Skip to main content

Athens dan Kenangan Yang Kan Kukenang


College Green (sumber foto  di sini )
Tak cukup setahun, 9 bulan tepatnya saya menghirup udara di kota kecil Athens. Melihat daun maple menjadi merah dan berguguran. Menyaksikan salju menyulap semesta menjadi putih. Terkesima dengan rumput-rumput yang mejadi hijau, pompom dandelion yang tertiup angin, serta bunga-bunga bermekaran saat semi. Tiga musim yang tak pernah saya rasakan di kampung halaman membuat saya kagum terhadap kota kecil ini.

Saya masuk pada kategori orang-orang yang begitu kagum dengan luar negeri. Ini pertama kalinya saya ke luar negeri, perjalanan ini membuka mata saya terhadap dunia di luar Indonesia. Saya menemukan hal-hal yang berbeda. Membuka pandangan bahwa saya terhadap sterotype yang saya bangun tentang luar negeri. Tak melulu baik dan membuat saya selalu rindu akan rumah.  Sembilan bulan saya merindukan rumah di tanah Athens, ketika telah menuju pulang saya mulai merindukan Athens. Dan rindu menyita tiap detik saya. Membuat saya sibuk memandangi langit dan tanpa sempat memperhatikan bunga-bunga rumput bermekaran di tepi kaki.
Court Street (Sumber foto di sini )

Saya yakin rindu kelak akan menyapa diam-diam. Selagi masih di Athens, saya mulai melist hal-hal yang kurindukan. Agar saat ini saya berpikir, saya masih berjarak cukup dekat dengan kota ini. Sembilan bulan mungkin waktu yang singkat dan saya tidak cukup bernteraksi dengan banyak orang, tapi sembilan bulan itu sudah cukup membuat saya mampu membuat list panjang tentang kota ini.
Baker Center ( Foto : Yusran Darmawan)

Saya akan merindukan perpustakaan dan storytime yang begitu menyenangkan di Athens Library. Pemandangan dari Court Street, lalu lalang orang-orang, toko-toko, serta restoran yang berjajar. Saya selalu menikmati berjalan di sepanjang jalannya.     Saya akan merindukan college green dan green statuenya. Tempatku bermain bersama Ara. Sekedar jalan-jalan ato bermain gelembung. Orang-orang yang datang menyapa Ara dan berkata "so cute". Saya akan merindukan Gordy Hall. Tempatku belajar bahasa inggris. Merindukan teman-teman kelasku serta para pengajarnya. Saya akan merindukan baker center, tempat tujuanku ketika bosan di rumah dan sebelum ke Court Street.

Kartu pos untuk diriku (Foto :Yusran Darmawan)

Saya akan merindukan kawan-kawan yang begitu baik. Yang selalu menolong serta selalu memberi Ara kado. Orang-orang yang tidak saya kenal tapi begitu baik pada anak saya. Membukakan pintu saat saya kesusahan mendorong stroller atau memberikan balon gratis pada Ara. Hal-hal sederhana itu yang membekas begitu dalam di hati. Meninggalkan torehan yang takkan mudah terlupakan.
Foto  : Dok.Pribadi

Saya mulai merindukan Athens dan semua yang ada di dalamnya. Saya belajar mengucapkan selamat tinggal. Kubeli satu kartu pos bergambar marching band OU. Kukirim untukku sendiri. Dengan pesan yang cukup sentimentil. Saya tak pernah tahu apakah kartu pos itu akan sampai ke tanganku. Kutulis doa untuk diri sendiri.
Foto : Dokumen Pribadi

Kubeli sebuah gelang wishes. Gelang yang dipakai dengan mengucapkan sebuah permohonan. Kelak ketika gelang itu putus maka permohonanku terkabul. Kubisikkan pelan doa untukku. Doa yang sama yang kutulis di kartu pos itu. (*)


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Memilih Majalah Anak Untuk Buah Hati

Menanamkan hobby membaca pada anak perlu dilakukan sejak dini. Kebiasaan membaca haruslah dimulai dari orang tua. Memberi akses pada buku-buku bacaannya salah satu langkah penting. Namun, membacakan cerita dan mendapatkan perhatian anak-anak merupakan tantangan tersendiri.  Ara dan Buku Bacaannya Saya mengalaminya sendiri. Ara (3 tahun) cukup gampang untuk bosan. Memintanya fokus mendengarkan kala saya membacakannya buku cukup susah. Pada waktu-waktu tertentu ketika dia menemukan buku yang menarik perhatiannya, dia dengan sukarela memintaku mengulangnya berkali-kali. Namun, ketika saya membacakannya buku yang tidak menarik minatnya, dia memilih bermain atau sibuk bercerita sampai saya berhenti membaca. Untuk menarik minatnya akan buku, setiap kali ke toko buku saya membiarkannya memilih buku apa yang ingin dia beli. Kebanyakan pilihannya ada buku cerita dengan karakter favoritnya, Hello Kitty. Untuk buku anak- anak pilihanku, syaratnya adalah ceritanya pendek, kalimatnya mudah ia paham

Tentang Etta

Aku mungkin terlalu sering bercerita tentang ibu. Ketika ia masih hidup hingga ia telah pulang ke tanah kembali aku selalu mampu menceritakannya dengan fasih. Ia mungkin bahasa terindah yang Tuhan titipkan dalam wujud pada tiap manusia. Tapi izinkan kali ini aku bercerita tentang bapak. Pria terdekat yang selalu ada mengisi tiap halaman buku hidupku.Pria yang akrab kusapa dengan panggilan Etta, panggilan ayah pada adat bugis bangsawan. Kami tak begitu dekat. Mungkin karena perbedaan jenis kelamin sehingga kami taklah sedekat seperti hubungan ibu dangan anak perempuannya. Mungkin juga karena ia mendidikku layaknya didikan keluarga bugis kuno yang membuat jarak antara Bapak dan anaknya. Bapak selalu mengambil peran sebagai kepala keluarga. Pemegang keputusan tertinggi dalam keluarga. Berperan mencari nafkah untuk keluarga. Meski Mama dan Ettaku PNS guru, tapi mereka tetap bertani. Menggarap sawah, menanam padi, dan berkebun. Mungkin karena mereka dibesarkan dengan budaya bertani dan

Misteri Sepatu Menggantung di Kabel Listrik

Sumber : Athens News Sepasang sepatu menggantung lunglai di tiang listrik. kabel listrik tempatnya bergantung kokoh tak ingin melepaskan sepatu itu menghujam bumi. Pertama kali tiba di Athens, saya cukup heran dengan sepatu-sepatu yang tergantung di kabel-kabel listrik itu. Kutanya ke seorang teman bule tapi ia tak memberi jawaban yang memuaskan. Kupikir sepatu-sepatu itu dilempar begitu saja karena sudah dirusak atau tidak dipakai. Atau asumsiku yang lain adalah sepatu itu milih olahragawan yang berhenti dari profesi dan memilh menggantung sepatu. seperti pemain sepakbola. Tapi sepertinya asumsi olahragawan itu tidak benar, karena sepatu-sepatu yang menggantung di tiang listrik cukup mudah ditemukan. Jalan-jalanlah di seputaran Athens dan kau akan mendapati sepatu-sepatu menggantung di tiang listrik.  Uniknya sepatu yang digantung itu hanyalah sepatu-sepatu kets. Fenomena ini disebut Shoefiti dan terjadi diberbagai tempat di Amerika. Nyatanya bukan hanya saya saja yang penasar