Skip to main content

Mochi Es Krim ( More Less)


Beberapa hari belakangan ini saya tiba-tiba rajin bikin kue. Mungkim pengaruh dua kali coba bikin kue dan berhasil. Aura positif dari keberhasilan membuat kue jadi penyemangat membuat kue yang lain. 

Beberapa waktu lalu secara ga sengaja saya menemukan resep mochi es krim. Kue mochi adalah salah satu kue favorit saya. Kalo ke mall dan tiba-tiba ketemu gerainya suka beli setengah lusin sekadar untuk memuaskan lidah untuk rasanya yang ngangenin. 
Sayangnya, di Bogor gerai-gerai mochi favoritku nda ada di mall-mall yang sering saya kunjungi. Jadinya kadang gigit jari kalo pengen mochi. Ada sih di Botani, cuma mochinya es krim dan harganya cukup mahal per satuannya. 

Kembali ke resep yang saya baca tadi, saya kemudian menilai resep tersebut cukup gampang dibuat. Lagian saya belum pernah mencoba makan mochi es krim, jadi tak ada salahnya mencoba. Here's the Recipe. 

Resep Mochi ice cream

Bahan :
Tepung beras ketan 50 gram
Tepung meizena secukupnya
Vanili 2 sendok teh
Gula pasir 100 gram
Ice cream 150-200 gram, rasa sesuai selera
Air 100 ml
Pewarna untuk makanan sesuai selera

Cara membuat:

-Siapkan wadah dan campur gula, tepung beras ketan, dan vanili
-Tuangkan air sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis
-Masak adonan sampai kenyal dengan api sedang
-Tambahkan pewarna agar lebih menarik
-Siapkan nampan dan taburi dengan tepung meizena agar tidak lengket
-Angkat adonan dan tuangkan pada nampan
-Tunggu sampai dingin dan buatlah menjadi bulatan kecil-kecil.
-Isilah kue mochi tersebut dengan ice cream
-Masukan kue mochi isi ice cream di dalam freezer kurang lebih 1 jam

Gampang kan? Saya pun mencobanya. Semua berjalan lancar hingga proses memasukkan es krim ke kulit mochi. Butuh teknik dan keahlian yang mumpuni. Kalo kulitnya masih panas es krimnya meleleh. Kulitnya nda boleh terlalu tebal. Nutupin kulitnya pun harus cekatan dan penuh kehati-hatian. 

Fuiihhh!!! Berhasil juga saya menyelesaikan empat buah adonan yang sangat ingin menjadi mochi es krim. Meski bentuknya ga banget deh. Hahaha. Rasanya sih lumayan enak meski kulitnya ketebalan dan es krimnya sedikit. Tapi kalo kelamaan di freezer si kulit mochi akan menjadi keras dan tidak enak. 

Pelajaran yang bisa dipetik adalah kalo mau bikin mochi mungkin ada baiknya saya belajar bikin mochi biasa dulu. Ga langsung loncat ke mochi es krim. Hahaha

Bogor, 30 Nopember 2015

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar