dunia yang pernah membuatmu merasa nyaman. Namun tak berarti duniaku sekarang tidak begitu nyaman.

Duniaku saat ini begitu menyenangkan. Ada lesson baru yang aku pelajari. Lingkungan baru dan dunia baru yang mengajarkan melihat dunia dengan cara baru. Aku bahagia bisa merasakan dunia-dunia itu.

Tak hanya itu, di Lamuru aku pun bertemu dengan salah satu guru SMA-ku. Long time no See, begitu banyak hal yang berubah. Begitu banyak halaman yang tak kita lalui bersama, dan kemarin halaman-halaman berbeda itu telah menyatu. Membuat kita berada di satu halaman yang sama dan cerita yang sama.

Senang rasanya bisa merasakan hawa kosmik lagi. Atmosfir bercanda dan kekerabatan yang begitu kental. Meski tak begitu lama. Meski hanya beberapa jam. Meski hanya ditemani wafer Tango, kacang goring, kue lapis legit milik Kevin, ubi goreng, the yang terlambat dibuat, nasi, ikan masak, sayur kacang ijo, dan perkedel mairo, tapi semuanya begitu indah.

Kapan-kapan datang lagi ya…tapi bilang-bilang dulu supaya pesanan fanta susu, es kelapa muda bisa dibuatkan…

Comments

Popular posts from this blog

The Intimate Lover

sumber foto : www.amazon.com Apa yang akan kamu lakukan jika bertemu Mr. Rightman sesaat sebelum kamu menikah? Ms. Girl, perempuan yang telah bertunangan bertemu dengan Mr. Boy disuatu hari di dalam lift. Hanya mereka berdua di dalam lift yang meluncur turun dari lantai 20. "Jika tidak ada orang yang bersama kita dilift ini hingga lantai dasar, maka aku akan mentraktirmu minum"kata pria itu. Sayang, sang wanita memilih menginterupsi lift tersebut. Berhenti satu lantai sebelum lantai tujuan mereka dan memilih pergi. Tapi gerak bumi mendekatkan mereka. Tak berselang waktu mereka kembalib bertemu dan saling bercakap. Tak bertukar nama, memilih menjadi orang asing bagi masing-masing. Bertemu, berkenalan, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan bersama. Menyerahkan pada semesta kapan mereka hendak berpisah. Namun, ketika semesta mengharuskan mereka berpisah, dua orang tersebut telah saling jatuh cinta. Seberapa pun mereka berusaha berpisah, hati mereka tetap saling ...

Review #1 Trilogi Jendela-Jendela, Pintu, dan Atap

Akhirnya saya menamatkan trilogi Jendela, Pintu, dan Atap karya Fira Basuki. Membaca buku ini terbilang cukup telat mengingat buku ini ditulis pada tahun 2001 dan sudah mengalami 10 kali cetak ulang.  Untuk pertama, saya ingin mereview buku Jendela-Jendela.Review berikutnya akan ditulis terpisah. Nah, sebelumnya saya bukanlah pembaca Fira Basuki. Sejauh ini saya hanya membaca buku Astral Astria dan Biru karyanya. Dua buku yang ditulis kemudian setelah menuliskan trilogi ini.  Jendela-jendela bercerita tentang seorang perempuan bernama June yang mengalami cukup banyak perubahan dalam hidupnya. Mulai dari kuliah di Amerika, menjadi editor majalah Cantik di Indonesia, kemudian menikah dan pindah ke Singapura. Menepati rumah susun sederhana dan menjadi ibu rumah tangga. Ceritanya mirip-mirip hidup saya pas bagian ibu rumah tangga. Hahaha.  Transisi hidup yang cukup glamor saat kuliah di Amerika dengan tanggungan orang tua serta limpahan hadiah mahal dari pacarnya ke kehidupan...

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan ...